Mohon tunggu...
Izzaalwiikaputri
Izzaalwiikaputri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Be yourself:)

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Mbah Moen Kiai Inspiratif

24 Januari 2021   23:01 Diperbarui: 24 Januari 2021   23:09 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dalam buku ini, penulis mengisahkan banyak hal yang mungkin belum diketahui oleh banyak orang. Mulai dari latar belakang keluarga, kepribadian beliau, fakta-fakta unik, hingga menjelang beliau tutup usia. Buku ini merupakan gambaran kehidupan Mbah Moen yang bersahaja dan penuh pencerahan. Pencerahan dari mbah moen itu selalu dinantian oleh banyak orang. Nasihat-nasihatnya selalu terasa menyejukkan dan mendinginkan suasana. Ia bukan saja dihormati di kalangan pesantren, tetapi juga disegani di kalangan pemerintahan.

Kiai Maimoen bin Kiai Zubair bin Kiai Dahlan bin Warijo bin Munandar dilahirkan di Karang Mangu, Sarang, Rembang, padahari kamis legi bulan sya'ban tahun 1347 H atau 28 Oktober 1928, sebagai putra pertama Kiai Zubair Dahlan dan Nyai Mahmudah.K.H.Maimoen Zubair adalah ulama besar yang teduh, santun, dan berkarakter. Mbah Moen layak menjadi contoh dan teladan bagi santri, kiai, umat islam, dan bangsa Indonesia. Akhlak mulianya menghiasi kehidupannya sehari-hari. Ia memuliakan tamu dengan ramah, penuh senyum, dan hormat.

Mbah moen wafat pada tanggal 6 Agustus 2019 di rumah sakit An-Noor,Makkah, pada jam 04.17 waktu makkah dalam usia 90 tahun. Sebelum wafat, ia hendak menunaikan sholat tahajjud. Beliau dimakamkan di Ma'la yang juga tempat Siti Khadijah dimakamkan. Beliau dimakamkan dekat makam Siti Khadijah dan juga dimakamkan berdekatan dengan makam gurunya, Sayid Muhammad al-Maliki. Meninggalnya Mbah Moen meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, santri, dan bangsa Indonesia.

Mbah Moen adalah sosok kiai yang sangat dihormati. Ia menjadi salah satu ulama rujukan dalam bidang fiqih. Ia juga sering menjadi rujukan dan referensi ketika terjadi masalah besar atau isu yang sedang menjadi bahasan banyak orang. Jejak hidupnya penuh keteladanan, meniru kekasihnya, yaitu Nabi Muhammad SAW.

Beberapa karakteristik kepribadian Mbah Moen yaitu Mbah moen merupakan sosok yang sederhana, cinta tanah air, taat beribadah, menghormati perempuan, dan mandiri. Mbah Moen sudah mulai berguru sejak muda. Pada usia sekitar 17 tahun, K.H.Maimoen Zubair suah mampu menghafal kitab Jurumiyyah, Imrithi, Alfiyyah Ibnu Malik, Matan Jauharotut Tauhid, Sullamul Munauroq, dan Rohabiyyah fil Faroidl. Pada tahun 1945, Mbah Moen belajar ilmu agama islam di Pondok Pesantren Lirboyo di Kediri, Jawa Timur. Di sana beliau belajar selama kurang lebih lima tahun.

Pada tahun 1977, K.H. Maimoen Zubair mengembangkan tradisi pesantren dengan mendirikan pondok putri Al-Anwar. Beliau memulainya dengan membuat sebuah bangunan di sebidang tanah yang dimilikinya dan hasil pembelian tanah milik tetangga. Pada umur 25 tahun, Mbah Moen menikah dengan Hj. Fatimah, putri K.H. Baidhowi Lasem. Namun, Nyai Hj. Fatimah wafat pada tanggal 18 oktober 2011. Selain dengan Nyai Hj. Fatimah, Mbah Moen juga menikah lagi dengan Hj. Masti'ah, putri K.H.Idris dari Cepu, Blora. Setelah menikah dengan Hj. Masti'ah, Mbah Moen menikah dengan Hj. Heni Maryam dari kudus. Mbah Moen dikaruniai 6 putra dan 2 putri. Mereka adalah K.H. Majid Kamil, Gus Ghofur, Gus Ro'uf, Gus Wafi, Gus Yasin, Gus Idror, Neng Shobihah (meninggal dunia), dan Neng Rodhiyah.

Di dalam novel tersebut, penulis juga menuliskan fakta-fakta unik tentang sosok Mbah Moen diantarannya yaitu beliau merupakan anak ulama, pemuda cerdas, tokoh besar, anggota MPR, sang ahli, berhaji setiap tahun, tokoh NU, negarawan, ingin meninggal dunia pada hari selasa, sang penulis, dan semangat untuk sholat berjamaah.

Penulis juga menuliskan pesan dan nasihat Mbah Moen. Banyak pesan Mbah Moen yang sangat berguna bagi kehidupan kita. Pesan dan nasihat Mbah Moen beberapa diantaranya adalah mendekati Allah, mencari istri shalihah, cinta yang langgeng, jangan abaikan kebaikan kecil, nasihat untuk santri, dan malam hari raya.

Kelebihan buku :

Penggunaan kata yang begitu baik. Buku ini cocok untuk semua kalangan terlebih yang ingin mengetahui sosok Mbah Moen. Cover buku juga sangat menarik dan juga sesuai dengan judul dan isi dalam novel. Helaian lembar kertasnya pun begitu baik, kualitas kertasnya bagus. Cerita novelnya pun begitu ,menarik membuat si pembaca tertarik akan hal yang ada di dalam buku. Selain itu, novel juga disertai kata-kata inspirasi dan pesan-pesan nasihat.

Kekurangan buku :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun