Mohon tunggu...
Jagat Alit
Jagat Alit Mohon Tunggu... Novelis - Konten Kreator

Mantan Super Hero. Sekarang, Pangsiun. Semoga Berkah Amin

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Part 2 Aji Panjalu, Bagaimana Nasibmu?

12 Desember 2018   06:28 Diperbarui: 12 Desember 2018   07:06 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita sebelumnya...

Bocah kecil montok yang malang, tidak berhasil diselamatkan oleh Ki Sapar, bahkan Ki Sapar harus menemui ajalnya tewas ditangan salah satu dari Tiga Setan Pencabut Nyawa.

Bocah malang itu terjerumus ke dalam jurang karena usaha nekat dari Ki Sapar yang menyelamatkannya.

Tubuhnya terbang melayang dan kemudian jatuh bebas ke dasar jurang. Bukannya takut, si bocah atau Aji Panjalu, malah tertawa kegirangan. Ia seakan merasa ditimang atau bermain lempar oleh ramanya Raden Birawa saja, tidak pernah menyadari bahwa maut sebentar lagi menjemputnya.

" Ha... Ha.... Ha.... Rama... Lagi.... Ha... Ha... Ha.. !" teriaknya kegirangan. 

Suara tawa dan teriakannya inilah yang menjadi lantaran ia selamat.

Sosok montoknya yang berpakaian serba biru indah, rambutnya panjang ikal, wajah yang gempil, mata yang bulat lucu, hidung mancung, dan lebar mulutnya pas menggemaskan, itu ribut tertawa dan berteriak memanggil ramanya... Mengundang tiga bayangan hitam berkelebat di antara sulur-sulur tanaman besar yang memayung di sekitar jurang itu.

Bayangan itu yang paling besar melesat cepat menuju luncuran bayang biru si bocah Aji Panjalu yang masih bergerak senang saat ia terjun bebas.

Maut datang dan pergi tidak ada yang tahu. Tuhan yang berkehendak, akan mati hidupnya makhluknya.

Kematian sudah di depan mata bagi Aji Panjalu, siapa kira Tuhan berkehendak lain mengirim tiga ekor monyet hitam besar, berayun-ayun di bawah jurang, salah satunya menyambar tubuh Aji Panjalu, kemudian melenting dengan memakai tumpuan batu-batu dinding jurang dan batang-batang pohonan membawanya turun ke dasar jurang kemudian. 

"Hufff... Plaas!" suara gerakan angin yang mengikuti monyet hitam besar itu masuk ke dalam gua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun