Mohon tunggu...
Daniella Jaladara
Daniella Jaladara Mohon Tunggu... -

aku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sekolah Gratis di LPI Dompet Dhuafa - Yang Pintar Yang Beruntung

16 November 2011   07:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:36 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

http://www.youtube.com/watch?v=YSeoAxzggQc

Selasa sore yang cerah (1/11) saya bersama Ustaz Ahmad Fauzi Qasim, GM baru Dompet Dhuafa Hong Kong berkesempatan bersilaturahmi mengunjungi Lembaga Pengembangan Insani yang merupakan jejaring Dompet Dhuafa, berlokasi di Parung, Bogor. LPI adalah lembaga yang berdiri sejak 2004 dan berkhidmat pada peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pemberdayaan dana zakat, infak, sodakoh dan wakaf (ZISWAF) dalam bidang pendidikan. Dan sampai tahun 2011 telah tercatat sebanyak 11.703 orang penerima manfaatnya.

[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Papan nama"][/caption]

LPI memiliki visi menjadi lembaga terbaik dan terdepan dalam pengembangan masyarakat marginal melalui model pendidikan berkualitas. Tak heran jika anak-anak didiknya adalah mereka yang berprestasi dan mampu berkompetisi di kancah pendidikan nasional bahkan internasional. Saat melihat-lihat suasana LPI, saya dibuat terkagum-kagum dengan begitu banyaknya penghargaan berupa piala-piala yang berderet rapi dan disimpan di dalam sebuah lemari besar yang diletakkan di lorong koridor. Tak hanya itu, dinding-dinding sekolah juga dipenuhi dengan seabrek papan prestasi lain, serta ucapan selamat kepada mereka yang mengukir prestasi. Apresiasi itu bukan hanya untuk muridnya, akan tetapi guru-guru pendidiknya juga mendapatkan apresiasi yang sama. Bahkan tertempel pula bagan-bagan prestasi dari tahun ke tahun dari para murid dan gurunya. Sungguh sebuah cara memotivasi yang jitu untuk merangsang siapa pun untuk berkarya dan berprestasi.

Selain majalah dinding yang memuat tulisan dan karya siswa-siswi tampak pula majalah dinding yang menghiasi koridor bersama papan-papan informasi penting seputar dunia pendidikan. Kebetulan saat kami berkunjung, LPI tengah kedatangan beberapa volunteer dari Korea Selatan. Spanduk ucapan selamat datang dalam bahasa Korea dan bahasa Inggris terpampang besar di halaman sekolah. Sayangnya, kami tak sempat berjumpa atau sekadar berfoto bersama dengan mereka, karena menurut keterangan Kang Asep Syafa’at yang merupakan Manager dari Makmal Pendidikan LPI, para volunteer ini sedang mengadakan kunjungan ke Kebun Raya Bogor.

[caption id="" align="aligncenter" width="501" caption="menyambut tamu dari Korea"][/caption] Saya merasa salut dengan sistem dan manajemen pendidikan yang ada di LPI dan berharap suatu saat saya diberi kesempatan untuk menimba ilmu di sini. Bagaimana tidak, pemerintah Indonesia yang mengalokasikan dana pendidikan sebesar 20% dari APBN saja, belum mampu menciptakan dunia pendidikan yang kondusif. Masih banyak sekolah berada dalam kondisi tak layak pakai bahkan ambruk. Masih banyak tunas bangsa yang tak bisa menimba ilmu di sekolah karena mahalnya biaya pendidikan yang sudah menjadi rahasia umum. Dunia pendidikan didesain menjadi lahan kapitalis untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya. Kualitas pendidikan dan pengajaran pun diabaikan. Masyarakat mengukur kualitas sebuah lembaga pendidikan dengan berapa mahal dan berapa banyak uang yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan pendidikan itu.

Berbeda dengan LPI. LPI adalah sebuah lembaga independen yang menjamin mutu pendidikan, dan siapa pun yang menimba ilmu di sini tak perlu merogoh saku sepeser pun. Semua gratis. Bahkan LPI menyediakan asrama yang higienis. Benar-benar bersih dari segala tagihan, pungutan liar, pajak dan sejenisnya. Coba pemerintah bisa berkaca dari “langkah kecil” yang sudah dimulai oleh LPI-Dompet Dhuafa ini. Sebuah role model pendidikan yang tak hanya sukses mengentaskan kebodohan, kemiskinan, tapi juga sukses mengentaskan kesenjangan sosial dan korupsi di masyarakat.

[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="semua ada di sini"][/caption]

Seperti yang saya kutip dari website LPI-DD yang beralamat di www.lpi-dd.net, LPI memiliki tiga program utama, yakni:

  1. Makmal Pendidikan, yaitu program pelatihan dan pendampingan sekolah
  2. SMART Ekselensia Indonesia, adalah sekolah menengah (SMP-SMA) berasrama, bebas biaya, dan akseleratif
  3. Beastudi Etos, beasiswa dilengkapi kurikulum pembinaan untuk mahasiswa

Selain ketiga program di atas, LPI-DD memiliki dua pengembangan program, yaitu:

  1. Sekolah Guru Ekselensia Indonesia (SGEI), adalah sekolah guru nonformal yang fokus pada peningkatan kapasitas SDM guru
  2. School Social Responsibility (SSR), adalah sinergi sekolah dan elemen masyarakat dengan LPI-DD dalam bentuk penggalangan kontribusi (materi dan nonmateri) untuk mewujudkan Sekolah Desa Produktif sebagai pusat revitalisasi desa

Bagi kawan-kawan buruh migran, khususnya yang ada di Hong Kong, Macau dan Taiwan, apabila memiliki buah hati berprestasi (selama sekolah masuk ranking 1-5) yang sudah lulus SD atau sederajat tetapi memiliki kendala biaya untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, maka SMART Ekselensia ini adalah sekolah SMP-SMA berasrama yang berkualitas dan bebas biaya yang bisa menjadi mitra kawan-kawan dalam mendidik buah hatinya. LPI akan mengadakan seleksi dengan memperhatikan beberapa kriteria. Insya Allah, yang pintar pasti yang beruntung!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun