Mohon tunggu...
Izatul Maula Aliyah
Izatul Maula Aliyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hello, nice to meet you! hope you enjoy your life

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Ergonomi: Peran dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja

16 November 2021   08:35 Diperbarui: 16 November 2021   08:37 982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar (sumber: ticpymes.es)

Keselamatan dan kesehatan dalam bekerja perlu diperhatikan dengan baik. Dua hal ini memiliki peran yang sangat penting terhadap tingkat produktivitas seorang karyawan. Kondisi lingkungan kerja yang rawan dan tidak aman akan memberikan rasa bahaya terhadap karyawan. Dalam kondisi bahaya tersebut, karyawan tidak akan mampu melakukan pekerjaannya dengan maksimal. Oleh karena itu, diperlukan ergonomi pada dunia kerja. 

Apa itu ergonomi?

Ergonomi merupakan gabungan dari dua kata dari bahasa Yunani, yaitu dari kata ergon yang memiliki arti kerja dan nomos yang berarti hukum atau aturan. Secara utuh, ergonomi merupakan ilmu yang mempelajari aspek-aspek manusia terhadap lingkungan kerja yang ditinjau dari segi anatomi, psikologi, fisiologi, engineering, desain atau perancangan, dan manajemen. Sebagai tambahan pengetahuan, berikut ini sebagian kecil dari banyaknya ahli yang memberikan definisi mengenai ergonomi

Pheasant, 1991.  Ergonomi merupakan implementasi informasi ilmiah tentang manusia pada sistem, desain objek, lingkungan untuk penggunaan manusia.

Pulat, 1997. Ergonomi yaitu ilmu yang meninjau mengenai interaksi manusia dengan objek yang mereka gunakan termasuk lingkungan kerjanya.

Dari kedua definisi tersebut, dapat diketahui bahwa ergonomi adalah suatu cabang ilmu mengenai bagaimana cara menyeimbangkan antara manusia dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya supaya terwujudnya suatu kenyamanan, keselamatan,  dan pencegahan pada munculnya cidera atau gangguan kesehatan.

Pada ergonomi, manusia adalah komponen yang sangat penting yang perlu diperhatikan karena manusia berperan sebagai operator dari pekerjaan yang dilakukan. Hal tersebut menunjukkan bahwa beberapa hal yang perlu diperhatikan juga yaitu berkaitan dengan workstation yang disesuaikan dengan karyawan, contohnya yaitu dengan memerhatikan desain furniture yang digunakan oleh karyawan seperti penggunaan kursi dan meja yang sesuai serta nyaman digunakan oleh karyawan.

Desain kursi yang baik dan nyaman digunakan oleh karyawan yaitu yang memiliki sandaran di bagian belakangnya. Hal ini bertujuan supaya karyawan dapat merelaksasikan otot punggung secara periodik. 

Untuk penggunaan meja kerja yang ideal, menurut Kroemer dan Grandjean (1997), disarankan meja yang digunakan untuk pekerjaan berat yaitu berkisar 75-90 cm dari lantai untuk pria dan 70-85 cm untuk wanita. Sedangkan, untuk pekerjaan ringan dibutuhkan tinggi dari lantai sekitar 90-95 cm untuk pria dan 85-90 cm untuk wanita.

Ergonomi memudahkan karyawan untuk melakukan pekerjaan dengan optimal tanpa adanya  pengaruh buruk yang menghampiri. Namun, perlu adanya keseimbangan ergonomi agar pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan mudah. Tuntutan tugas dengan kapasitas kerja harus berada pada garis keseimbangan yang lurus sehingga dapat mencapai performa yang tinggi.

Dalam arti lain, tuntutan tugas yang dimiliki oleh karyawan tidak terlalu sedikit (underload) dan tidak terlalu banyak (overload). Karena jika kedua hal tersebut terjadi maka akan menimbulkan stres terhadap karyawan. Seseorang yang sudah mengalami stres maka akan menyebabkan performanya dalam bekerja menurun. Sehingga, tuntutan dengan kapasitas harus berjalan beriringan dengan ukuran yang pas agar performa menjadi maksimal.

Lalu, bagaimana peran ergonomi terhadap keselamatan dan kesehatan kerja?

Pencapaian kinerja sangat bergantung terhadap seberapa jauh faktor ergonomi sudah diperhatikan dalam suatu perusahaan. Faktanya, kecelakaan kerja masih saja terjadi di beberapa perusahaan yang secara resmi sudah lulus audit sistem. Masih sering ditemui pada suatu industri mengenai terjadinya kecelakaan kerja ini.

Kecelakaan tersebut dapat terjadi akibat dari karyawan itu sendiri yang kurang berhati-hati dan tidak memerhatikan peraturan yang ada. Selain itu, bisa juga terjadi karena pihak manajemen yang kurang mempertimbangkan sisi ergonominya, dalam menghadapi hal seperti itu, perlu diketahui terlebih dahulu resiko yang bisa terjadi akibat dari cara kerja yang tidak tepat.

Berikut ini adalah beberapa keadaan yang menunjukkan sebuah sistem kerja yang tidak ergonomis:

  1. Hasil kerja yang diperoleh tidak sesuai dengan keinginan.
  2. Tingkat terjadinya kecelakaan kerja yang cukup tinggi, baik yang sudah terjadi atau masih dalam keadaan hampir terjadi.
  3. Karyawan yang berulang kali melakukan kesalahan.
  4. Karyawan merasa tidak nyaman pada saat bekerja, seperti nyeri pada leher, punggung, pinggang, atau bahu.
  5. Mesin yang digunakan dalam bekerja tidak sesuai dengan karakteristik fisik karyawan.
  6. Komitmen kerja yang dimiliki cukup rendah.
  7. Lingkungan kerja yang tidak memadai, contohnya seperti suasana yang terlalu berisik, pencahayaan rendah, dan sirkulasi udara yang buruk.
  8. Karyawan sering mengeluh terhadap beban kerja yang diperoleh berlebihan sehingga menyebabkan kelelahan dan membutuhkan banyak istirahat.
  9. Postur tubuh karyawan yang menjadi tidak bagus, contohnya postur pada punggung yang terlalu membungkuk.
  10. Kurangnya keikutsertaan karyawan dalam musyawarah sehingga tidak dapat mengutarakan pendapatnya dan lunturnya rasa peduli terhadap pekerjaannya.

Adanya penerapan ergonomi yang dilakukan dalam suatu perusahaan akan meminimalisir hal-hal yang sudah disebutkan sebelumnya. Dengan berkurangnya atau tidak adanya keadaan yang tidak ergonomis akan memberikan suasana kerja yang nyaman dan mendukung produktivitas karyawan menjadi meningkat. Beberapa prinsip dasar dalam menerapkan ergonomi untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja yaitu:

  • Sebagai upaya tindakan positif untuk mencegah timbulnya kecelakaan dan gangguan kesehatan karyawan.
  • Dalam proses pelaksanaannya harus berdasarkan kepada ilmu pengetahuan dan hasil observasi yang terbaik
  • Melakukan kerja sama dengan karyawan dan departemen yang bersangkutan
  • Bersifat fleksibel yang tidak merugikan pihak lain

Langkah awal yang dapat dilakukan untuk memulai program ergonomi di suatu perusahaan antara lain:

  1. Menciptakan komitmen dari manajemen. Hal ini sangat dibutuhkan pada tiap pelaksanaan program karena sistem yang baik perlu didukung oleh manajemen yang terbaik.
  2. Membuat pelatihan ergonomi dalam upaya mendorong keikutsertaan seluruh karyawan.
  3. Membentuk kelompok kerja yang memegang kendali atas penerapan program ini.

Aspek ergonomis dalam meningkatkan perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja bagi perkembangan perusahaan merupakan prioritas dan kewajiban seluruh pemangku kepentingan negara dan swasta, mulai dari tingkat manajemen hingga seluruh pegawai manajemen perusahaan. 

Hal ini tentu akan mengurangi biaya medis dan perawatan jangka panjang, mengurangi kerugian akibat kecelakaan, memungkinkan karyawan untuk bekerja  lebih produktif, meningkatkan keuntungan, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan karyawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun