Mohon tunggu...
Iyus Yusuf
Iyus Yusuf Mohon Tunggu... Guru - Iyus Yusuf

Menjadi kompasianer untuk berbagi

Selanjutnya

Tutup

Money

CA-FTA: Yang Lebih Dulu Siap Dia yang akan Menang

18 Januari 2010   10:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:24 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Cina-ASEAN Free Trade Agreement telah disepakati bersama. Apapun kesepakatannya, Indonesia sebagai negara ASEAN dan masuk kepada bagian dari kesepakatan itu mau tidak mau ataupun suka tidak suka harus tunduk dan patuh terhadap apa yang telah disepakati bersama antara Cina dan negara ASEAN itu

Satu pertanyaan besar yang muncul adalah: Bagai mana kita meresponnya. Apa tindakan riil kita.

+++

Jauh sebelum adanya CAFTA ini, dunia sudah berbicara tentang apa yang disebut dengan perdagangan Internasional. Dunia kini menghadapi era baru yang ditandai dengan kecenderungan globalisasi dunia sebagai akibat semakin banyaknya negara yang melaksanakan liberalisasi ekonomi. Yang ditunjang dengan pesatnya kemajuan dibidang teknologi komunikasi dan transportasi. Semua negara, bahkan setiap bisnis dan perusahaan menghadapi persaingan global baik secara langsung maupun tidak langsung. Globalisasi telah merubah secara drastis perekonomian dunia.

Sejalan dengan adanya perubahan tersebut, kerjasama multilateral dan regional semakin banyak dikembangkan guna mengantisipasi perkembangan yang sedang dan akan terjadi. Salah satunya adalah respon dari negara Cina dan negara-negara ASEAN dengan apa yang disebut CA-FTA (Cina-ASEAN Free Trade Agreement).

+++

Jauh hari sebelum CAFTAdisepakati dan di-implementasikan, pemerintah Cina denga regulasinya telah memulai strategi yang mereka rancangguna mengantisipasi perkembangan-perkembangan yang akan dihadapi. Pemerintah Cina sangat serius sekali akan hal ini. 10 tahun sebelum ini mereka sudah mempunyai konsep. Dalam rentang waktu itu mereka sudah bicara konsep dan tidak hanya sebatas bicara lalu hilang bagai ditiup semilir angin pantai yang bisa me-nina bobo-kan siapapun. Membawa masuk kedalam lorong-lorong mimipi dan hanya mimipi penghias tidur.

Konsep yang mereka bicarakan dituangkan dalam kegiatan-kegiatan dan usaha riil yang sangat nyata. Mereka bangun insprastruktur- insprastruktur yang diperlukan seperti, jalan untuk mendukung transfortasi, dari mulai daerah sampai pusat-pusat perekonomian. Apa yang mereka bangun tidak hanya sekedar membangun, tapi dapat mendorong sekali aktivitas perekonomian warganya. Dengan demikian mereka dapat meng-genjot produksi dalam negeri.

+++

Jauh hari pula, Indonesia telah bicara tentang CAFTA. Tapi, Indonesia hanya sibuk bicara konsep saja tanpa action yang nyata. Hanya bisa sampai pada dataran konsep saja yang mengunung setinggi gunung-gunung yang ada tanpa ada pendakian untuk mencapai puncaknya.

Salah satu contoh saja, bagaimana masih buruknya insprastruktur transfortasi kita.

Jangankan berbicara sampai kedaerah, di ibu kota negara saja masih carut marut tidak jelas juntrungannya. Hanya tiang-tiang saja yang mengurangi lebar jalan. Monorail-nya mana ??.

Maka jangan salahkan produk-produk Cina yang membanjiri negeri ini. Tidak ada yang salah dengan mereka. Mereka telah lebih dulu siap. Siap dengan berbagai hal dimulai dari regulasi sampai pembangunan insprastruktur pendukung pembangunan ekonomi mereka.

Indonesia, disini, pasti hanya akan sibuk mencari kambing hitam. Lempar sana lempar sini. Apa kata dunia ?!?!...

+++

Kita tertinggal bukan satu dua langkah. Tapi, seribu langkah, Bung ! dari para titisan Sun Tzu.

((()))

Cianjur, 17-01-2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun