Mohon tunggu...
Izza Syahri Muharram
Izza Syahri Muharram Mohon Tunggu... Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Teknik Informatika

Selanjutnya

Tutup

Diary

Drama Alarm: Sahur yang Hanya Angan

4 Maret 2025   23:38 Diperbarui: 4 Maret 2025   23:38 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Freepik.com/Freepik

Malam itu, aku sedang berpacu dengan deadline tugas yang rasanya tak ada habisnya. Mata mulai berat, punggung mulai protes, dan otak sudah seperti komputer yang butuh restart. Tapi tetap saja, sebagai mahasiswa yang tak kenal lelah (atau lebih tepatnya, suka menunda pekerjaan), aku harus menyelesaikan semuanya sebelum tidur.

Setelah tugas beres, aku bersiap untuk tidur dengan ritual wajib: cek ponsel. Tentunya untuk baca doa tidur, dan tak lupa untuk memastikan alarm sahur sudah disetel dengan benar. Aku setel alarm jam 03:30 pagi, pas banget buat bangun, nyiapin makanan, dan menikmati sahur tanpa buru-buru. Dengan memastikan alarm sahur, pastinya akan merasa tenang dan aman besok pasti akan bangun pagi.

Namun, siapa sangka, takdir berkata lain.

Dalam tidurku, aku bermimpi sedang sahur. Mimpinya realistis banget! Aku duduk di depan meja, menikmati nasi hangat dengan telur goreng, ditambah segelas teh manis yang mengepul. Aku bahkan ingat sensasi mengunyah makanan, mendengar suara sendok beradu dengan piring, dan pada biasanya aku makan sambil menonton sesuai lewat ponsel. Rasanya sangat nyata!

Tapi anehnya, semua terasa terlalu mulus. Tidak ada suara alarm yang membangunkan, tidak ada rasa kantuk yang biasanya menyertai sahur, dan yang paling mencurigakan: kenapa aku bisa makan dengan begitu lahap tanpa harus merem-melek berusaha tetap sadar?

Tiba-tiba...

Aku terbangun. Aku refleks menengok jam di ponsel, dan saat itu juga pertama kali yang kudengar adalah pujian setelah adzan subuh, Yap! Aku telat bangun. Jam sudah menunjukkan pukul 04:30. "Astaga! KENAPA AKU BARU BANGUN?!" Lantas aku mengingat alarm yang kunyalakan tadi malam.

Aku menatap layar ponsel dengan penuh rasa penasaran. Apa mungkin alarmnya tidak bunyi? Apa ponselku rusak? Dengan napas memburu, aku membuka aplikasi alarm dan melihat kenyataan pahit yang terpampang di layar: Aku salah menyetel alarm. Bukan 03:30 pagi yang kupilih, melainkan 04:30. Namun dari ingatanku, aku sudah menyalakannya pukul 03.30 pagi, Sudahlah.

Aku terduduk di kasur, menatap langit-langit kamar dengan hampa. Aku mencoba mencerna situasi ini. Namun ini bukan masalah besar untukku, karena aku sendiri lebih suka sahur hanya minum segalas air putih. Tapi anehnya, aku bermimpi sahur dengan lancar.

Aku pun mencoba menenangkan diri. "Oke, ini bukan akhir dunia," pikirku. "Puasa tetap bisa lanjut". Dengan semangat yang tiba-tiba muncul entah dari mana, aku bertekad untuk menjalani puasa hari itu dengan penuh keikhlasan. Walaupun, ya, ada sedikit kecurigaan bahwa otakku telah menipuku dengan membuatku merasa seolah-olah sudah sahur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun