Mohon tunggu...
Jafran Azzaki
Jafran Azzaki Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Menulis

Seseorang dengan hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gertak Sambal NasDem

26 Januari 2023   11:56 Diperbarui: 26 Januari 2023   12:08 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belum terbentuknya Koalisi Perubahan karena Demokrat dan PKS sama-sama memaksakan jagoannya sebagai pendamping Anies. (Foto: Sindonews).

KAMUS Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa gertak adalah suara keras untuk menakut-nakuti. Menggertak artinya suara keras untuk menakut-nakuti dengan ancaman. Sedangkan gertak sambal adalah ancaman dan sebagainya "hanya untuk" menakut-nakuti.

Frasa gertak sambal, dalam hemat penulis, sepertinya cukup tepat untuk merefleksikan apa yang disampaikan elit partai Nasional Demokrat (NasDem) dalam konteks kekesalannya atas apa yang terjadi sekarang ini. Sejatinya dalam dinamikam atau interaksi terkait rencana pembentukan Koalisi Perubahan.

Kubu NasDem jelas kesal atas sikap Partai Demokrat dan PKS yang masih belum siap juga untuk segera menyepakati pembentukan Koalisi Perubahan, yang sudah mereka rencanakan sejak pertengahan tahun silam.

Saking kesalnya, elit NasDem melemparkan ancaman jika mereka masih memiliki opsi lain dengan membentuk poros baru. Artinya, NasDem siap berkoalisi dengan partai di luar Demokrat dan PKS.

Tentu saja apa yang dilontarkan elit NasDem hanya sekadar gertak sambal. Coba telaah, dengan partai mana NasDem akan menjalin kemitraan? Poros baru yang diinginkan, dengan siapa?

Dalam persfektif politik yang dikaitkan dengan pencapresan untuk 2024, saat ini tidak ada partai yang bersedia bermitra dengan NasDem, di luar Demokrat dan PKS yang sama-sama partai non koalisi pemerintah.

NasDem sendiri, sebagai partai pro pemerintah, sudah bersikap mbalelo dengan perilaku mereka mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (bacapres) di Pilpres 2024. Semua orang tahu, pemerintah tidak suka kepada Anies.

Anies, yang terus direpresentasikan sebagai sosok anti kemapanan, adalah antitesa dari Jokowi tentang pembangunan yang berkelanjutan. Anies bisa mengubah apa yang sekarang ini sudah diputuskan oleh Jokowi.

Partai-partai pro pemerintah lainnya seperti PDIP, Golkar, Gerindra, PAN, PPP dan PKB, mendukung sepenuhnya kebijakan Jokowi. Yang paling utama adalah tentang Ibu Kota Negara (IKN) baru. Kebijakan jangka panjang dari pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin ini berpotensi tidak akan dilanjutkan jika Anies yang menjadi pemimpin pasca Pilpres 2024.

Kembali pada niat NasDem untuk membentuk poros baru, sebagai ancaman atas sikap saling mengunci dari Demokrat dan PKS, partai-partai pro pemerintah sudah pasti tidak ada yang bermitra dengan NasDem.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun