Mohon tunggu...
Bayu Fitrah Kurniawan
Bayu Fitrah Kurniawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Islam Malang

Menulis dan membaca = berpikir = hidup

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Serba-serbi Sejarah yang Hampir Punah; Radio

1 Februari 2023   19:49 Diperbarui: 1 Februari 2023   19:53 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : pixabay.com

Guglielmo Marconi, adalah nama yang tidak akan bisa lepas dari sejarah kelahiran radio. Ia merupakan salah satu tokoh yang berkontribusi besar dalam dunia penyiaran dunia, dengan penemuannya: Radio. Ia lahir di Bologna, Italia, pada tanggal 25 April 1874. Guglielmo lahir di keluarga kaya. Orang tuanya, Giusppe Marconi dan Annie Jameson merupakan tuan tanah yang kaya raya. Marconi mengenyam pendidikan tingginya di Livorno Institute of Technology dan University of Bologna.

Guglielmo menemukan radio atas sebuah eksperimen yang dilakukannya dengan Heinrich Hertz. Eksperimennya menunjukkan bahwa ada sebuah gelombang tak terlihat yang bisa membawa pesan melalui udara, yakni gelombang elestromagnetik. Marconi dapat disebut sebagai fisikiawan, karena ia pernah memenangkan hadiah nobel dari penemuannya pada tahun 1909. Eksperimen yang dilakukan Guglielmo berbuah penemuan yang menjadi salah satu penemuan terpenting dalam sejarah manusia, ia memegang peranan penting dalam pengembangan teknologi komunikasi nirkabel gelombang pendek.

Sejak pertama kali ditemukan oleh Guglielmo, radio mulai berkembang pesat, banyak masyarakat dunia yang begitu menikmati hasil penemuan besar ini. Banyak orang menggunakan radio untuk berbagai macam kepentingan, seperti hiburan, informasi, dan lain sebagainya. Ditinjau dari perkembangannya, radio memiliki beberapa type. Radio AM (Amplitude Modulation) menggunakan prinsip modulasi radio dan suara. Gelombang ini memiliki amplitude konstan yang sama.

Reginald Aubrey Fessenden, adalah orang pertama yang menyiarkan radio dengan suara manusia. Ia menyiarkan radio pertamanya pada 23 Desember 1900 dari Pulau Cobb ke Arlington, Virginia, yang kurang lebih berjarak 50 mil. Namun, karena kualitas suara yang kurang baik, radio ini perlahan mulai jarang digunakan, dan akhirnya berkembang menjadi teknologi radio yang jauh lebih pintar.

Radio FM (Frekuensi Modulation) sempat menjadi sistim radio yang benar-benar mapan ditahun 1960-an. Pada dasarnya, radio FM sama prinsipnya seperti radio AM. Proses modulasi ini menyebabkan perubahan frekuensi pada radio FM. Radio FM sempat menyebar luas di Amerika pada masa itu, yakni hampir 2.000 stasiun radio menyebar dan berkembang disana. Radio FM menjadi pendukung bagi gelombang mikro, dan pada akhirnya, sistem di radio ini diakui sangat baik untuk dijadikan media komunikasi.

Lantas bagaimana radio bisa masuk ke Indonesia?

Radio hadir di Indonesia setelah 5 tahun kehadirannya di Amerika Serikat, dan tiga tahun di Inggris serta Uni Soviet. Waktu itu Indonesia masih dikenal dengan sebutan Nedherlands Indie (Hindia Belanda). Siaran radio yang pertama di Indonesia bernama Bataviase Radio Veregining (BRV) di Batavia (Jakarta tempo dulu). BRV resmi didirikan pada 16 Juni 1925.

Pada masa itu, stasiun radio yang ada di Indonesia secara keseluruhan masih berstatus swasta. Sejak munculnya BRV, lahir pula stasiun radio lain yakni Nedherlandsch Indische  Radio Omroep Masstchapyj (NIROM) di Medan, Bandung, dan Jakarta, Solossche Radio Veregining (SRV) di Solo, Mataramse Veregining Voor Radio Omroep (MAVRO) di Yogyakarta, Veregining Oesterse Radio Luiteraas (VORO) di Bandung, Veregining Voor Oosterse Radio Omroep (VORO) di Surakarta, Chineese en Inheemse Radio Luisteraas Veregining Oost Jawa (CIRVO) di Surabaya, Eerste Madiunse Radio Omroep (EMRO) di Madiun, dan Radio Semarang di Semarang. Diantara segelintir stasiun radio yang ada di Indonesia pada masa itu, NIROM marupakan stasiun radio yang terbesar dan terlengkap karena mendapat bantuan penuh dari pemerintah Hindia Belanda.

dari banyaknya stasiun radio yang disebutkan diatas, tentunya tidak akan lepas dari tokoh yang memerintisinya. Terdapat sejumlah tokoh perintis dunia penyiaran di Indonesia pada akhir dekade 1920-an hingga 1940-an, antara lain: Sarsito Mangunkusumo (Ketua SRV), Sutarjo Kartohadikusumo (Ketua PPRK; Anggota Volksraad), Abdulrahman Saleh (Ketua VORO; Kepala RRI pertama), Maladi (Kepala RRI kedua; Menteri Penerangan), Bung Tomo (Orator peristiwa 10 November 1945), Yusuf Ronodipuro (Penyiar Naskah Proklamasi), Haji Agus Salim (Penyiar Agama Islam), dan Gusti Nurul (Putri MN VII). Tokoh-tokoh tersebut memiliki peranan yang sangat penting dalam penyiaran di Indonesia pada awal perkembangan radio. Mereka adalah tokoh-tokoh berjasa dalam penyiaran, dan menjadikan penyiaran sebagai media/alat juang bangsa.

Perkembangan radio di Indonesia berawal dari zaman penjajahan Belanda, Jepang, kemerdekaan, dan orde baru. Radio siaran pada masa itu dikenal pula dengan sebutan "The First Estate" yang memiliki lima kekuatan utama, yakni sebagai kontrol sosial, media informasi, media hiburan, serta media wawasan dan pendidikan. Kehadiran radio tentunya tidak akan pernah bisa kita lepaskan dari peran Guglielmo Marconi sebagai sebagai inovator teknologi radio ini. Penggunaan radio memberikan banyak sekali dampak terhadap kehidupan sosial dan ekonomi. Penggunaan radio oleh masyarakat sempat berkembang sangat pesat sebelum akhirnya di era global kini hampir punah. Dan jika diteliti, radio nyatanya sangat mudah untuk beradaptasi dengan situasi dan kondisi. Prosesnya sangat praktis. siarannya bisa dilakukan secara live (langsung), tidak memerlukan pemrosesan film, tidak perlu menunggu proses percetakan, dan isi-isi siarannya didasarkan pada fakta yang diinformasikan dengan konsep yang matang.

Di era globalisasi ini, radio memiliki pesaing yang cukup berat seperti podcast, youtube, tv, gadget, dan lain semacamnya yang semuanya berjantung kepada internet. Kita dapat dengan mudah mengakses apa saja dengan cepat, terlebih mayoritas Gen Z lebih banyak yang tertarik dengan media yang mengunakan sistim audio visual dari pada mono audio. Sepertinya hanya waktu yang mampu menjawab apakah radio akan punah atau tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun