Mohon tunggu...
Jaka Sandara
Jaka Sandara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas || Digital Marketing || Publishing || Edittor ||

Suka Nulis | Baca | Ngedit | Photoshop | Jurnalistik | Otak-Atik Komputer | Musik | Publishing | Internet Marketing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Legenda Sanggadiraja

9 November 2021   10:20 Diperbarui: 10 November 2021   20:20 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ilustrasi, Sumber: Pixabay

"empat helai kain kebesaran Raja sebenarnya sudah kami jaga dengan sangat baik, namun setiba kami  di Limpur Selatan, kami ditahan oleh Raja Limpur Selatan dan mengambil kain kebesaran Adipati tersebut, dengan maksud Raja Limpur Selatan nantinya yang akan mengantarkan ke Negeri Sangga". Ucap Dubalangnya dengan wajah yang Gugup.

Benar saja, mendengar cerita tersebut  Sanggaraja sangat marah besar, dan marahnya langsung memuncak. Tak pernah ia semarah itu, ia merasa diremehkan oleh Raja Limpur Selatan yang mempermainkan Kain Kebesarannya. Langsung saja ia mengangkat kerisnya dan berkata dengan nada yang begitu keras serta wajah yang begitu merah membuat orang disekelilingnya tertunduk tak karuan, begitulah marahnya Sanggaraja

"Kalau terlihat Jantung Pisang menghadap ke Arah Limpur Selatan akan aku tebas batangnya, dan jika aku dengar ayam berkokok menghadap Limpur Selatan akan aku pancung hidup-hidup". Ucap Sanggaraja saking marahnya telah memuncak, bahkan seekor ayam pun berkokok ke Arah Limpur Selatan akan ia pancung lehernya.

Tidak perlu berlama-lama, Sanggaraja mengumumkan Ancaman untuk perang dengan Limpur Selatan. Jika tidak ada balasan dari Limpur Selatan, maka Sanggaraja akan menuju Limpur Selatan dan menghancurkan kerajaan Limpur Selatan.

Mendengar kabar tersebut, Raja Limpur Selatan tertantang dan merasa diremehkan pula oleh Sanggaraja yang kekuasaannya baru sekecil ibu Jari. Merasa lebih besar sebagai Raja, Raja Limpur Selatan mengutuskan jenang yang 40 untuk berangkat ke Negeri Sangga.

"Wahai, Dubalangku..  Pergilah ke Negeri Sangga dengan senjata yang kita miliki. Tangkap Sanggaraja dalam keadaam Mati atau Hidup, setidaknya bawa kepalannya menuju Limpur Selatan, karena kita ini adalah kerajaan yang besar dan tidak bisa diremehkan". Ucap Raja Limpur Selatan kepada utusan perangnya.

Para utusan Raja Limpur Selatan pun berangkat ke Negeri Sangga dengan persenjataan yang lengkap berharap Sanggaraja dapat ditangkap dan dibawa ke Raja Limpur Selatan. Sesampai di Negeri Sangga saat mengadakan penangkapan oleh para utusan Raja Limpur Selatan, dengan kesaktiannya Sanggaraja berkelahi dengan seorang Diri ditemani dengan kerisnya hingga semua utusan Raja Limpur Selatan disapu bersih oleh Sanggaraja, dan sebagian mereka ada yang tewas dan tidak sedikit yang terluka.

Utusan yang terluka berhasil kembali ke Limpur Selatan dan memberitahukan Raja bahwa kesaktian Sanggaraja sangat luar biasa, sehingga banyak dari mereka yang tewas dalam aksi penangkapan tersebut.

Raja Limpur Selatan tidak mengalah begitu saja, masih banyak pasukan hebat yang ia miliki, hingga untuk serangan yang kedua ia mengutus lagi jenang yang 40 dari Limpur Selatan Sembilan Lurah, ini adalah dubalang terbaiknya dan besar kemungkinan Sanggaraja dapat ditangkap oleh utusannya.

Namun anehnya, utusan terbaik dan ternama dari Limpur Selatan Sembilan Lurah saat melakukan aksi penangkapan Sanggaraja, semuanya hilang tanpa kabar berita lagi semuanya terkubur di Negeri Sangga, betapa Saktinya Sanggaraja dan Kerisnya. Tidak ada yang mampu menangkapnya mengalahkan kekuatannya apalagi menangkapnya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun