Mohon tunggu...
Iya Setiawati
Iya Setiawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

anak penurut

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membuat Brand dan Kemasan terhadap UMK di Desa Sukamukti di Masa Pandemi Covid-19

4 Agustus 2021   13:49 Diperbarui: 4 Agustus 2021   14:02 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MEMBUAT BRAND DAN KEMASAN TERHADAP UMK DI DESA SUKAMUKTI DI MASA PANDEMI COVID 19

UPI,- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melakukan program-program inovatif di Desa Sukamukti lokasi KKN. Diantaranya nya pendampingan UMK, BUMDes, dan pemuda-pemudi serta pembagian masker dan penyemprotan handsanitaizer kepada masyarakat sebagai edukasi protocol Kesehatan covid-19.

            Dalam melakukan aktivitas KKN di Desa Sukamukti para mahasiswa kelompok kecil KKN menerapkan protocol Kesehatan covid-19 secara ketat. mulai dari menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan penyemprotan handsanitaizer serta menghindari kegiatan yang mengundang kerumunan masa.

            Kelompok kecil KKN di Desa Sukamukti Kecamatan Waluran Kabupaten Sukabumi melakukan kegiatan program unggulan digitalisasi UMK. Program digitalisasi ini dilakukan karena UMK tersebut belum memasarkan produk secara online/digital.

            Padahal menurut mahasiswa kelompok kecil KKN Desa Sukamukti, di era teknologi digital ditambah lagi dengan situasi pandemic covid-19 yang terjadi pada saat ini, pemasaran berbagai produk sudah dilakukan secara online.

            “Kita membantu meningkatkan dalam pembuatan brande, meningkatkan kemasan produk lebih menarik dan membantu pembuatan akun media sosial terhadap salah satu produk UMK berupa media Instagram yang mengatas namakan (CEMILAN MIH ENIH)”.

            Kelompok kecil menjelaskan, proses pengolahan pisang dengan sederhana. Dimulai dari mengupas pisang kemudian dibagi menjadi beberapa bagian lalu proses penjemuran 2-3 hari tergantung cuaca. Setelah itu proses pembuatan adonan menggunakan tepung terigu, air, tambahan gula dan sedikit garam takaran disesuaikan dengan banyaknya pisang. Kemuadian pisang yang telah dijemur di celupkan kedalam adonan, pisang digoreng kedalam minyak yang benar-benar panas. Setelah matang ditiriskan dan proses pengemasan.

            “Kami juga membantu pemuda-pemudi yang tidak ada kegiatan dimasa pandemic covid-19 dengan memotivasi masyarakat mematuhi protocol kesehatan dan mengadakan pemaparan ilmu tentang jual-beli melalui media online”.

            Menurut Pak Kades, selama masa pandemic covid-19 pemilik UMK (Cemilan mih enih) mengalami kesulitan dalam menjual produknya, satu bulan terakhir ini terjadi penurunan penjualan karena wilayahnya terbilang zona merah.

            “Mereka juga melakukan program pendampingan terhadap BUMDes dengan membantu pembukuan untuk administrasi”, ujar Husni awamin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun