Mohon tunggu...
Jagat Alit
Jagat Alit Mohon Tunggu... Novelis - Konten Kreator

Mantan Super Hero. Sekarang, Pangsiun. Semoga Berkah Amin

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Humor | Lahirnya Sang Antagonis

7 Januari 2019   00:22 Diperbarui: 7 Januari 2019   00:34 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jatmikajati.blogspot.com

Lahirnya Sang Antagonis

Terjadi kecemasan dan praduga yang menghantui perasaan Adipati Drestarata yang buta menunggui dan menjaga istrinya yang mengandung dalam usia ke-tiga tahun dan jabang bayi tidak mberojol juga.
Meskipun sebelumnya oleh ayahnya Sang Resi Abiyasa sudah diberi bocoran dari kewaskitaannya bahwa jabang bayi ini nanti lahir dahysat dalam jumlah 100 orang. Alamak!
Jadi wajarlah bila dibutuhkan waktu untuk mengandung lebih lama dari kehamilan biasa, yang cukup 9 bulan 10 hari.

Drestarata sudah tidak bisa menahan sabar dan muncul emosinya, terloncatlah ucapan yang menyakitkan hati..

" Ini isinya jabang bayi apa penyakit? Lama sekali nih mberojolnya... Apa harus di cesar saja?" tanyanya marah.

Kata-kata yang terlontar itu sangat menusuk hati Dewi Gendari yang lagi berjuang mati-matian untuk mempersiapkan proses kelahiran!

Dengan marah dan kecewa ia lari ke kamar dan memukuli perutnya yang hamil besar sekeras-kerasnya. 

  • Dari pukulan itu yang keras dan penuh kecewa dan benci menyebabkan jabang bayi yang di dalam kandung berontak dan memaksa keluar.

Mberojol bukan terdengar suara 

" Oooeeeeekkk !" 

Melainkan suara barang besar jatuh.

" Bluuukkkk !"

Sebuah daging besar hitam kemerah-merahan berdenyut kembang-kempis keluar dari perut Gendari...

Betapa terkejut dan ngeri hati Gendari melihat " apa " yang keluar... Serta merta diangkat dan dibanting, diinjak-injak pecah berhamburan, berserakan di lantai menjadi potongan-potongan kecil yang hiiih... mengerikan!
Dan pingsanlah Gendari dengan meninggalkan jeritan panjang yang mendirikan bulu roma.

Drestarata dan Haryo Suman yang lagi ngopi di sebelah kamar terkejut mendengar suara jeritan dan segera menghambur ke kamar Gendari.
Tubuh Gendari terbujur pingsan dengan bekas darah di sekujur tubuhnya... dan di sekitar tempatnya terbujur... berserakan potongan daging... yang dengan cekatan Haryo Suman memgumpulkan dan menghitung potongan daging itu ternyata jumlahnya 100 buah.

Melihat keadaan itu, Drestarata sangat menyesal telah melukai dan menyinggung perasaan istrinya yang berakibat seperti ini.

Ia kemudian memberikan perintah kepada brother in law Haryo Suman untuk mengabarkan berita kelahiran ini kepada Raja Astina Prabu Pandudewanata adiknya sendiri dan kepada ayahnya Resi Abiyasa.

Hasil pelaporan Haryo Suman membuat Raja Pandu yang segera berangkat menengok keadaan kakak iparnya Gendari di Gajahoya bersama Eyang Resi Bisma dan adiknya Yamawidura.

Dari saran Eyang Resi Bisma, agar Drestarata memohon bantuan ayahnya untuk meruwat.

Yamawidura diutus Prabu Pandu untuk menjemput Resi Abiyasa di Gunung Saptaraga.

*

Sesampai di Gajahoya, Resi Abiyasa langsung bekerja memasukkan 100 potongan daging itu ke dalam periuk dan ditutupi daun talas, kemudian diruwat dengan doa dan sesaji.
Dan memberi pesan kepada Drestarata agar menunggu selama tiga puluh lima hari, agar, jika Tuhan mengizinkan daging itu akan berubah menjadi jabang bayi.

Haryo Suman mengambil tugas dan tanggung jawab menjaga periuk daging itu dan mempersilahkan Drestarata menemani Gendari yang masih stress belum bisa menerima kenyataan itu.
Satu lagi pesan ayahnya... jika nanti berhasil menjadi jabang bayi berilah nama KURAWA atau anak-anak Kuru.

*

Tiga puluh lima hari tepat jatuh waktunya bersamaan dengan langit Astina tiba-tiba mendung gelap, kilat dan petir muncul, suara lolongan anjing hutan dan serigala bersahut-sahutan. 

Prabu Pandu, Yamawidura dan Eyang Bisma datang menyaksikan periuk pertama yang pecah dan muncullah bayi laki-laki yang segera diambil dan digendong Haryo Suman untuk diserahkan kepada Gendari.

Yamawidura melihat tanda-tanda malapetaka di kemudian hari dari kelahiran ini, menyarankan untuk membunuh bayi itu. Namun Haryo Suman menolak mentah-mentah. 

Sebagai penengah Prabu Pandu menyerahkan keputusan sepenuhnya di tangan ayahnya Drestarata.
Semula Drestarata akan mencekik mati bocah laki-laki itu.
Saat tangannya terayun, si bocah itu menangkap tangan Drestarata, ia sangat bahagia, ternyata bayi itu tidak buta seperti dirinya.
Ia tidak jadi membunuh bahkan ia bersumpah akan membunuh siapa saja yang akan mencelakakan anaknya.
Anak sulung itu di beri nama SUYUDONO atau yang menang perang ( Duryudono ) sindiran bagi kemenangan terhadap Yamawidura.

*

Selanjutnya satu persatu periuk itu pecah dan keluar bayi laki-laki hingga berjumlah 99 dan digenapkan 100 dengan keluarnya satu-satunya bayi perempuan dan diberi nama Dursilawati.

Seratus Kurawa yang akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari geger Perang Baratayuda nantinya...

Bagian kehidupan yang selalu berpasangan..
Ada siang ada malam...
Ada gelap ada terang...
Ada baik ada buruk..
Ada Protogonis ada juga Antagonis...

Dan bala Kurawa inilah yang menjadi bagian Antagonisnya...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun