Mohon tunggu...
Jagat Alit
Jagat Alit Mohon Tunggu... Novelis - Konten Kreator

Mantan Super Hero. Sekarang, Pangsiun. Semoga Berkah Amin

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jendela dan Diam

13 Desember 2018   06:57 Diperbarui: 13 Desember 2018   07:02 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan yang merinai di halaman
Membasahi kelopak bunga dan ujung dedaunan
Membundar, bening, mengilau?
Butiran hujan yang menjadi kaca
Seperti bintikan noktah dingin yang bergayut manja di kaca jendela yang dingin
Aroma rerumputan bercengkerama dengan suara satwa berkecipak mengharmonikan suara hujan dan
tetabuhan alam
Semua mengembun di kaca jendela
dalam bingkai sepasang mata yang berkabut karena tanpa sadar airmata menganak sungai di sudut sunyi dan
pergulatan hati tak pernah henti!

Memaafkan atau melupakan...

Biar penghianatannya adalah bagian sejarah yang memudar dan hilang nanti!
Terkubur atau berhasil terlupa!

Kaca jendela ibarat jendela hati miliknya yang telah berkarat?

Semua dalam diam stuck!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun