Mohon tunggu...
Jacob Dethan
Jacob Dethan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Pencinta Teknologi dan Dunia Pendidikan Tinggi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perlunya Perubahan dalam Sistem Pendidikan Kita

18 November 2019   09:55 Diperbarui: 18 November 2019   09:52 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: wikipedia.org

Presiden Joko Widodo telah melakukan sebuah terobosan besar dengan memilih Nadiem Makarim sebagai Mendikbud yang baru. Selain usia yang masih muda, latar belakang Nadiem yang bukan dari dunia pendidikan menimbulkan banyak keraguan dan pertanyaan.

Tapi, presiden Jokowi tentunya telah mempertimbangkan dengan matang sebelum memilih Nadiem sebagai Mendikbud menggantikan Prof. Muhadjir Effendy. Alasan pemilihan Nadiem mulai muncul ke permukaan seiring dengan berjalannya waktu.

Presiden Jokowi telah mengingatkan Nadiem untuk melakukan pemerataan pendidikan di seluruh Indonesia dan kembali menegaskan bahwa Indonesia bukan hanya Jakarta. Visi besar presiden untuk beralih dari Jawa sentris tidak hanya diaplikasikan melalui rencana pemindahan ibu kota tapi juga melalui pemerataan kualitas sistem pendidikan kita.

Sosok menteri yang memiliki pemahaman dalam perkembangan teknologi tentunya akan memberikan dampak positif terhadap proses revolusi sistem pendidikan kita. Hal ini tidak dapat dihindari karena derasnya perkembangan teknologi telah mendorong berbagai negara untuk melakukan update sistem pendidikan mereka dan tentunya hal ini sangat disadari oleh presiden Jokowi.

Salah satu contoh nyata revolusi sistem pendidikan yang telah dilakukan oleh negara-negara tetangga kita adalah pengembangan teknologi Virtual Reality dan Augmented Reality yang sementara dikembangkan di Australia, Singapura dan Malaysia. Para pelajar diharapkan dapat mempelajari konten pelajaran mereka cukup melalui ponsel pintar yang dimiliki.

Tentunya presiden Jokowi tidak menginginkan sistem pendidikan kita semakin tertinggal dengan negara-negara maju yang telah memulai menerapkan teknologi secara masif dalam kurikulum yang diterapkan.

Tapi, penggunaan teknologi tentunya membutuhkan fasilitas infrastuktur pendukung yang mumpuni. Selain itu, kualitas pengajar juga harus ditingkatkan untuk dapat mengimbangi penerapan teknologi yang semakin luas dalam dunia pendidikan kita kedepannya.

Namun, tantangan terbesar yang dihadapi Nadiem kemungkinan terletak pada kata "perubahan" yang harus dilakukan. Perkembangan zaman tentunya membutuhkan berbagai perubahan seperti halnya perubahan kurikulum. 

Sayangnya, merubah pola pikir masyarakat bukanlah suatu pekerjaan mudah. Contohnya nyata adalah gagalnya penerapan kurikulum 2013. Sistem peringkat bukan merupakan hal yang penting dalam kurikulum 2013. Hal ini tentunya mirip dengan sistem pendidikan di negara maju yang tidak memberikan peringkat untuk siswa.

Peliaian yang dilakukan lebih bersifat deskriptif dan siswa didorong untuk mendalami bidang yang merupakan kegemaran dari pelajar tsb. Tapi, begitu banyak orang tua yang masih memiliki pola pikir konvensional semisal "Saya bangga anak saya masuk peringkat 3 besar atau juara kelas, dst".

Selain itu, ketidaksiapan guru untuk menerapkan kurikulum tsb menjadi contoh nyata bahwa perubahan memang bukanlah perkara mudah. Hal ini dipersulit dengan begitu besarnya jumlah guru Indonesia yang tersebar di berbagai wilayah dengan kualitas yang tentunya belum merata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun