Mohon tunggu...
Azmi Muhammad
Azmi Muhammad Mohon Tunggu... -

Penyuka Musik Trash, Death, Speed, Prog, Art, Blues, Heavy etc

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Janganlah Bermain Api dan Berpolitik Burung Onta

30 Desember 2012   14:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:47 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Agama Islam adalah agama toleransi in optima forma. Al-Qur’an sejak dahulu, menjelaskan :

1.Al-Baqarah : 256

Tak ada paksaan didalam Agama

2.Al-Kafirun

Untuk kamulah agama kamu, dan untukkulah agamaku.

Sejak saat ini umat Islam Indonesia sangat benar-benar toleransi (tasamuh) terhadap agama-agama lain. Hidup bermuamalah (masyarakat) dengan orang-orang beda agama, sebagai bukti dalam skala Internasional sejarah keemasan masa Islam dunia dahulu :

Ø Lihat Andalusia (sekarang Spanyol)

750 tahun Islam memerintah disana, orang-orang Yahudi, Kristen dan Islam hidup rukun berdampingan, gereja-Kristen, Sinagog-Yahudi dan Mesjid-Islam berjejer dengan mewah dan megahnya laksana mercusuar menjulang keatas langit ditengah-tengah keramaian manusia.

Ø Beratus tahun Palestina dibawah kekuasaan Islam masih utuh Sinagog-Yahudi dan Gereja-gereja Kristen.

Ø Beratus tahun Turki menguasai Balkan, gereja-gerejanya tetap terjaga dan umat Kristen tak dipaksa masuk Islam.

ØLebih dari seribu tahun Mesir tetap ada dibawah Islam, agama Kristen dan orang Qubti Mesir tetap ada dan tidak diganggu,. Tetapi propaganda anti Islam tetap dilancarkan, didalam beraneka cara, berbagai bentuk kelicikan, fakta diputarbalikan

Sebagai Contoh :

ØSalibis menguasai Andalusia

Didalam kurang lebih tiga bulan semua Masjid sudah runtuh, puluhan juta Muslimin termasuk anak-anak dan wanita disembelih, dibunuh, dibantai secara kejam. Musnahlah umat Islam disana, masih dizaman Isabella dan Ferdinand sudah tak ada lagi Muslim disitu.

Masih tetap Umat Islam dianggap tidak toleran, dan yang paling toleran adalah umat Katholik dan Prostestan. Bukan untuk membangkit-bangkit tetapi camkanlah persoalan Pembangunan Gereja Yasmin-Bogor dan Gereja HKBP Filadelfia-Bekasi!Sebagai ‘geraja liar’, pendatanganan palsu oleh oknum pihak mereka. Sehingga timbul konflik diantara masyarakat Komplek Jln. Abdullah Bin Nuh yang mayoritas Muslim dengan pendatang minoritas. Namun hakekatnya, pendirian ‘gereja liar’ itu sudah menyalahkan UU Pendirian Gereja.Sesuai pasal 14 ayat 3 ; harus memenuhi persyaratan administratif dan memenuhi dukungan masyarakat setempat paling sedikit 60 orang. Kenyataannya semua tidak ada yang mendukung toh pendirian “gereja liar ” tersebut. Jadi, patuhilah aturan yang berlaku. Ndak usah ngeyel toh!!!!!!

Isu-isu, kebencian dan Islamphobia digencarkan sampai ada LSM-LSM melontarkan. Bahwa Indonesia itu adalah Negara yang Intoleransi, tidak pernah akur dengan sesama agama lain.Siapa yang mengatakan Indonesia adalah Negara Intoleransi tentunya para begundal-begundal JIL (Jahanam Iblis Laknatullah), yang tujuannya untuk menjual issu tersebut kepada bossnya penjajah Imprealis Amerika Serikat.Maka Mantan Ketua PBNU K.H. Hazyim Muzadi mengatakan jauh-jauh hari ada pihak-pihak yang menjual isu agama kepada Amerika. Pernyataan itu sudah barang tentu dapat dibenarkan.

Toleransi Islam, tegasnya toleransi Umat Islam Indonesia benar-benar sangat luar biasa.

Mula-mulanya rumah-rumahnya digedor-gedor, dikala orangnya sedang mestinya beristirahat, 25 zending masuk, pura-pura minta maaf dengan dalih memberikan bantual sosial kepada kaum fakir miskin Muslim sambil mempropagandakan agamanya. Seakan-akan satu-satunya “juru selamat”, dimuka bumi ini.

Belum pernah mereka ini diusir, coba-coba saja seorang Adventis berani masuk dirumah seorang Abuya berjiwa sabil, mungkin palang pintu akan menyambut kepada mereka dengan keras. Semoga……..

Koeksistensi Bukanlah Propaganda

Agama Islam dapat ber-koeksistensi, artinya bersama-sama berada dengan Umat Kristen, Hindu, Budha, Kong Hu Cho dan Yahudi. Bukan saja di dalam teori tetapi juga didalam implementasi telah dibuktikan oleh sejarah.

Di Indonesia inipun juga kita bersedia ber-Koeksistensi tetapi untuk menjadi bahan Propaganda (ditelan bulat-bulat), kita tidak mau, sekarang tidak, besok tidak dan untuk selama-lamanya tidak.

Umat Islam disini sama sekali tidak sudi sejarah peristiwa Palestina berulang kembali di Indonesia, dimana Katolik dan Dewan Gereja menjadi Israel dan Muslimin Indonesia menjadi Arabianya apakah mereka menghendaki seperti itu, harapan kita jangan seperti itu. Janganlah memancing-mamancing keadaaan pihak sana kaum minority.

Indonesia Muslim hidup berdampingan bertetangga, berkoeksistensi dengan Indonesia yang beda agama, tentu mau!

Indoneia Muslim tanpa ganggu menggangu mengerjakan amal ibadahnya masing-masing dengan Indonesia yang berbeda agama, Sudi! Saling menjunjung tinggi, harga menghargai dan bertoleransi, sebagai saudara sebangsa dan setanah air.

Tetapi kalau agama lain kelakuannya masuk kesini sebagai invasi, menelan Islam dan menggulung daerahnya seperti di Kota Bogor, Kab Bekasi dan lain-lain, tentu Tunggu dulu !

Tasikmalaya, 30 Desember 2012

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun