Mohon tunggu...
Jafran Azzaki
Jafran Azzaki Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Menulis

Seseorang dengan hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Tumbal Pengusungan Anies

30 Januari 2023   12:42 Diperbarui: 30 Januari 2023   13:05 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momen NasDem curi start dengan mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bacapres di Pilpres 2024. (Foto: Kompas.com).

KEJUTAN yang bukan kejutan. Apalagi itu? Secara ringkas frasa itu bisa diartikan bahwa tidak ada reshuffle atau perombakan kabinet Indonesia Maju yang akan dilakukan pada Rabu lusa, 1 Februari 2023, yang dalam kalender Jawa adalah Rabu Pon.

Selama masa kepemimpinannya sejak periode pertama pada 2014-2019, dan hingga lebih dari separuh periode kedua di 2019-2024, Presiden Jokowi terbiasa melakukan reshuffle kabinet berdasarkan hitungan kalender Jawa.

Merujuk dari kenyataan itu, Jokowo terbiasa melakukan perombakan menteri, pergantian atau merotasi dan menempatkan wakil menteri pada Rabu atau Jumat Pon. Sekarang, banyak yang meyakini jika Jokowi akan melakukan reshuffle ketujuh sepanjang masa pemerintahannya pada Rabu lusa.

Jika dikatakan kejutan, reshuffle kedelapan Kabinet Indonesia Maju ini sebenarnya tak bisa dibilang mengejutkan. Pasalnya, tuntutan reshuffle tersebut sudah dilontarkan jauh-jauh hari.

Kejutan itu kalau Jokowi ternyata tak melakukan reshuffle, seperti diduga selama beberapa bulan ini. Satu hal yang pasti, jika Jokowi jadi melakukan reshuffle, dengan secara khusus mengganti menteri-menteri asal NasDem, maka bisa dikatakan kalau mereka adalah tumbal dari sikap atau perilaku partainya sendiri.

Sudah berulangkali dipaparkan bahwa sikap atau perilaku NasDem dengan mengusung Anies Rasyid Baswedan menjadi bakal calon presiden (bacapres) di Pilpres 2024 membawa risiko tidak kecil untuk mereka.

Pengusungan bacapres memang dilakukan oleh partai atau gabungan partai-partai yang sudah mengantongi tiket Presidential Thresold (PT) 20%. Melihat persyaratan tersebut, NasDem mestinya tidak secara awal mendeklarasikan Anies, karena partai besutan Surya Paloh itu tidak mengantongi tiket langsung untuk mengajukan bacapres.

Namun, NasDem sudah mendahului kesepakatan dengan Demokrat dan PKS guna memenuhi PT 20% dan bersama-sama mengajukan bacapres, melalui Koalisi Perubahan yang sudah direncanakan lama. Sekarang, NasDem harus menuai badai.

Pengusungan  Anies oleh NasDem sebagai salah satu partai pro pemerintah dikecam tidak hanya oleh sesama partai koalisi pemerintah akan tetapi juga kalangan Istana. Anies adalah figur yang tak disukai Istana.

Apalagi, Anies selalu dipersepsikan sebagai figur yang akan membawa perubahan bagi negeri ini, sesuatu yang terus dikonotasikan dengan gaya kepemimpinan dan kebijakan Anies yang berbeda dengan Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun