Mohon tunggu...
Deandra Syarizka
Deandra Syarizka Mohon Tunggu... -

Panggil aku Izka. Aku mahasiswa jurnalistik. Aku menyenangi dan menikmati seni, apa pun bentuknya, apalagi teater. Aku perempuan yang berusaha untuk sadar dan peduli atas nasib kaumnya. Aku menulis, sebagai kepanjanganku dari berbicara.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peran Media Sosial dalam Aktivitas Jurnalisme

3 Mei 2010   23:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:26 1167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dunia jurnalisme tidak bisa dipisahkan dari peranan media sosial. Mulai dari media massa konvensional seperti surat kabar, majalah, tabloid hingga media massa kontemporer seperti e-paper, dan jejaring sosial (untuk yang satu ini, kami kategorikan sebagai media massa karena sifatnya yang terbuka untuk diakses oleh masyarakat umum).

Jurnalisme membutuhkan media untuk menjadi wadah penyebarluasan informasi yang terdapat dalam berita. Dan dalam perkembangannya kini, media massa hadir dengan ragamnya yang semakin bervariasi. Kehadiran internet semakin menguatkan pendapat bahwa media (dalam hal ini media on-line) dapat memberikan manfaat yang besar dalam kehidupan manusia, termasuk dunia jurnalisme.

Jejaring sosial yang hingga kini masih diperdebatkan apakah merupakan media massa atau bukan adalah salah satu jenis media on-line yang memberikan kontribusi besar dalam bidang jurnalisme. Berkat adanya jejaring sosial ini, masyarakat tidak hanya dapat berjumpa kembali dengan kawan lama atau bersilaturahmi dengan saudara jauh tetapi juga bisa menjadi jurnalis. Tak dapat dipungkiri, kehadiran jejaring sosial turut berperan dalam menggeliatkan aktivitas jurnalisme warga, atau kata lainnya adalah citizen journalism/ participatory journalism.

Pemanfaatan jejaring sosial oleh masyarakat untuk meng-update status dengan keseharian mereka, peristiwa yang terjadi di sekeliling mereka, hingga tempat-tempat wisata favorit serta rujukan film atau buku baru, adalah salah satu dari bentuk jurnalisme warga. Di sini, masyarakat menjalankan peranannya sebagai jurnalis dengan melaksanakan fungsi sebagai penyampai informasi. Adapun ciri khas yang bisa dibilang sebagai kelemahan sekaligus kelebihan jurnalisme warga yang dilakukan melalui jejaring sosial adalah cara pengungkapan informasi dengan bahasa sehari-hari yang informal.

Bahasa informal tersebut menjadi kelebihan karena orang lain yang membaca informasi tersebut akan merasa karib dengan penulisnya berkat bahasa yang informal, dan hal tersebut dapat menghindari kejenuhan pembaca akan kata-kata baku yang biasa ditemui dalam berita di dunia jurnalisme profesional. Namun, bahasa informal tersebut menjadi kekurangan jurnalisme warga sebab sifat bahasa informal yang tidak ketat tata bahasa membuat kalimat-kalimatnya kadang menjadi ambigu sebab tidak semua orang menguasai teknik penulisan yang baik. Lalu orang tidak akan mendapatkan jaminan mengenai akurasi, kredibilitas narasumber hingga kebenaran informasi tersebut sebab jurnalisme warga tidak terikat dengan etika profesi.

Bagi jurnalis profesional, kehadiran jejaring sosial turut membantu mereka melaksanakan tugasnya. Jejaring sosial seperti twitter, misalnya, dapat menjadi rujukan bagi mereka dalam mencari berita. Hal-hal yang menjadi trending topic (topik yang paling sering dibicarakan) dapat menjadi acuan bagi mereka dalam menentukan isu yang akan diangkat sebagai bahan berita. Status twitter para tokoh yang mempunyai nilai berita (orang penting, orang terkenal atau orang berkuasa) dapat dijadikan bahan-bahan untuk memperkaya sisi personal sang tokoh dalam berita khas (feature), misalnya. Atau dapat juga dijadikan rujukan untuk mengetahui keberadaan sang tokoh yang mempunyai nilai berita tersebut untuk dimintai keterangan atau wawancara secara mendadak jika sang narasumber sangat sulit dihubungi melalui telepon.

Status twitter yang sangat cepat berganti dimanfaatkan dengan sangat baik oleh media massa berbasis on-line seperti detik.com. Mereka menginformasikan hal-hal penting secara terus menerus melalui jejaring sosial ini tanpa perlu bersusah-susah mengemasnya secara detail karena sifat twitter yang terbatasi 140 karakter ini. Karena sifatnya yang cepat, mudah dan simpel ini maka tak heran tiba-tiba begitu banyak orang menjadi jurnalis mendadak ketika kejadian heboh orang yang terjun dari lantai dua sebuah pusat perbelanjaan terjadi beberapa bulan yang lalu.

Ambiguitas sifat jejaring sosial yang masih diperdebatkan antara media massa atau media pribadi ini juga dimanfaatkan dengan sangat baik oleh jurnalis profesional yang tidak bebas menyatakan pendapatnya dalam berita, atau ketika ada benturan-benturan ideologi atau kekuasaan yang membuat beritanya batal dimuat. Jika keadaan sudah mencapai seperti itu, maka jejaring sosial adalah sarana yang tepat bagi para jurnalis tersebut untuk mengungkapkan apa yang tidak bisa mereka ungkapkan di media massa. Beberapa jurnalis memilih membebaskan ekspresi mereka dalam mengungkapkan kebenaran yang tidak bisa mereka sampaikan dalam dunia jurnalisme melalui sastra tetapi keterbatasan penguasaan teknik penulisan sastra yang – tentu saja – berbeda dengan jurnalisme membuat jejaring sosial menjadi sarana yang tepat. Ketika ada pihak-pihak yang tersinggung dengan tulisan mereka dalam jejaring sosial, maka alasan bahwa jejaring sosial juga merupakan media pribadi adalah alasan yang tepat untuk melindungi mereka.

Seperti itulah manfaat yang diberikan oleh jejaring sosial dalam hal penyebaran informasi dan aktivitas jurnalisme. Beberapa tahun kemudian, jika ditemukan jejaring sosial yang semakin canggih, dapat dibayangkan bahwa jurnalisme warga akan semakin menggeliat.

(Tulisan yang dibuat oleh Deandra Syarizka ini juga dipost pada blog: www.portalperempuan.blogspot.com untuk kepentingan tugas kuliah Perkembangan Media Baru)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun