Mohon tunggu...
Jainal Abidin
Jainal Abidin Mohon Tunggu... Wiraswasta - jay9pu@yahoo.com

Wiraswasta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

1 Abad, Golden Age NU

7 Februari 2023   07:15 Diperbarui: 7 Februari 2023   07:22 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peran besar NU sudah tampak bukan pada saat setelah kemerdekaan tapi justru saat sebelum itu. Sejarah mencatat telah banyak tokoh yang lahir dari organisasi ini yang mengambil peran besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Jika mau buktinya, lihatlah bagaimana eksistensi pesantren dari masa ke masa. Masa sebelum ada nama Indonesia bahkan setelah Indonesia telah berdiri sampai sekarang masih terus eksis.

Tanpa mengubah ciri khas pesantren itu sendiri di tengah masyarakat global, nyatanya pesantren terus mampu mengambil peran dalam mendidik generasi mudanya. Generasi yang pada masa sekarang mulai menempati ruang kepemimpinan baik lokal maupun nasional.

Satu misal pendidikan di Pondok Pesantren Mojosari, Nganjuk yang sudah berusia 313 tahun. Artinya pendidikan model di pondok ini tentu sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka.

Dari sini kita dapat melihat bahwa pesantren tentu telah banyak melahirkan tokoh pemikiran pembaruan. Ada beberapa tokoh dari pesantren yang terlibat aktif dalam membidani lahirnya kemerdekaaan.

Nama KH Abdul Wahid Hasyim tercatat dengan jelas sebagai salah satu anggota BPUPKI dan juga PPKI. Ada juga nama KH Masykur yang merupakan anggota BPUPKI sekaligus berperan serta dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara.

Selain itu ada KH Zainul Arifin berjasa dalam pembentukan pasukan semi militer Hizbullah dan pernah menjadi perdana menteri. Pernah juga menjadi anggota Komisi Nasional Indonesia Pusat.

KH Idham Chalid pernah tercatat sebagai wakil perdana menteri pada kabinet Ali Sastroamidjojo II dan Kabinet Djuanda. Pernah juga menjabat sebagai ketua MPR dan DPR pada masa-masa awal.

KH Syam'un adalah anggota PETA yang merupakan cikal bakal dari pasukan TNI. Debut pertama beliau berawal tahun 1944 menjabat Komandan Batalion PETA berpangkat mayor, memimpin 567-600 orang pasukan.

Sejak 5 Oktober 1945, beliau juga dipercaya menjadi kolonel TKR, Komandan Divisi l TKR dengan memimpin 10.000 orang pasukan. Setelah itu di tahun 1948, pangkat beliau diangkat menjadi brigadir jenderal dan dipercaya memimpin perang gerilya di daerah Banten.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun