Mohon tunggu...
Robert Setiadji
Robert Setiadji Mohon Tunggu... Penulis - Warung Om KOMPA dan Tante SIANA Cari Kawan Kolaborasi

Email : Om KOMPA Tante SIANA warung.kata2x@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bersatu bagi Ekonominya Tangguh, Bercerai-berai bagi Ekonominya Rapuh

25 Maret 2020   06:05 Diperbarui: 25 Maret 2020   06:22 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tadi siang saya jalan kaki untuk cari kerja serabutan demi mengisi perut yang sudah perih kelaparan juga untuk anak, istri dan anjing juga kucing yang sudah pada kelaparan.

Sepanjang jalan saya melihat banyak rakyat yang sedang cari kerja ada kuli-kuli, ada buruh bangunan lepas yang nongkrong dipinggir jalan sambil siap membawa cangkul dan pengki, ada ojek-ojek online yang nongkrong pada bengong sambil sekali-sekali melihat HP nunggu order masuk, ada pedagang-pedagang kaki lima yang pada H2C atau Harap-harap Cemas menunggu pelanggan yang hampir tidak ada yang mampir dan masih banyak pekerja lepas lainnya yang menderita bakal tidak dapat income pendapatan hari itu, yang bernasib sama dengan saya sebagai pekerja lepas.

Itu kondisi di siang hari dan bagaimana kondisi di malam hari? Tentunya akan mencekam karena berlaku jam malam mirip jaman perang dunia ke 2 dan jaman Gerakan PKI di saat Presiden Sukarno mundur melepas jabatan Presiden. Begitu juga jaman Kerusuhan 13 Mei 1998 saat Presiden Suharto dilengserkan.

Tapi lain hal nasib bagi rakyat yang ekonominya tangguh, mereka berkumpul Bersatu mungkin santai-santai sambil makan-makan enak yang sudah dia borong ditimbun bekal untuk makan selama masa krisis berlangsung. Mereka tidak kawatir apakah besok dia dan istri juga anaknya tidak akan kelaparan.

Bagi yang ekonominya Rapuh tidak bisa berkumpul Bersatu dengan keluarga di rumah. Mereka harus keluar cari uang dan bila tidak dapat uang mungkin bisa dicerai oleh istrinya. Seperti istri saya sudah mengultimatum atau mengancam bila tidak bisa dapat uang dan tidak dapat menafkahi akan Cerai.

Tentunya semua anggota keluarga akan Cerai-berai dimana Suami ke mana? Istri ke mana? Anak ke mana? Juga Anjing 5 ekor dan Kucing 15 ekor akan keleleran liar dijalanan tak punya tuan dan rumah tempat singgah bernaung, kasihan.
.
Saya sendiri tidak tahu akhir dari penderitaan di Jakarta pada masa Krisis Virus Corona ini akan jadi seperti apa?
Tetap Bersatu dengan keluarga atau Bercerai-berai?

Terima kasih dan Tuhan Memberkati Anda Semua.

Salam hormat,
Robert Setiadji
Penulis Media Online Terverifikasi (Verified Blogger)
Penulis Novel : "Jakarta's Survivors"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun