Mohon tunggu...
Izzan faruqy azzahir
Izzan faruqy azzahir Mohon Tunggu... Jurnalis - Busy

seorang yang hanya merefleksikan bahan-bahan kontemplasi pada kolom kosong.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ritme Perjuangan "Sang Millenial"

26 Desember 2019   15:25 Diperbarui: 26 Desember 2019   15:36 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Orang yang menginginkan impiannya menjadi kenyataan, harus menjaga diri agar tidak tertidur. 

 (Richard Wheeler)  

Berbicara tentang perjuangan, pasti setiap orang akan memiliki hal yang akan diperjuangkannya untuk menggapai hal fururistik dengan sempurna. Salah satunya adalah perjuangan mengejar sebuah mimpi. Pasti setiap orang memiliki mimpi yang sangat mulia, biasanya mimpi setiap orang itu berbeda-beda, tetapi ada kalanya juga mimpi setiap orang itu sama. 

Dalam perjalananan menggapai mimpi itu pasti sangat banyak rintangannya. Mulai dari permasalahan Internal sampai permalasahan Eksternal. Permasalahan Internal meliputi:

  • Keadaan jasmani seseorang, ex: Tubuh yang cacat, tubuh yang tidak ideal dsb.
  • Keadaan rohani seseorang, ex: Jauh dari tuhan, jarang melaksanakan peribadatan dsb.
  • Keadaan psikologi seseorang, ex: Gila, stress dsb.
  • Sifat seseorang, ex: Pemalas , pesimis dsb.

Permasalahan Eksternal meliputi:

  • Keadaan kultural(lingkungan), ex: Celaan teman, Kurang dukungan keluarga dsb.
  • Keadaan fasilitas sekolah, ex: Tidak ada fasilitas olahraga, ataupun fasilitas yang berkaitan dengan mimpi kita.
  • Keadaan pendidik(guru atau lainnya), ex: Guru yang kurang fleksibel ketika mengajar, guru yang hanya "absen wajah" di kelas dsb.

Dari kedua permasalahan tersebut, kita bisa lihat kutipan yang tercantum diatas laman web ini; "orang yang menginginkan impiannya menjadi kenyataan, harus menjaga diri agar tidak tertidur." Kita garis bawahi pada diksi tertidur, coba kita pahami dengan interpretasi esensial jangan terbiasa dengan interpretasi literalnya saja. 

Makna tertidur itu bukan hanya kita menutup mata kita di malam hari, tetapi makna tertidur itu multi interpretasi. Salah satunya bisa diartikan, kita jangan stagnan dalam satu garis tetapi kita harus bermilitan terhadap hal yang dinamis. 

Coba kita buktikan, jika kita terus berdiam di dalam kamar, apakah kita akan mendapatkan es krim yang dijual di toko? Pasti tidak! kita harus berjalan ke toko dan melakukan transaksi dengan pembeli. 

Permasalahan di dalam perjuangan, mayoritasnya bersumber pada permasalahan individualnya. Tetapi, banyaknya orang awam menyalahkan permasalahan eksternalnya. Kita lupa, bahwa kita masih bisa bercermin dengan keadaan kita saat ini. Dengan banyaknya faktor-faktor yang akan membuat semua impian kita itu sirna, padahal mayoritasnya berasal dari diri kita sendiri. 

Kita harus bisa melihat bahwa ritme perjuangan ini akan berubah dengan cepat seiiring perkembangan zaman. Sekarang kita sorot pada tahun 2030, bonus demografi, yang dimana pada tahun ini keseluruhan penduduk indonesia akan termobilisasi oleh para pemuda. Tetapi, jika sekarang kita terus berdiam di kamar, bermain gawai, pacaran dsb. Apakah kita akan sanggup dengan adanya bonus demografi nanti?

Ditambah lagi, sekarang presiden kita, Ir. Joko Widodo sudah mencanangkan dalam pidatonya, bahwa beliau akan memangkas sumber daya manusia yang ada sekarang dengan menggantinya dengan Artificial Intelligence atau biasa disebut dengan kecerdasan buatan, yang biasanya kita kenal dengan robot. 

WELCOME TO DISRUPTION TECHNOLOGY ERA!

Dengan adanya era disrupsi teknologi ini, kita akan bersaing dengan ciptaan manusia itu sendiri. Dari diksi Disrupsinya pun sudah jelas, yang artinya pencabutan suatu hal dari akarnya, yang dikaitkan dengan peran sosial manusia yang akan segera dicabut dari dunia kerja. Jika kita ingin berhasil melewati era ini, we must have lotta unique characteristics! Jika kita tak memiliki suatu yang unik atau ciri khas dari diri kita, kita tak akan pernah menjadi bagian dari revolusi industri 4.0 yang akan kita hadapi sekejap mata lagi. 

Pertanyaannya, KITA BERAJALAN SUDAH SAMPAI MANA?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun