Mohon tunggu...
Izza Nur Hidayati
Izza Nur Hidayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pemula

Pasti Bisa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Negoisasi dalam Mengatasi Konflik

21 Oktober 2021   22:06 Diperbarui: 21 Oktober 2021   22:32 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : freepik.com/pressfoto

Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya banyak melibatkan interaksi banyak devisi maupun karyawan. Tidak semua interaksi tersebut dapat berjalan dengan baik pasti banyak terjadi sebuah masalah contohnya, perbedaan terutama perbedaan pendapat. 

Perbedaan pendapat yang sering ditemukan dalam dunia kerja, baik antara atasan dengan bawahan atau sesama karyawan. Perbedaan ini yang menimbulkan sebuah konflik. 

Konflik ini dapat dilihat dari sisi positif dan sisi negatif, untuk menhindari sisi negatif dari perbedaan yang menyebabkan konflik, perlu adanya kemampuan psikologi industri yang dapat berinteraksi untuk melakukan negoisasi atau menjadi penengah dari konflik yang ada.

Pengertian Konflik

Lalu apa definisi dari konflik? Konflik, dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2002) diartikan sebagai percekcokan, perselisihan, dan pertentangan. 

Konflik ini didasari oleh dua orang atau lebih yang memiliki perbedaan dalam sudut pandang tertentu yang dimana salah satu pihak berusaha untuk menjadi unggul dan menyingkirkan pihak yang lainnya. Perbedaan yang menimbulkan perdebatan dan susah untuk menemukan titik terang, karena mungkin semua pihak ingin merasa menang dan adanya daya saing antara pihak satu dengan yang lain.

Macam-macam Konflik

Konflik sendiri memiliki 2 macam, yang pertama konflik fungsional dan kedua yaitu konflik disfusional. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai macam-macam konflik.

  1. Konflik Fungsional. Dalam sebuah konflik ternyata tidak semua dipandang buruk, ada juga konflik yang mendukung tujuan kolompok yang ada konflik ini dikenal dengan konflik fungsional. Contohnya dalam perusahaan antara bawahan dan atasan mendebatkan tentang tanggal yang baik untuk launching produk baru perusahaan tersebut. Perdepatan ini untuk kebaikan perusahaan jadi perbebatan ini dianggap perdebatan yang positif.
  2. Konflik Disfungsional. Kebalikan dari fungsi fungsional, konflik ini yang menyebabkan kinerja menjadi menghambat. Konflik ini yang memiliki nilai negatif bagi perusahaan. Apabila konflik ini terus berlanjut dan tidak menemukan titik temu, akan berimbas bagi karyawan itu sendiri dan bahkan perusahaan akan terganggu dalam menjalankan kegiatan yang mengakibatkan tujuan perusahhan menjadi terhambat.

Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Konflik

Konflik yang terjadi tidak serta merta terjadi begitu saja, ada ynag melatar-belakanginya atau ada yang memicu konflik itu terjadi. Sumber atau faktor yang menyebabkan timbulnya konflik antara lain:

  1. Komunikasi. Komunikasi adalah kunci saat kita melakukan sebuah interaksi. Ketika komunikasi buruk, maka ini yang menimbulkan kesalah pahaman yang menyebabkan sebuah konflik. Jadi usahakan saat kita melakukan komunikasi jangan sampai mendekat pada hal yang dapat menyebabkan sebuah perdebatan. Komunikasi yang dapat menimbulkan konfik seperti perukaran informasi yang tidak cukup, gangguan dalam sistem komunikasi dan konflik pribadi yang terbawa bada saat penyampaian informasi pada saat bekerja.
  2. Struktur. Penelitian menunjukkan bahwa ukuran kelompok dan derajat spesialisasimerupakan variabel yang mendorong terjadinya konflik. Makin besar kelompok, danmakin terspesialisasi kegiatannya, maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya konflik.
  3. Variabel Pribadi. Sumber lainnya yang dapat menjadi faktor timbulnya konflik yaitu faktor pribadi. Setiap individu memiliki karakter yang berbeda-beda, dan apabila dalam melakukan komunikasi antara individu merasa tidak cocok ini yang akan menimbulkan sebuah konflik.

Terjadinya konflik di dalam perusahaan tidak dapat dihindari oleh para menajer. Apabila konflik ini terjadi para manajer harus menemukan cara yang tepat dalam mananganinya. Salah satunya dengan cara negoisasi.

Pengertian Negoisasi

negosiasi adalah suatu upaya yang dilakukan antara pihak-pihak yang berkonflik dengan maksud untuk mencari jalan keluar untuk menyelesaikan pertentangan yang sesuai kesepakatan bersama. 

Jadi pihak-pihak yang berkonflik ini berunding untuk dapat menemukan solusi yang tepat atas konflik yang terjadi. oleh sebab itu, pendapat yang berbeda-beda dapat menimbulkan sebuah konflik yang dapat diredam dengan menggunakan metode negosiasi.


 Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Negoisasi

Hal yang paling mempengaruhi seseorang untuk menjadi negosiator yang baik adalah usahanya sendiri untuk menjadi negosiator. negosiasi yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih seringkali dipengaruhioleh internal dan eksternal. Hal ini disebabkan karena setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam bernegosiasi. Faktor-faktor yangdapat mempengaruhi negosiasi, yaitu :

  1. Kepribadian. Kepribadian dianggap cukup mampu untuk dapat mempengaruhi sebuah negoisasi. Contohnya seorang yang mempunyai kebribadian ekstrovert, akan mampu untuk memenangkan sebuah negoisasi karena  mereka cenderung baik dalam bersosialisasi maupun bernegoisasi. Hal ini disebabkan seorangekstrovert memiliki sifat ramah dan ingin membina hubungan yang baik dengan orang-orang disekitarnya.
  2. Suasana Hati atau Emosi. Faktor ini memiliki hasil yang berbeda sesuai dengan jenis negosiasinya. Pihak yang menunjukkan emosi marah, akan lebih fokus dan tegas,sehingga akan mendapatkan hasil yang lebih baik. kegelisahan juga mengarah kepada keputusan yang kurang baik, karenaseseorang yang gelisah biasanya lebih cepat menyerah.Sedangkan pada integrative negotiations, suasana hati dan emosi yang positif akan menghasilkan keputusan yang lebih baik karena suasana hatiyang positif akan mengarah ke kreatifitas.
  3. Kebudayaan. Perbedaan kultur juga mempengaruhi seseorang dalam bernegosiasi. Hal ini disebabkan nilai dan kebiasaan dari budaya yang dibawaoleh seorang individu. Contohnya seorang manajer dari negara Hongkong lebih kooperatif dalam berneogisasi dari pada manajer yang berasal dari negara Jerman.

Konflik tidak dapat dihindari dalam kehidupan sosial karena konflik itusendiri timbul dari interaksi sosial yang dilakukan masyarakat, yaitu individuyang memiliki persepsi yang berbeda-beda. Namun, konflik tersebut dapatdicegah apabila antar individu meyakini bahwa orang lain tidak menimbulkan dampak negatif terhadap dirinya melainkan menganggap orang lain sebagai teman untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan.

Hal ini perlu diketahui oleh manajer dalam suatu perusahaan karena implikasi konflik dapat membuat perusahaan menjadi konstruktif apabila manajer dapat melakukan manajemen konflik dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun