Mohon tunggu...
Izadatul Maulidiyah
Izadatul Maulidiyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Usaha tidak akan mengkhianati hasil

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bermain dan Permainan dengan Teman Sebaya

20 Oktober 2021   15:06 Diperbarui: 20 Oktober 2021   15:08 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Teman sebaya merupakan orang yang mempunyai kesamaan psikologis dan tingkah laku"

Dahulu, definisi teman sebaya hanya sebuah kelompok sosial yang didalamnya mempunyai satu kesamaan usia. Tetapi seiring berjalannya waktu, definisi teman sebaya tersebut mulai mengalami perubahan menjadi kumpulan orang yang mempunyai kesaamaan dalam psikologis dan tingkah laku. 

Berbicara tentang bagaimana cara mengembangkan perilaku anak dengan baik yaitu dengan memberikan ia akses bermain dengan teman sebayanya. Tampak begitu sederhana, tetapi dari hal sederhana tersebutlah yang berpengaruh penting untuk masa depannya. 

Kebahagiaan selalu terpacar pada anak ketika mereka sedang bermain, namun masih banyak orang yang memandang jika bermain merupakan kegiatan yang tidak penting dan tidak ada manfaatnya.

Tanggapan tersebut tentunya salah, karena pada dasarnya lewat bermainlah beberapa aspek perkembangan anak dapat terbentuk. Seperti, aspek perkembangan motorik/fisik, aspek perkembangan sosial emosional dan aspek perkembangan kognitif. 

Salah satu spesialis mainan edukatif  di Indonesia mengungkapkan jika bermain adalah sebuah kegiatan yang dapat membangun mood atau suasana hati menjadi lebih baik dan senang. Tanpa anak sadari, lewat aktivitas bermain yang kondusif dan menyenangkan bagi anak akan membuat anak lebih mudah dalam menyerap banyak hal terkait aspek perkembangannya.

Orang tua juga dianjurkan untuk mendampingi anak ketika ia bermain, hal tersebut bertujuan agar orang tua mengerti bagaimana tumbuh kembang anak ketika ia bermain. Selain itu, agar bisa mengoptimalkan tumbuh kembang anak melalui bermain yang sesuai dengan usianya. Anak usia dini hanya memiliki satu tugas saja, yakni bermain. 

Ketika ia bermain dengan menggunakan permainan yang tepat dan sesuai dengan usianya, maka keterampilan komunikasi dan bahasa, fisik/motorik, sosial-emosional dan kognitif anak akan ikut berkembang serta meningkat dengan baik. Perlu diingat juga jika hubungan sosial anak dengan teman sebayanya ketika bermain memiliki peran penting juga untuk perkembangan sosial-emosional dan tingkah laku anak.

Fungsi Bermain dengan Teman Sebaya

  • Anak dapat mengetahui jika diluar lingkungan keluarganya ada lingkungan lain yang bisa ia temui sebagai bekal ia dewasa nanti.
  • Anak dapat memberikan penilaian dengan cara membandingkan bagaimana perbedaan antara lingkungan di keluarganya dengan lingkungan luar tersebut. Kemudian anak akan memiliki rasa peduli dan kepercayaan diri yang baik, apalagi ketika menurut anak lingkungan keluarganya berjalan lebih kondusif daripada lingkungan yang lain diluar sana. Akan tetapi perlu di ingat, ketika anak berada di lingkungan keluarga yang tidak kondusif namun lingkungan teman sebayanya dirasa sangat nyaman. Maka akan menyebabkan anak kemungkinan besar tumbuh menjadi seorang anak yang tidak memiliki rasa percaya diri yang begitu baik.
  • Anak dapat mengira-ngira atau mengukur seberapa besar kemampuan yang ia miliki dibandingkan dengan kemampuan yang dimiliki teman sebayanya. Tanpa didasari oleh tolak ukur yang akhirnya  membuat anak tidak mengetahui apakah kemampuan yang ada pada dirinya itu baik atau belum daripada teman sebayanya.
  • Anak bisa memperoleh kemampuan baru yang ia dapatkan dari teman sebayanya. Nah, hal tersebut perlu diawasi oleh orang tua, karena belum tentu kemampuan yang ia dapatkan dari teman sebayanya tadi membawa pengaruh positif. Maka dari itu, orang tua perlu mewaspadai dan terus mengawasinya.

Tahapan Bermain Anak bersama Teman Sebaya

  • Berbagi

Ketika bermain anak akan secara tidak langsung belajar arti berbagi, penggunaan kata berbagi harus digunakan dalam makna yang paling benar dan akurat, yakni secara kolaboratif. Saat anda mencoba untuk meminta anak untuk membagikan makanan yang ia miliki namun mereka tidak bisa melihat makanan itu lagi karena telah dibagikan, hanya akan membuat anak berasumsi jika mereka berbagi mainan yang ia punya maka ia juga tidak akan mendapatkannya lagi.

  • Bergantian

Tahapan ini dibutuhkan sebuah kontrol impuls yang lumayan besar untuk seorang anak usia dini agar dengan mudah menyerahkan sesuatu yang mereka inginkan saat itu juga kemudian menunggu. Coba mulai dengan permainan sederhana yaitu bola bergilir yang memutar bergantian dari dengan belakang. Hal tersebut akan membantu anak untuk memahami arti bergantian karena mereka juga akan mendapatkan kesempatan memegang bola.

  • Patuhi peraturan

Cara lain yang bisa digunakan lagi untuk mengajarkan anak yaitu dengan mengajarkan peraturan dengan tidak membiarkan anak selalu menang setiap saat. Mungkin hal tersebut akan membuat anak sedikit rewel dan terlihat jahat, namun itu merupakan cara terbaik untuk mengenalkan anak tentang sebuah fakta bahwa semua yang namanya permainan pasti memiliki sebuah peraturan yang harus dipatuhi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun