Mohon tunggu...
I Wayan Kerti
I Wayan Kerti Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP Negeri 1 Abang

I Wayan Kerti, Lahir di Karangasem, 29 Juni 1967. Anak desa yang berprofesi sebagai guru sejak 1995 sampai saat ini ditugaskan di SMP Negeri 1 Abang. Hoby menulis karena tuntutan profesi dan keinginan untuk mengabadikan buah pikiran, perasaan agar bisa berbagai kepada yang lain.Salam literasi di masa pandemi COVID-19 ini.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Antara "Pengeleakan" dan Kehidupan Penyintas Covid-19

7 September 2021   05:14 Diperbarui: 7 September 2021   05:29 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, juga tidak luput memprorak-porandakan sisi-sisi kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Hampair semua bidang kehidupan, di bidang kesehatan dan perekonomian sangat terpukul dan hampir lumpuh oleh pandemic ini. Pemerintah secara resmi mulai mengumumkan  kasus pasien Covid-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020 (Kompas.com).

Mulai pertengahan Maret 2020 tersebut, berbagai sektor kehidupan mulai berubah. Di bidang kesehatan mulai gencar munculnya imbauan 3M, menjamurnya pamlet, brosur di media cetak/online tentang bahaya Virus Covid-19, pembagian masker oleh instansi pemerintah atau swasta, sanitizer, penyemprotan-penyemprotan disinfektan, sampai pada kegiatan vaksinasi sebagai upaya pencegahan penyebaran pandemi Covid-19 ini. Isolasi bagi orang yang terkena virus Covid-19, dan lain sebagainya.

Pemberlakuan PSPBB (Pembatasan Sosial Bersekala Besar di beberapa daerah mulai diterapkan, yang selanjutnya berubah istilah menjadi PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Program yang diluncurkan pemerintah di tengah badai kritikan karena kesulitan ekonomi dan lumpuhnya kehidupan masyarakat, tetap jalan sebagai upaya percepatan pencegahan penyebaran virus tersebut.

Pada sektor lain, seperti di sektor pendidikan juga mulai berubah menyesuaikan dengan situasi pandemic ini. Muncul istilah WFO- WFH, BDR, belajar online atau daring, dan sebagainya. Semua berubah cepat dan tentu berbagai kendala muncul dan harus dihadapi. 

Mau tidak mau, suka tidak suka perubahan harus diikuti. TI, Smartphone dengan paket internetnya mulai menjadi kebutuhan utama hampir di semua lapisan masyarakat, terutama di kalangan dunia pendidikan kita. Semua anggaran dari pusat sampai ke desa-desa, difokuskan untuk penanganan pandemi ini.

Berbagai upaya pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah, dilanjutkan dengan upaya pengobatan pasien penyintas Covid-19, seiring mulai ditemukannya berbagai obat pembunuh Virus tersebut.

Lalu, apa sebenarnya kaitannya antara pengeleakan dengan pasien penyintas Covid-19? Kedua istilah tersebut sebenarnya berbeda jauh, namun ada benang merah yang terjadi manakala seseorang sudah mengalami atau pernah terpapar virus Covid-19, apalagi sempat sampai dirawat inap di rumah sakit.

Secara etimologi, pengeleakan berasal dari kata "leak" yang artinya penyihir jahat. "Pengeleakan" artinya orang yang memiliki kemampuan seperti penyihir jahat. 

Lalu, penyintas Covid-19 adalah orang yang pernah atau sudah pernah terpapar virus jahat Covid-19 yang telah menginfeksi, bahkan merengggut nyawa jutaan umat manusia di seluruh dunia. Di negara kita pun sudah banyak korban jiwa dari virus ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun