Sudah lama Batara Guru dan Batara Uma nggak bermesraan lagi apalagi sampai wik-wik, semenjak kelahiran anaknya terakhir yang diberi nama Batara Wisnu, dewa yang mempunyai kesaktian paling mumpuni, level kedigdayaannya hanya satu strip dibawah papinya sendiri, Batara Guru.
Kerjaan menumpuk, urusan dewa di Mayapada, urusan manusia di Marcapada apalagi bangsa jin segala type itu. Wajarlah karena Batara Guru adalah Dewa Segala Dewa Penguasa Tiga Alam berbeda ini merasa suntuk dan bete. Ia tidak mau seperti nasib manusia yang kehilangan produktifitasnya karena kurang piknik atau relaksasi itu.
Hidup selalu sibuk, minim santuy barang sehelaan nafas saja.
Maka biar tidak stress dan mengakibatkan hal yang mengerikan, seperti stroke atau serangan jantung, Batara Guru memutuskan untuk bertamsya dengan istrinya tercinta Batari Uma dengan menaiki jet pribadi yang bernama Lembu Andini.
*
Maka tamasya dimulai, keliling angkasa, mengawang di atas bumi di Marcapada hingga sampailah di telatah tanah Jawa di bagian Selatan tepatnya di atas Laut Selatan yang indah dan bergelombang tinggi biru membuih putih menggetarkan sukma.
Apalagi saat itu senja menjingga menaburi langit biru yang disirami matahari penuh pesona.
Sinarnya yang cemerlang indah menimpa sekujur tubuh Batari Uma yang sudah cantik kian menjelita cantiknya.
Wajahnya yang kekal cantik, dengan rambut indah dipermainkan angin nakal, bersemu merah dadu di pipinya sejuring, belum lagi tubuhnya yang masih singset, seksi menawan bak Miss Universe, membuat Batara Guru yang sudah lama tidak menylurkan hasratnya bergetar melihat itu semua.
Batara Guru, adalah Dewanya dewa tapi mempunyai setroom tinggi. Tegang tinggi yang membuat bangkitnya semua hasrat yang kemarin lama tidur tenang di permukaan. Serentak mengelegak sehingga dengan segera ia ingin menyalurkan hasrat itu, di saat itu juga di atas Lembu Andini pula.
Betapa malu dan tak berkenannya Batari Uma melihat kebringasan nafsu sang suami yang menggebu, tak pandang waktu, tak melihat di mana tempatnya main hajar saja.