Setiap hujan turun, wanita itu selalu muncul. Menari, meloncat, sengaja menyongsong hujan.
Wajah cantiknya yang biasanya pucat, cemerlang dibasahi gemericik hujan basah yang bertemperasan !
Diujung jalan yang agak menanjak tepat diseberang palang manual kereta api yang sudah patah ujungnya. Walaupun masih berfungsi, meski berderak dan berkeriut ketika dinaik-turunkan saat kereta pergi dan pulang melalui jalur itu.
Menjelang Magrib dan disaat hujan seperti ini, wanita cantik pucat itu muncul.
Menari, meloncat, mandi hujan seperti anak kecil laiknya.
Kehadirannya hanya beberapa orang saja yang tahu. Sebagian pura-pura tidak tahu, bahkan ada yang cepat menyingkir tak mau tahu.
Wanita itu tiba-tiba muncul. Hanya sesaat dalam hitungan detik bersama hitungan lonceng palang pintu kereta yang bergoyang menderit, kemudian lenyap, entah kemana!
Sekali lagi, hanya sebagian orang yang tahu, yang waskita dan memiliki kemampuan lebih melihat kehadiran wanita itu.
Secepat datang, secepat itu juga perginya.
Persis saat tubuhnya melayang tersambar kereta cepat yang melintas, saat waktu magrib mulai luruh, dan hujan juga seperti ini.