Mohon tunggu...
iza lianti
iza lianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kontemplasi lewat kata

Selanjutnya

Tutup

Diary

Surat untuk Masa Depan

11 Juni 2022   16:39 Diperbarui: 11 Juni 2022   16:41 1075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tak pernah tau di part mana tulisanku menemukan pembacanya. Menemukan hati untuk bertuan, berlabuh dan merabanya sampai ke dasar. Tapi hariini aku menuliskan surat untuk masa depan. Surat yang aku dedikasikan untukkamu yang mungkin kebingungan di tengah jalan. Sembari menghentikan langkahmenatap orang-orang di sekeliling. Lalu lagi, kamu mulai menakar sejauh manajangkauanmu dan membandingkan hidupmu dengan orang-orang. Tak apa, kita memangmembutuhkan jeda untuk merenung dan menata ulang langkah-langkah yang mantapsebelum melangkah kembali.

Surat ini aku dedikasikan untuk kamu yang terlihat tenangpadahal isi hati dan kepalanya sibuk berperang.

 

Maksudku, kamu tak pernah ingin memberi tahu siapapuntentang isi hati dan kepalamu. Tapi, mungkin kamu merasakan satu diantarabanyak hal yang aku tuliskan ini atau mungkin semuanya?

 

1. Kehilangan motivasi dan arah

2. Overthinking perihal masa depan

3. Merasa punya banyak angan dan ingin tapi tak pernah action

4. Sulit membuat dan menentukan ketika dihadapkan denganbanyak pilihan

5. Overthinking tentang maksud dan tujuan hidup ini

6. Merasa tak bahagia dengan hidupmu sekarang

7. Belum menemukan apa-apa yang kamu sukai

8. Masih membandingkan hidupmu dengan orang lain

9. Sering berpindah pekerjaan

10. Dihatimu terbersit iri ketika melihat teman yang sudahsukses darimu.

(Sumber Gambar. Pexels)
(Sumber Gambar. Pexels)

 

Oke don't worry, tak mengapa wajar saja telahpun kitahanya manusia. makhluk yang memiliki isi kepala dan hati yang dinamis. Tapi, Iknow that, ini sungguh melelahkan bukan? Kita merasa berputar-putar sepertitak ada arah tujuan. Kamu enggak mau seperti ini tapi mungkin kamu seringkalibertanya what should I do?  Take it easy.I just wanna tell you something apa seharusnya yang kita lakukan untukmengatasi rasa yang menjebak dan menyesakkan ini.

 

1. Menerima

Penerimaan terhadap diri sendiri itu penting sekali. Belajarmencintai dirimu sendiri dan be yourself. Belajar untuk mencintai segalaproses dalam hidupmu dan berhenti memaksakan dirimu diluar kapasitas dankemampuanmu.

Lagi pula hidup di dunia ini tak melulu tentang apa yangkita sukai saja.

 

2. Don't Comparing Yourself to Others

Kita punya porsi dan kapasitas masing-masing, we havedifferent needs, we have different goals. You're doing just fineand do your best.

 

3. Dunia Bukan Kesuksesan Permanen

Dunia bukan tempat kesuksesan permanen. Kita boleh sajamengejar kehidupan duniawi, tapi kita patut mempertanyakan apakah kitaselamanya didunia? Apakah selamanya kita hidup? Kita hanya musafir yang hanyadidatangkan sementara. Maka akhiratlah tempat terbaik kita untuk berpulang.Bersiaplah untuk pulang!

 

4. Hiduplah di Masa Sekarang

Hiduplah di masa sekarang, lakukan yang terbaik dimasasekarang. Sebab masa lalu tak bisa kita putar dan perbaiki kembali. Dantelahpun kita tak akan mengetahui dan memiliki kendali perihal masa depan. Butyou must remember apa yang terjadi kedepannya tergantung usaha dan apa yangkamu lakukan saat ini.

 

5. Kesuksesan di Dunia ini adalah Merasa Cukup

Kesuksesan di dunia ini sebenarnya adalah merasa cukup.Bersyukurlah apapun yang terjadi. But we have different stories.Definisi sukses setiap orang terlalu luas untuk kita jadikan referensi sukseskita. Maka jika kau mencari kesuksesan yang sebenarnya pulanglah pada dada mu.Sukses itu cukup kau berlapang dada dan bersyukur dengan sebaik-baiknya penerimaan.

 

 

 

Semoga bahagia senantiasa dalam pelukmu dan pelukku~

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun