Mohon tunggu...
Jafar G Bua
Jafar G Bua Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Photo Journalist CNN Indonesia, salah satu stasiun televisi yang menjadi bagian dari CT Corp dan CNN International. Saat ini bekerja dan berdomisili di Pulau Sulawesi, namun ingin berkelana ke seluruh pelosok Nusantara Jaya. Semua tulisan di microsite ini dapat dikutip sepanjang menyebutkan sumbernya, sebab ini semua adalah karya cipta.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Heru, Penakluk 'Naga' di Lembah Sigi

15 April 2014   18:13 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:39 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
MENYULAP SAWAH. Heru menyulap sawah-sawah tak produktif menjadi kebun-kebun buah naga yang menguntungkan. (Foto: Jafar G Bua)

[caption id="" align="aligncenter" width="604" caption="MENYULAP SAWAH. Heru menyulap sawah-sawah tak produktif menjadi kebun-kebun buah naga yang menguntungkan. (Foto: Jafar G Bua)"][/caption]

Siapa kini yang tak mengenal Buah Naga? Bila dulu hanya dikenal di kalangan Tionghoa, sekarang buah yang dikenal juga dengan sebutan Pitaya ini sudah disajikan di meja-meja makan kita. Dan bila dulu ditanam terbatas, kini lahan budidayanya meluas hingga ke seluruh Indonesia, termasuk di Lembah Sigi, Sulawesi Tengah.

Heru Gunawan, sarjana kehutanan lulusan Akademi Kehutanan Bandung ini, tentu bukanlah remaja Viking bernama Hiccup, yang mengikuti tradisi sukunya menaklukkan naga, hewan raksasa yang mulutnya bisa menyemburkan api. Bila Anda pernah menonton film animasi produksi Hollywood berjudul How to Train Your Dragon yang dirilis 26 Maret 2010, tahulah Anda bagaimana aksi Hiccup yang kemudian berubah menjadi pemburu menjadi pelindung naga.

Nah, Heru, tidak ubahnya dengan Hiccup. Bedanya, yang ditaklukkan lelaki muda berusia 34 tahun ini adalah lahan-lahan sawah yang tidak lagi berproduksi di di Sidera, di Lembah Sigi, menjadi kebun-kebun buah Naga yang menguntungkan.

Usahanya kini sudah membuahkan hasil. Seluas 2 hektare kebun buah naganya, menghasilkan tidak kurang 2 ton setiap panennya. Bila permintaan tinggi harganya bisa mencapai Rp25 ribu tiap kilogram. Itu bila dibeli langsung di kebun. Per buahnya di pasaran umum bisa mencapai Rp31 ribu tiap buah. Pemanenan bisa dilakukan setiap bulan atau menunggu buahnya masak di pohon.

Awalnya, pada 2012, Heru memesan bibit berupa stek batang dari Banyuwangi, Jawa Timur. Dibantu dua orang petani, ia membudidayakan buah Naga dengan panduan literatur dan bimbingan salah seorang kerabatnya yang pernah bekerja di kebun buah Naga di Taiwan. Ternyata hasil produksi kebun mereka lebih manis daripada hasil kebun-kebun buah naga di Pulau Jawa.

“Ini lantaran salah satu syarat budidaya buah Naga itu adalah di daerah yang mendapat sinar matahari penuh seperti di sebagian besar wilayah Sulawesi Tengah. Saya memilih Sigi karena banyak lahan-lahan produktif yang belum dimanfaatkan secara optimal. Dan pilihan saya ternyata tepat. Anda bisa menyicipi sendiri bedanya buah dari kebun saya dengan yang dijual di swalayan-swalayan,” kata Heru mempromosikan hasil kebunnya.

Untuk mengelola kebunnya, Heru dibantu oleh sejumlah petani. Salah satunya adalah Muhammad Imron. Menurut Heru, sekarang Imron lebih ahli daripada dia.

“Kalau mau bertanya soal perawatan kebun dan segala macamnya, ya sama Imron ini. Dia jago,” aku lelaki pecinta motor trail ini.

Soal produksi buah Naga yang lebih manis itu, Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kesehatan Hewan, Agus Lamakarate mengamininya.

Agus menjelaskan,“sebagian besar wilayah Sulawesi Tengah ini dilalui garis khatulistiwa. Olehnya kita mendapat sinar matahari penuh sepanjang tahun. Makanya, buah Naga yang kita hasilnya dari perkebunan rakyat di sini, kadar airnya normal dan rasanya lebih manis. Kita sudah mendorong banyak petani untuk mengembangkan dan sekarang sudah banyak lahan-lahan yang ditanami buah naga.”

Sekarang, buah Naga produksi kebunnya sudah tersebar di seluruh pasar di Sulawesi Tengah dan dikirim pula ke luar daerah bila produksinya melimpah. Tentu dengan harga bersaing. Mudah mendapatkan buah Naga produksi kebun mereka itu di sepanjang jalan Kartini, Palu Selatan atau di lapak-lapak buah di bibir Pantai Teluk Palu. Juga, di swalayan-swalayan di Kota Palu.

Heru yakin suatu waktu produksi dari lahannya dan lahan petani buah Naga yang tersebar di Lembah Sigi akan mampu memenuhi pasar nasional.

Nah, bila tertarik melihat kebun buah Naga, mudah saja rutenya. Dari Palu menuju Biromaru, lalu menuju Sidera dan akan melewati komplek Sekolah Menengah Kejuruan bekas Sekolah Pertanian Menengah Atas kemudian membelok di jembatan Irigasi menuju Soulove. Di sana Anda dapat bertanya di mana kebun buah  Naga itu dan tentu akan ditunjukkan lokasinya.

Riwayat Buah Naga

Dari ensiklopedia digital Wikipedia, diketahui, buah naga sesungguhnya adalah jenis kaktus-kaktusan dari marga Hylocereus dan Selenicereus. Ia digolongkan sebagai bagian dari komoditas hortikultura. Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang juga dibudidayakan di negara-negara Asia seperti Taiwan, Vietnam, Filipina, Indonesia dan Malaysia. Buah ini juga dapat ditemui di Okinawa, Israel, Australia utara dan Tiongkok selatan. Hylocereus hanya mekar pada malam hari. Jika perawatan cukup baik, umumnya akan mulai berbuah pada umur 11-17 bulan

Pada 1870 tanaman ini dibawa orang Perancis dari Guyana ke Vietnam sebagai tanaman hias. Orang Vietnam dan orang Cina, buahnya dianggap membawa berkah. Oleh sebab itu, buah ini selalu diletakkan di antara dua ekor patung naga berwarna hijau di atas meja altar. Warna merah buah terlihat mencolok di antara warna naga-naga yang hijau. Dari kebiasaan inilah buah itu di kalangan orang Vietnam yang sangat terpengaruh budaya Cina.Di China dikenal sebagai thang loy (buah naga). Istilah Thang loy kemudian diterjemahkan di Eropa dan negara lain yang berbahasa Inggris sebagai dragon fruit (buah naga).

Ada empat jenis buah naga yang dikenal, yakni; Hylocereus undatus, yang buahnya berwarna merah dengan daging buah putih. Lalu, Hylocereus polyrhizus, yang buahnya berwarna merah muda dengan daging buah merah. Kemudian, Selenicereus megalanthus dengan kulit buah kuning dan daging buah putih dan Hylocereus costaricensis, buah naga dengan warna buah yang sangat merah.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun