Mohon tunggu...
Izzatul Firdaus
Izzatul Firdaus Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa-Mahasiwa

Early Childhood Education.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Satu Aspek Pendidikan yang Kerap Terlupakan

28 November 2021   10:03 Diperbarui: 28 November 2021   10:08 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lingkup dalam proses pembelajaran anak tidak hanya bergantung pada aspek intelegensi dan kognitif saja, aspek perkembangan sosial emosional juga turut andil dalam proses pembelajaran anak, emosi berperan sebagai fasilitator sekaligus penghambat keterlibatan akademik,komitmen dan kesuksesan dalam proses pembelajaran anak,  selain itu hubungan dan proses emosional  juga berpengaruh terhadap terhadap apa yang dipelajari oleh anak. 

Peran emosi ditentukan oleh bagaimana stimulus yang diberikan pada anak, jika stimulus itu diberikan dengan baik dan sesuai masa perkembangannya maka emosi bisa berperan sebagai fasilitator begitu pula sebaliknya. World Economic Forums Future of Jobs Report ( World Economic Forum, 2016) menuturkan bahwa kecerdasan emosional  akan menjadi salah satu dari 10 keterampilan kerja teratas pada tahun 2020, dari sini dapat diketahui bahwa perkembangan sosial emosial merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan.

Elias dkk, (1997:2) mendefinisikan permbelajaran sosial emosional sebagai “the process through which children and adults develop the skills, attitudes, and value necessary to acquire social and emotional competence” , yang jika dimaknai dalam Bahasa Indonesia pembelajaran sosial emosional adalah proses dimana anak serta orang dewasa dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan, sikap-sikap, adan nilai-nilai yang dibutuhkan dalam memperoleh kompetensi sosial emosional. Goleman (dalam Elias, 1997) mengungkapkan bahwa kompetensi  sosial emosional terdiri dari 5 bidang yaitu:

  • Self-Awareness / Emotional Expressiveness

Merupakan kesadaran untuk memahami, mengelola dan mengeskpresikan emosi dan sosial pada diri sendiri, memang pada tahap prasekolah anak belum bisa mencapai tahap ini namun alangka baiknya jika sejak prasekolah anak sudah mendapatkan stimulasi dan pengalaman yang merujuk pada tahap tersebut

  • Self-Management

Lewis dkk dalam CASEL menyebutkan bahwa pada anak usia  mengalami perkembangan kognitif, cara mengontrol perhatian, dan pengelolaan emosional  yang mulai nmeningkat, sejatinya emosi juga memerlukan regulasi ketika emosi mengancam agar dikalahkan atau diperkuat baik emosi positif maunpun emosi negatif. Anak usia dini akan menjadi lebih mandiri dalam meregulasi emosi, perhatian anak akan tertuju kepada keberhasilan teman-teman mereka, pada masa ini orang tua dan pendidik harus setia, sabar dan tekun untuk mendampingin anak   mangatur diri agar bisa diterima dan disukai oleh teman sebayanya, fakta menunjukkan bahwa bermain dengan teman sebaya ternyata penuh dengan konflik untuk itu anak dituntut untuk bisa meregulasi emosi, memelihara, memulai, serta bernegoisasi dalam berinteraksi  dengan teman sebayanya.

  • Social Awareness

Empati anak terhadap orang lain akan hadir dari kesadaran sosial yang dimilikinya, kesadaran sosial juga akan membawa anak untuk bisa mengatasi berbagai cobaan dalam kehidupan, mengenal dan menghargai perbedaan dan adanya persamaan manusia, serta menjadikan bahwa keluarga, sekolah, masyarakat sekitar sebagai sumber segalanya

  • Relationship Management

Daya lenting atau keterampilan anak dalam mengatur hubungan menjadi salah satu aspek penting dalam pengembangan sosial emosional anak, variasi dalam daya lenting anak dapat diperoleh melalui pengalaman individu dalam keluarga, lingkungan sekitar ataupun lingkungan prasekolahnya, maka dari itu orang dewasa berperan penting dakam pengembangan kemampuan mengatur diri anak dalam mengatur hubungan dengan orang lain.

  • Responsible Decision Making

Tanggung  jawab merupakan salah satu nilai yang harus ditanamkan orang tua kepada anak sejak dini, Jane Cindy Linardi, M.Psi, Psi, CGA selaku psikolog di RS Pondok Indah Bintaro Jaya berpendapat bahwa tanggung jawab adalah sebuah perilaku yang dapat menentukan bagaimana reaksi seseorang dalam menghadapi situasi sehari-hari. Keterampilan berpikir anak mulai berkembang ketika anak berada pada masa prasekolah hal ini mendukung perkembangan anak yang semakin kompleks, setiap anak tentunya terlibat dalam interaksi, dalam interaksi yang terjadi dibituhkan pemahaman tentang bagaimana cara mengembangkan kemampuan anak untuk dapat mengambil keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan, dalam hal ini emosi berperan sebagai penyampai informasi antar individu dalam mencapai pemahaman diri sendiri dan orang lain.

Paradigma yang berkembang dimasyarakat bahwa pendidikan hanya sebatas tentang prestasi akademik tanpa mempertimbangkan aspek penting lainnya salah satunya adalah aspek perkembangan sosial emosional yang kerap kali terlupakan padahal berperan penting dan dapat memberi dampak positif dalam pendidikan.

 "Emosimu tidak lain adalah badai biokimia di otakmu dan kamu mengendalikannya kapan saja." - Tony Robbins

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun