Mohon tunggu...
Izzatul Firdaus
Izzatul Firdaus Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa-Mahasiwa

Early Childhood Education.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menelusuri Kecerdasan pada Otak Albert Einstein

24 April 2021   11:18 Diperbarui: 24 April 2021   11:40 1998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kecerdasan tidak banyak berperan dalam proses penemuan, ada suatu lompatan dalam kesadaran, sebutlah itu intuisi atau apapun namanya, solusinya muncul begitu saja dan kita tidak tau bagaimana atau mengapa" --Albert Einstein

Siapa yang tidak asing dengan sosok Albert Einstein, sang ilmuwan jenius yang melegenda, seorang fisikawan teoritis yang lahir di Jerman pada tanggal 14 Maret  1879 dari pasangan suami isteri Hermann Einstein dan Pauline. 

Fisikawan jenius yang terkenal dengan Teori Relativitasnya, tak hanya itu beliau juga menemukan beberapa penemuan seperti  yang pertama adalah Pendingin tanpa Freon yang dikembangkan beliau pada tahun 1926 bersama Leo Szilard yang merupakan temannya,  yang kedua yaitu Foton, foton adalah sebuah konsep yang dikemukakan oleh Albert Einstein tentang sebuah partikel yang membentuk cahay, yang ketiga adalah Kondensat Bose-Einstein yang merupakan hasil kolaborasi dengan fisikawan asal india yang bernama Satyaendra Nath Bose dan yang keempat adalah Grand Theory, Grand Theory adalah salah satu penemuan beliau yang belum terselesaikan hingga beliau wafat. Karena kejeniusan beliau dalam menemukan eksperimen, teori serta karya-karyanya, menggerakkan beberapa ahli untuk malakukan penelitian terhadap otak Einsten  dengan harapan bisa mengungkapkan kecerdasan Einstein melalui penelitian tersebut.  Beberapa hasil penelitian mengungkapkan adanya beberapa keunikan dalam otak Einstein yang diduga berkaitan dengan kecerdasannya. 

Pada tahun 1985 seorang peneliti bernama Marian Diamond mengungkapkan bahwa dalam otak Einstein terdapat lebih banyak sel glial yang menyebabkan organ tersebut bisa lebih efektif dalam bekerja, namun hasil penelitian ini dianggap kurang dapat dipercaya, selanjutnya pada tahun 1995 hasil dari penelitian yang lain mengungkapkan bahwa otak Einstein memiliki bagian lobus parietal yang ukurannya 15 persen lebih besar dari orang pada umumnya disitu juga tidak ada celah sebagaimana yang terdapat pada orang normal, lobus parietal  bertanggungjawab dalam kemampuan spasial dan matematis, semakin besar ukurannya maka semakin besar pula kemampuan matematisnya, sedangkan dengan tidak adanya celah menyebabkan sel-sel dalam lobus parietal otak Einstein mampu berkomunikasi lebih cepat sehinggap dapat mendukung kemampuan dalam berpikir.

Tahun 2012, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dean Falk dari Florida State University beserta rekannya mengungkapkan hasil bahwa bagian depan otak depan, bagian somatosensori, motor primer, lobus parietal, korteks temporal, dan oksipitalis pada otak Einstein memiliki keistimewaan, dari keistimewaan itu Einstein memiliki kemampuan penglihatan, spasial dan matematis yang istimewa pula. Seperti yang diberitakan Huffington Post tentang penelitian terbaru yang telah dipublikasikan dalam jurnal Brain pada tanggal 24 September 2013, penelitian yang dilakukan oleh Dean Falk tersebut menyatakan bahwa ditemukannya keunikan dalam corpus collosum otak Einstein yang menghubungkan otak bagian kiri dan kanan, keistimewaan tersebut karena corpus collosum Einstein lebih tebal sehingga menyebabkan komunikasi antara 2 bagian otak menjadi lebih baik lagi.

Dari sini kita dapat mengetahui bahwa keadaan otak dapat mempengaruhi kecerdasan seseorang, satu hal yang pasti setiap anak tentu memiliki kecerdasan, walaupun kecerdasan anak tidak bisa disama ratakan, setiap anak terlahir dengan kecerdasan yang berbeda-beda ada anak yang sangat pandai dalam menggambar namun lemah dalam bidang berhitung. Hal itu bisa disebabkan karena peran otak yang berbeda antar tiap individu, seperti yang sudah diketahui bahwa otak besar terdiri dari 2 belahan yaitu otak kanan dan otak kiri. Dari adanya belahan tersebut menyebabkan anak memiliki kecerdasan yang berbeda ada yang dominan menggunakan otak kiri, ada juga yang dominan menggunakan otak kanan meskipun sebenarnya keduanya saling berkesinambungan dalam menjalankan peran penting dalam kehidupan seseorang.  Ketika kita menjumpai anak yang pandai sekali dalam hitung menghitung, bisa jadi itu karena peran otak kiri lebih kuat daripada otak kanan.

Otak kiri memang lebih unggul dalam hal-hal yang berhubungan dengan logika dan rasio manusia, kemampuan menulis serta pembaca, tak lupa merupakan pusat dari matematikan. Beberapa pakar menyebutkan bahwa otak kiri merupakan pusat dari Intelligence Quotient yang biasa disingkat dengan IQ. Tak heran jika anak yang dominan dengan otak kiri lebih pandai saat melakukan analisa dan proses yang membutuhkan logika, namun lemah dalam berhubungan sosial. Oleh sebab itu anak dengan dominan otak kiri akan mengutamakan logika ketika dia mengambil keputusan dalam suatu permasalahan denagn perhitungan yang matang.

Otak kanan, kebalikan dari otak kiri otak kanan berperan dalam perkembangan emosi atau Emotional Quotient seperti sosialisai, komunikasi, interaksi dengan manusia lain dan pandai dalam mengendalikan emosi, selain itu otak kanan juga berfungsi dalam kegiatan yang berbau kreativitas seperti menari, menggambar, melukis ataupun menyanyi. Otak kanan bertanggung jawab pada kemampuan spasial meliputi pengenalan wajah serta mengolah musik.

Jarang diketahui ternyata otak kanan juga dapat melakukan beberapa fungsi matematika walaupun terbatas pada perkiraan kasar dan perbandingan saja. Bagian ini dapat membantu otak dalam menafsirkan konteks dan nada lawan bicara. Sebagai orang tua kita tidak bisa menghakimi dan memaksakan anak agar menjadi seperti apa yang kita inginkan tanpa memperhatikan kemampuan yang dimiliki, karena pada hakikatnya anak menyandang kecerdasan yang berbeda maka dari itu stimulasi, dukung, dan bantu mengembangkan agar anak hebat sesuai kecerdasannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun