Mohon tunggu...
Andi Sitti Mariyam
Andi Sitti Mariyam Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

Seorang Ibu, peminat pendidikan dan pemerhati sekitar :)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Membangun Koalisi Besar Indonesia

21 Mei 2018   22:24 Diperbarui: 21 Mei 2018   22:35 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejarah mencatat bahwa Inggris (tahun 1688), Prancis (1789) dan Jepang (restorasi Meiji tahun 1868) berhasil memulai pembangunan institusi politik melalui revolusi. Namun pada umumnya revolusi seringkali menciptakan kehancuran dan hasil akhir yang sulit diprediksikan. Misal Revolusi Bolshevik yang semula dianggap mampu meruntuhkan sistem perkonomian eksploitatif dri rezim Tsar Rusia, ternyata yang terjadi justru sebaliknya. Instutusi-institusi baru yang lahir justru lebih represif dari pemerintahan lama yang ditumbangkan para pejuang Bolshevik. Begitu pula pengalaman di Mesir, Kuba dan Vietnam. 

Reformasi politik tanpa revolusi di Brasil dapat dijadikan contoh sebuah perubahan yang cukup sukses. Pemogokan pekerja pabrik truk Scania pada tahun 1978 menjadi bagian awal dari gelombang pemogokan massal yang menerjang Brasil. Bangkitnya gerakan pekerja itu sebenarnya merupakan bagian kecil dari reaksi masyarakat luas terhadap kekuasaan rezim militer disana. 

Intelektual sayap kiri Fernando Henrique Cardoso, yang dilantik menjadi presiden Brasil setelah kehidupan demokrasi dapat dipulihkan, pada tahun 1973 menyatakan bahwa demokrasi akan muncul di Brasil jika kelompok-kelompok masyarakat yang menentang rezim militer itu bersatu menggalang kekuatan. 

Menurut Cardoso, yang sangat diperlukan adalah usaha untuk mengaktifkan kembali gerakan masyarakat madani, persatuan kaum profesional, serikat-serikat pekerja, gereja, kesatuan aksi mahasiswa, kelompok-kelompok diskusi dan debat atau pendeknya seluruh elemen gerakan sosial. Atau dengan kata lain, sebuah koalisi besar yang bertujuan untuk menghidupkan kembali demokrasi dan mengubah masyarakat Brasil.

Bangkitnya gerakan pekerja di Brasil merupakan titik awal terbentuknya koalisi besar itu. Pembentukan partai pekerja yang diinisiasi oleh aktivis serikat pekerja berumur tiga puluh tahun bernama Lula da Silva menjadi wadah gerakan politik bagi pembaharuan di Brasil. Lula menegaskan bahwa partai yang dia gagas itu tidak hanya mewadahi aspirasi dari serikat-serikat pekerja, tapi mengakomodasi kepentingan semua golongan, dari kaum pekerja hingga ekonomi lemah. 

Ibarat gayung bersambut, upaya tokoh-tokoh serikat pekerja untuk menyusun platform politik mereka ternyata satu nafas dengan berbagai gerakan masyarakat di masa itu. Dalam pekembangannya  kemudian partai pekerja memenangi Pemilu, baik lokal maupun nasional. Dan kader-kadernya mendapatkan posisi di berbagai jabatan pemerintahan lokal hingga tingkat nasional. Sejak tahun 2002 partai pekerja menjadi partai penguasa.

Terbentuknya koalisi besar di Brasil berkat bersatunya semua gerakan sosial dan serikat pekerja itu juga mempengaruhi perekonomian Brasil. Sejak tahun 1990 negara itu mencatat angka pertumbuhan yang tinggi. Angka kemiskinan turun dari 45% menjadi 30% pada tahun 2006. Kesenjangan masyarakat yang sangat mencolok di bawah naungan rezim militer turun drastis sejak partai pekerja berkuasa.

Bangkitnya perekonomian Brasil sejak dekade 1970-an bukanlah hasil rekayasa ekonom dan organisasi-organisasi internasional yang memaksa para birokrat negara itu mengikuti resep ajaib demi meningkatkan kualitas kebijakan publik maupun mencegah gagal pasar. Pertumbuhan ekonomi Brasil juga bukan karena suntikan dana bantuan asing. Bukan juga karena kehebatan teori modernisasi. Kebangkitan ekonomi di Brasil yang riil terwujud berkat kekompakan berbagai elemen masyarakat dan gerakan sosial yang dengan berani berbagai institusi politik-ekonomi yang inklusif.

Membangun Koalisi Besar itu di Indonesia

Pemahaman dan kesadaran satu atau dua kelompok kecil di masyarakat tidak cukup untuk melakukan reformasi fundamental. Diperlukan sebuah koalisi besar yang nantinya menjadi penyokong sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara di berbagai levelnya. Sebuah koalisi besar yang mampu bertahan lama. 

Gerakan mahasiswa Indonesia yang sudah terbukti mampu menjadi pemantik munculnya kesadaran nasional yang pada akhirnya mampu mewujudkan reformasi kepemimpinan nasional tahun 1998 perlu menjaga konsistensi gerakannya. Begitu pula gerakan serikat pekerja dan gerakan-gerakan sosial lainnya. Lembaga-lembaga atau organisasi masyarakat madani bisa ikut mengorganisir atau mengorganisasikan tuntutan masyarakat dan menjaga agar gerakan-gerakan oposisi tidak dihancurkan oleh elit yang berkuasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun