Mohon tunggu...
Jafran Azzaki
Jafran Azzaki Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Menulis

Seseorang dengan hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Perombakan Menteri di Februari

25 Januari 2023   09:50 Diperbarui: 25 Januari 2023   10:10 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TAK ada reshuffle di Januari. Itu pernah dipaparkan secara gamblang beberapa waktu lalu, di bulan Januari ini. Presiden Jokowi, seperti dikutip dari pernyataan Menteri Sekretariat Negara Pratikno, yang menyampaikan hal itu.

Namun, Pratikno tidak segera menyanggah ketika disinggung kemungkinan perombakan kabinet tersebut dilakukan di Februari. Kini, mengingat Februari sudah semakin mendekat, sinyalemen terkait rencana reshuffle kembali menguat.

Elit politik di parlemen juga tidak menepis kemungkinan tersebut. Beberapa petinggi partai mencoba mengkaitkannya dengan pemanggilan para pimpinan parpol ke Istana belakangan ini. 

Tentu, ada yang didiskusikan secara khusus oleh Presiden Joko Widodo kepada para pemimpin parpol yang mayoritas menjadi pembantu utamanya di kabinet.

Dalam perombakan kabinet terakhir, pertengahan 2022, Jokowi juga memanggil para pemimpin parpol ke Istana. Publik masih mengingat momen istimewa saat Jokowi melakukan sesi foto bersama para pimpinan parpol tersebut, termasuk Ketum Golkar yang juga Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Dalam catatan penulis, Jokowi telah tujuh kali melakukan reshuffle kabinet. Rinciannya, 4 kali di periode pertama pemerintahannya, 2014-2019, dan sejauh ini sudah 3 kali di periode kedua, 2019-2024. Pertukaran dan perubahan susunan Kabinet Indonesia Maju terakhir dilakukan Jokowi di Istana Negara, Rabu, 15 Juni 2022.

Rencana perombakan kabinet yang kedelapan ini sebenarnya sudah mengemuka sejak beberapa bulan lampau. Sejatinya, pasca pengusungan Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal calon presiden (bacapres) oleh NasDem pada awal Oktober 2022. Pasca deklarasi Anies itu NasDem menuai badai.

NasDem tak hanya dikritisi sebagai partai pro parlemen yang bersikap mbalelo, melanggar fatsoen politik. NasDem mestinya tidak mencalonkan Anies, figur yang  sejak lama dinilai sebagai antitesa dari Jokowi, karena sikap penentangannya terhadap kebijakan dari pemerintah.

Sikap penentangan Anies yang paling menohok Jokowi adalah ketidaksetujuannya atas pemindahan Ibu Kota pemerintahan ke Kalimantan, khususnya Penajam Paser Utara. Dijadikannya kota di pelosok Kalimantan itu sebagai Ibu Kota Negara (IKN) otomatis membuat metropolitan Jakarta yang selama lima tahun terakhir turut dikembangkan Anies tinggal menjadi catatan sejarah.

Kritik untuk NasDem tak terbatas pada kecaman atas sikapnya yang meninggalkan loyalitas dan kesetiaannya sebagai partai pro pemerintah. Partai besutan Surya Paloh itu didesak untuk ke luar dari koalisi partai pemerintah, menjadi oposisi sekalian, seperti halnya Demokrat dan PKS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun