Mohon tunggu...
Jackson Kumaat
Jackson Kumaat Mohon Tunggu... -

"Politisi muda yang selalu berharap adanya perbaikan hidup bangsa dan negara yang lebih baik dan benar melalui tulisan-tulisan, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang disegani dan negara yang dihormati"

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Sekotak Bakpia Jogja, Secangkir Teh, dan Dua Tiket Semifinal Piala Eropa

22 Juni 2012   09:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:40 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1340359041497800454

[caption id="attachment_196301" align="aligncenter" width="576" caption="Sekotak Bakpia Jogja, Secangkir Teh dan Dua Tiket Semifinal Piala Eropa"][/caption]

Hari ini seorang kawan dari Jogja datang ke kantor saya. Ia membawa oleh-oleh bakpia jogja yang terkenal gurih itu. Tapi, bukan cuma itu. Ia juga membawa serta dua lembar tiket menonton pertandingan semifinal Piala Eropa 2012. Nah, ini dia yang saya tunggu.

Mungkin, bagi sebagian kalangan termasuk jurnalis olah raga mengakui sulitnya mendapatkan tiket menonton pertandingan Piala Eropa. Selain harganya meroket karena adanya jasa calo, tiket menonton pesta sepakbola se-Eropa itu juga sangat langka. Jauh hari sebelum dimulainya laga pertandingan perdana, semua tiket untuk seluruh pertandingan termasuk putaran final, ludes terjual.

Yah, begitulah nasib menjadi penonton musiman. Biasanya, penonton pertandingan sepakbola memang terkenal fanatik. Tentu, fanatik di sini bukan dalam arti negatif, yakni supporter biang rusuh. Maksud saya adalah mereka sangat peduli pada tim kesayangan mereka saat bertanding, sehingga wajib untuk ditonton.

Pengalaman saya sebelumnya di Nou Camp Barcelona, seperti itu. Warga kota dari kalangan tua dan muda dari berlatar profesi, begitu antusias untuk menyaksikan pertandingan secara langsung. Bagi mereka, tak peduli uang tabungan sedikit terkuras, asalkan bisa menonton secara langsung. Mereka percaya, dana penjualan tiket tersebut, akan digunakan untuk pengembangan dan kesejahteraan klub sepakbola.

Untuk laga antar-negara, trend penjualan tiket hampir mirip seperti pertandingan antar-klub. Mereka tampaknya tak mempedulikan asal negara para penonton, yang penting bisa duduk menyaksikan timnas berlaga di lapangan hijau.

Uniknya, tiket yang dibeli oleh teman saya asal Jogja tersebut berbeda seperti tiket yang biasa dijual di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Tiket ini seperti tiket kereta api antar kota, yakni terdapat nomor kursi yang menjadi tempat duduk penonton. Tentu ini sangat memudahkan calon penonton saat menuju stadion Donbass Arena Donetsk. Dengan nomor kursi begini, calon penonton tak akan kuatir mencari-cari tempat kosong, karena nomor kursi sudah tersedia sesuai yang tertera di tiket.

Dan, mohon doanya besok lusa saya dan teman saya bersiap berangkat ke Ukraina. Kemungkinan besar, pertandingan yang saya tonton adalah kesebelasan Portugal yang sudah dipastikan lolos ke semifinal setelah melawan Ceko. Tinggal menunggu hasil pertandingan antara Spanyol dan Perancis, yang nantinya bertemu Portugal.

Jika memungkinkan, saya janji akan melaporkan pandangan mata saya di dalam dan luar pertandingan ini ke Kompasiana. Satu lagi, saya juga menyertakan bendera Merah-Putih untuk menyemarakkan pertandingan semifinal nanti. Mudah-mudahan muncul beberapa detik di layar televisi. Hehehe..

Salam Kompasiana!

Jackson Kumaat on :

| My Blog | Kompasiana | Website | Facebook | Twitter | Posterous | Company| Politics |

[caption id="" align="aligncenter" width="578" caption="Sebuah kenangan perjalanan di Nou Camp, Barcelona"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun