Part.17. Dyah Saraswati
Wajahnya sangat cantik, dengan sepasang bola mata besar nan indah yang dinaungi bulu mata lentik dan sepasang alis melengkung manis.
Rambutnya hitam panjang dan penuh. Diikat pita berwarna kuning melingkar di atas kepalanya, menambah daya pikatnya.
Hidung mungil mancung dan mulut yang kecil manis saat tersenyum. Giginya putih rapi membuat yang melihat enggan berpaling.
Saat ini ia sedang berdiri dengan satu tumpuan kaki, kuda-kuda khas untuk melancarkan jurus pedang Naga Langit Terbang Menembus Awan.
Pakaian yang berwarna serba putih berkibar ditiup angin senja.
Senja yang kesumba di Bukit Mandala tempat tinggal dari Kelana Jati si Pendekar Naga Langit.
Si jelita ini adalah anak tunggal dari Kelana Jati dan Dewi Jatayu yang telah berusia 16 tahun, pas cantik dan ranum seperti sekuntum bunga yang mekar semerbak dilatari keindahan alam yang mempesona.
Bunga jelita yang sedang bersilat pedang di senja yang indah.
" Hiaaaa... !" suaranya merdu membuat beburungan sore yang pulang sarang tertarik untuk sekedar bertengger di rerantingan menjadi saksi berubahnya sosok cantik itu menjadi kelebatan bayangan sinar putih yang melesat ke angkasa dengan cepat membawa deru tenaga dalam dan suara putaran pedang yang menerbitkan suara seperti naga betina yang sedang menjerit dan mengamuk.
" Hiiiaaaaa.... Wuutt... Hrrrrgggg.... Eeiiiiii !" suara teriakan, suara ayunan pedang, suara putaran pedang menjadi nyanyian senja yang indah namun sangat berbahaya..
Bayang putih tubuhnya, melenting, berputar, jungkir balik dengan angin pukulan yang berperbawa dingin dan menimbulkan angin yang mengibarkan dedaunan di sekitar Bukit Mandala ini.
Dyah Saraswati asyik berlatih meskipun begitu ia tidak sedikit pun menjadi lengah oleh kehadiran sosok laki-laki dan wanita yang sama-sama tersenyum melihat kemajuan dari ilmu pedang yang dikuasainya.