Mohon tunggu...
Dokter Jiwa
Dokter Jiwa Mohon Tunggu... -

Dokter ngaku ngaku doang saja.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Selamat, Anies Baswedan Gubernur DKI Jakarta 2017-2022

17 Februari 2017   14:33 Diperbarui: 17 Februari 2017   17:07 4951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Hasil squick count dan real count KPU DKI Jakarta sudah keluar, dan diliat dari keadaannya, sudah tidak perlu diperdebatkan lagi, kalau pasangan Anies Baswedan dan Sandiago Uno SUDAH keluar sebagai pemenang, dan akan dilantik sebagai pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk periode 2017-2022 pada bulan Oktober 2017 nanti. Hasil mungkin bakal beda sedikit antara quick count dan real count KPU DKI, dan putaran dua memang belum dilaksanakan, tapi hasilnya sudah terlihat terlalu jelas dan sepertinya pendukung Ahok sudah harus mulai menerima kenyataan pahit ini (kalo Ahok nya sih keliatan sante sante aja dia, toh juga uda ga bisa apa apa dibonyokkin terus kanan kiri).

Kenapa sampai Ahok bisa sampai kalah? Alasan sih bisa deh banyak. Tapi hanya ada 1 hal yang paling pasti dan yang paling mematikan yang membuat Ahok sampai kalah dan tidak bisa lanjut lagi sebagai gubernur untuk periode selanjutnya: 

Pendukung Ahok terlalu menganggap remeh banyak hal, sampai bahkan ke hal yang paling simple yaitu teknis pencoblosan pemilu. 

Banyak sekali pendukung Ahok (lebih dari 75%) yang menganggap Ahok pasti menang 1 putaran, berpikir tinggal dateng ke TPS terdekat, bawa eKTP, lalu nyoblos, sebelum jam 13:00. Tidak ada satu pun yang percaya kalau tidak ada C6 harapan untuk mencoblos sudah dibawah 10%, apalagi kalau datangnya telat, salah TPS pula. Bahkan dari pendukung pendukung Ahok yang percaya kalau Ahok bakal menang 1 putaran ini dengan remeh menganggap walau mereka golput pun, Ahok bakal tetap menang 1 putaran.

Begitu hari H nya, pendukung Ahok banyak yang bingung "kok bawa eKTP saja gak cukup?", "lho, kok saya dateng jem 13 uda gak boleh nyoblos?", "lho kok TPS saya bukan disini", dan bahkan ada yang dateng jem 3 sore barus nyoblos soalnya pikirnya TPS tutup jem 3. Ada juga yang bengong. Ada juga yang marah marah salahin KPPS setempat, dsb, tapi ya apa daya, palingan sama petugas KPPS dibilang surat suara habis. Selesai urusan. 

Setelah kejadian ini pendukung Ahok bukannya melek mata dan menjadikan ini pelajaran pahit, bukannya lebih aktif, bukannya lebih menggerakkan motor untuk jemput bola dan bantu urusan C6, malah lupa, dan pesta sana sini. Bilangnya Ahok suara terbanyak putaran 1 hore (padahal cuma beda tipis)., sementara C6 nya terus diambili oleh pihak pihak yang tidak bertanggung jawab, dimusnahkan, bahkan dibagikan ke orang orang gak jelas untuk nyoblos seperti di kejadian TPS Johar Baru.

Kasarnya pendukung Ahok itu seperti orang gali lubang dengan tenaga sendiri, setelah itu minta orang laen untuk mendorong mereka masuk ke lobang yang mereka gali sendiri. Begitu sudah masuk lobang, baru tereak tereak di curangin, dan juga ada yang sudah masuk lobang malah ketawa cekikikan.

Ya sudahlah, sudah terjadi, hasil sudah keluar, ya mau diapain lagi kecuali dengan ksatria seperti Agus menerima kekalahan dan mengucapkan selamat kepada Anies yang telah memenangi pilkada DKI 2017. Semoga kekalahan Ahok kali ini cukup bisa menjadi cambuk pecut sakit yang bisa menyadarkan pendukung Ahok untuk tidak meremehkan apapun dan lebih aktif lain kali kalo ada orang yang berprestasi seperti Ahok, walau kayaknya sih sudah gak bakal ada lagi, hehehehe. 

Lagipula pendukung Ahok tidak perlu kecewa kecewa banget. Anies kalau menepati janjinya, kan banyak positifnya juga toh? Perlu contoh? Misal nih, buat orang orang yang dukung Ahok tapi datang dari golongan yang kurang mampu (ngaku ngaku kurang mampu juga gampang kan?), bisa dapet rumah, tidak perlu nyicil selama 6 bulan lho, bahkan liat dari programnya tidak dibatasi 1 keluarga bisa punya berapa rumah. Enak kan, bahkan nyicilnya bisa sampai 30 tahun walaupun tar si Anies dan Unonya sudah tidak menjabat lagi. Terus kalau misal pada tidak mau rumah tanpa depe, masih ada pilihan lain kan? Contohnya tinggal matok tanah di pinggir sungai atau di waduk, abis itu urug tanah di sungai/waduknya. Yaaa sungai/waduknya bakal mengecil dan banjir, tapi ya sudahlah.....daripada ga ada rumah kan? Lagian banjir juga enak, ga usah ngantor, ga usah kerja, libur, usaha narik perahu jadi berjaya. Dan tentunya masih banyak keuntungan lainnya dengan asumsi Anies menepati janjinya, misalnya DPRD jadi ga ribut ribut lagi dan kita juga tidak perlu bayar pajak lagi, toh duitnya bakal diambil sama DPRD kan? Nah jadi semua happy. Anies happy bisa jalanin teori teori dia yang luar biasa, kita bisa matok tanah sembarangan, banyak libur banjir, dst, dan DPRD juga happy bisa makan lobster lagi.

Lah kalau Anies tidak menepati janjinya gimana? Ya palingan balik ke jaman Foke kan? Urus KTP, KK, dsb gampang, tinggal kasih duit dikit lah, ga abis waktu langsung jadi. Win-win solution juga kan buat pendukung Ahok? Liat sisi positif dan optimis aja, dunia belon berakhir Anies jadi gubernur, sejelek jeleknya Jakarta balik jadi kumuh. Apalagi pendukung Ahok yang beragama Islam. Kalau kerja ga bener (nyolong, nyatut dsb), kalo dipecat tinggal kumpulin temen temen yang agamanya Islam juga demo aja, apalagi kalo yang disitu pemimpin perusahaannya kafir, tinggal tutup deh itu perusahaan. Anies bakal dukung, tenang, FPI aja didukung, apalagi Anda yang dizholimi:).

Nah uda liat kan? Anies banyak segi positif nya juga. Pendukung Ahok juga mungkin memang tepatnya sebenernya dapet gubernur kayak Anies.  Pendukung Ahok kan maunya dapet yang terbaik dengan usaha minim sambil tutup mata dan tutup kuping kan? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun