Mohon tunggu...
Jaka Komara
Jaka Komara Mohon Tunggu... Guru - Wonderer

Hidup untuk ibadah

Selanjutnya

Tutup

Money

Goyahnya Ekonomi Masyarakat Kecil di Tengah Wabah Corona

30 Maret 2020   07:00 Diperbarui: 31 Maret 2020   20:30 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Akhir-akhir ini seluruh dunia digemparkan dengan menyebarnya wabah virus Corona, tak terkecuali dengan Indonesia. Wabah ini sudah menyebar ke berbagai negara, dari mulai wilayah Asia Timur, Asia Tengah, Eropa, dan Asia Tenggara.  Wabah ini menyebar dengan cepat dari negara awal ditemukannya Virus ini, yaitu dari China.

Di Indonesia sendiri jumlah yang terpapar virus ini dari hari ke hari terus bertambah, termasuk juga di Provinsi Jawa Barat. Tercatat sampai tanggal 29 Maret 2020, sudah ada 119 orang positif,  6 orang dinyatakan sembuh, 17 orang meninggal, 517 dalam proses pengawasan, dan 3904 dalam proses pemantauan. Beberapa kabupaten/kota sudah dikelompokkan ke dalam wilayah zona merah, termasuk salah satunya adalah kabupaten Bandung, menyusul ada beberapa warga nya yang terpapar virus Covid-19.

Akibat dari menyebarnya virus ini segala aktivitas yang melibatkan orang banyak dilarang, dari mulai kegiatan sekolah, kuliah, sampai pernikahan, dan kegiatan keagamaan, seperti shalat jumat juga turut dihimbau sementara waktu untuk tidak dilakukan. Yang lebih parah lagi, ketika masyarakat yang bergerak dalam sektor ekonomi juga turut meliburkan diri, ini sangat berdampak pada keseimbangan ekonomi kelas menengah ke bawah. Salah satu  contohnya adalah dengan berkurangnya aktivitas perdagangan di daerah pasar Pangalengan, itu menyebabkan kerugian bagi para penyedia jasa angkutan umum. Dalam waktu beberapa hari kebelakang sudah nampak terjadi penurunan jumlah penumpang, sehingga beberapa pemilik moda transportasi ini sudah mulai terganggu keseimbangan ekonomi nya, karena mungkin saja dengan jumlah penumpang sedikit, hanya mampu menggantikan uang BBM saja, tanpa bisa membawa uang lebih untuk keluarga. Hal lain, misalnya saat pasar mingguan yang ditutup secara tiba-tiba, maka yang terjadi adalah kerugian para pemilik barang dagangan, saat barang yang dijualbelikan adalah hasil bumi, yang kebanyakan mudah rusak, maka sudah pasti para pedagang kecil harus berlapang dada mengalami kerugian.

Ditengah merebaknya tagar #dirumahaja ada beberapa kalangan masyarakat yang terus berjuang untuk kelangsungan hidupnya. Karena ada tidak semua bekerja di kantor, tidak semua menjadi abdi negara, tidak semua menjadi pengusaha, ada beberapa masyarakat yang bekerja untuk melanjutkan hidupnya, dia bekerja harian untuk makan hari esok.

Seharusnya pemerintah memperhatikan masyarakat kecil seperti ini, karena mereka mungkin saja mereka tidak punya cadangan uang, atau bahan makanan yang bisa mereka manfaatkan untuk kebutuhan di tengah wabah virus corona ini.
Semoga wabah ini segera berakhir agar semuanya kembali normal, para pedagang bisa kembali ke pasar, anak-anak bisa bersekolah, dan tempat-tempat ibadah bisa kembali ramai dengan kegiatan keagamaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun