Mohon tunggu...
Nur Fatah
Nur Fatah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Hukum UIN SunanKalijaga

Yakin Usaha Sampai

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Idealisme dan Perjuangan

14 Mei 2020   11:22 Diperbarui: 14 Mei 2020   11:46 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Idealisme bukanlah suatu barang yang baru di kalangan masyarakat progresif. Bak seperti pohon yang ditanam dalam suatu halaman sesorang, idealisme ini tumbuh subur dan memiliki akar, dahan serta daun yang bertambah besar sesuai bagaimana si pemilik merawatnya, kemudian di musim panen buah dari pohon itu akan menghasilkan kualitas sesuai dengan bentuk dan perawatan pohon dari pemilik. 

Kita tidak bisa menyalahkan orang pemilik pohon tersebut karena dia memanen pohon yang berbeda dengan kita, begitu pula sebaliknya kita pun tidak bisa disalahkan karena memanen pohon yang berbeda dengan dia.

Di Indonesia, Idealisme erat kaitannya dengan sosok pemuda, mahasiswa dan para aktivis lainnya yang dianggap memiliki Idealisme yang kuat. Mereka melihat penindasan dan ketidakadilan pada tatanan masyarakat yang kemudian diimplemetasikan sebagai perjuangan menyerukan keadilan di tanah bumi pertiwi ini. 

Karena bagi mereka Idealisme seperti ini yang patut diperjuangkan demi kepentingan masyarakat luas bukan hanya suatu golongan saja. Belum lama istilah Idealisme kembali menggaung di sela sela media sosial serta diskusi ilmiah para aktivis mahasiswa yang merasa tersenggol dengan perilaku Staff Millenial Kepresidenan yang dinilai telah masuk kedalam jurang conflict of interest atau konflik kepentingan dan itu sudah mencoreng nama baik millenial atau anak muda sebagai pemilik Idealisme yang kuat.

Namun, disini saya tidak akan menjelaskan tentang  Idealisme pemuda Indonesia secara umum tapi saya lebih melihat secara detail bahwa tidak semua aktifis dan mahasiswa yang menggaungkan sebuah label Idealisme itu benar benar melakukan atau berusaha untuk memperoleh hasil yang didasari oleh Idealisme ini. 

Mereka hanya mencari panggung dengan menyuarakan idealisme dan gagasan mereka serta mengatasnamakan penindasan rakyat demi mendapat partisipasi dari sesama aktifis  mahasiswa dan masyarakat.

Banyak yang mengkritik pada kebijakan pemerintah dan pejabat negara karena alphanya keadilan, banyak yang berbicara tentang penindasan masyarakat kecil atas kapitalisme yang menjamur, dan banyak yang membuat statment kontra dengan jalannya pemerintahan sekarang ini yang pada intinya semua itu bertujuan menuntut keadilan agar tidak ada kemiskinan dan penindasan terhadap masyarakat kecil, akan tetapi ucapan ucapan mereka tidak dituntaskan menjadi tindakan yang riil untuk mengurangi adanya kemiskinan dan efek penindasan. Mereka hanya beranggapan bahwa panggung di depan masyarakat adalah representasi dari Idealisme yang mereka perjuangkan.

Maka tidaklah salah jika muncul sebuah istilah ‘sok’ idealis. Karena seruan dan ide ide mereka hanyalah bualan dan omong kosong demi mendapat image yang baik dikalangan masyarakat. Hal ini sangat mencederai kemurnian perjuangan aktifis yang benar benar menyuarakan idealisme mereka karena ketidakadilan yang menjamur.

Aksi dijalan, demo, dan kritikan di media sosial adalah bentuk perjuangan idelisme yang perlu dibersihkan dari orang yang sok idealis. Mungkin bagi sebagian orang tidak memperdulikan kemurnian tujuan dari para aktifis, tapi hal ini sangat berdampak pada apa yang akan terjadi kedepannya. 

Bagaimana tidak, ketika sebuah isu muncul kemudian para aktifis, mahasiswa dan masyarakat berkumpul untuk menyuarakan Idealisme mereka atas dasar penindasan dan ketidakadilan maka tidak akan terlihat mana yang berjuang demi idelisme dan mana yang berjuang demi sebuah recognition atau pengakuan di masyarakat, namun hal itu akan nampak ketika isu yang memanas tadi mereda, orang yang sudah mendapat pengakuan akan lupa dan meninggalkan kawan kawannya yang berjuang sampai tuntas. 

Dia akan mendapat banjir pujian dan pengikut tetapi Idealisme nya hilang karena berhentinya perjuangan ketika sudah mendapat apa yang ia inginkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun