Mohon tunggu...
I Wayan Bagiarta
I Wayan Bagiarta Mohon Tunggu... Insinyur - IWayB

Mari Gemakan Indonesia JUJUR

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

49 tahun kiprah Toyota Indonesia dalam Berbagi (Bersama Membangun Negeri)

14 November 2020   22:30 Diperbarui: 14 November 2020   22:36 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : www.toyotaindonesiamanufacturing.co.id

Before you say you can't do something, try it (Sakichi Toyoda)

Siapa yang tidak kenal  merek mobil Toyota,pabrikan mobil asal Jepang yang juga merek terkenal dunia .Toyota berhasil membukukan penjualan tertinggi di dunia, beberapa tahun terakhir ini.Di awal  tahun 2020,Statista,perusahaan yang bergerak dalam bidang pasar dan data konsumen asal Jerman merilis brand value Toyota senilai USD 28.4 milyar  atau kurang lebih senlai 411.8 triliun rupiah dengan kurs  Rp.14.500.Sebuah nilai yang sangat fantastis untuk sebuah merek pabrikan otomotif.Nilai sebesar itu jika dikonversikan untuk membuat jalan tol di Indonesia,bisa membangun kurang  lebih 4100 km ,mengingat biaya per km pembuatan jalan tol rata-rata 100 milyar rupiah.Itu artinya jika kita buat tol dari Aceh akan tersambung sampai ke Sumbawa.

Bagaimana kiprah Toyota ikut membangun negeri di Indonesia  ? Dikutip dari buku Jejak Langkah 40 tahun pertama di Indonesia yang dirilis pada tahun 2011 oleh PT.TMMIN dan PT.TAM,perjalanan Toyota tidak semulus yang dibayangkan.Banyak perjalanan berliku yang dihadapi,disaat awal pendirian  dan selama perjalanannya.Hambatan, ancaman dan tantangan,seakan silih berganti,namun Toyota tetap tegar dan bisa berdiri kokoh hingga saat ini.

Kisah awal keberadaan mobil Toyota di Indonesia,diawali melalui cara mengimport langsung dari Jepang. Salah satu importirnya adalah NV.Hadji Kalla,yang di tahun 1968an bersama importir lainnya, mendatangkan mobil-mobil Toyota tersebut.Sedikitnya terdapat 10 perusahaan importir yang memiliki wilayah pemasaran di berbagai daerah di Indonesia, diantaranya Agung Concern (kini bernama Agung Automall), Ratna Dewi Motor (kini New Ratna Motor) dan Hasjrat (Hasjrat Abadi).

Pada waktu itu,bagi importir yang berada di luar pulau Jawa ada dua syarat yang harus dipenuhi,yaitu import dalam bentuk setengah urai atau semi knock down dan harus memiliki tempat perakitan. Setelah kedua syarat itu dipenuhi, akhirnya pada tahun 1968,NV.Hadji Kalla melakukan import Land Cruiser untuk pertama kalinya dan dilanjutkan perakitannya  di Makasar.

Di waktu yang sama, peraturan pemerintah mengatur pemasukan atau impor mobil ke Indonesia dibatasi dalam bentuk jadi (completely built up/CBU) atau terurai (completely knocked-down/CKD) dan harus dilakukan oleh perusahaan nasional sebagai pemegang merek (brand holder).Atau agen di Indonesia yang bisa berbentuk usaha patungan dengan saham lokal sedikitnya 51 persen. Sementara perusahaan patungan antara Toyota dan Astra International belum terbentuk,sehingga untuk sementara ditunjuk  Astra International (AI) dalam bidang import dan distributor mobil

Untuk perakitan mobil CKD, Toyota mempercayakan ke Gaya Motor yang 60 persen sahamnya dipegang AI, yang menjadi partner patungan Toyota. Untuk mengisi waktu sampai perusahaan patungan didirikan, AI ditunjuk sebagai distributor sementara  yang mulai melakukan kegiatan impor, distribusi dan penjualan mobil Toyota.Selanjutnya mobil-mobil Toyota diimpor dalam bentuk setengah terurai atau SKD seperti Toyota Land Cruiser, Dump Truk DA110, Hi-Ace Commuter dan Crown.

Untuk lokasi perakitan,pemerintah menunjuk 4 perakitan yang ada saat itu,salah satunya PT.Gaya Motor. Pada tahun 1970, renovasi pabrik Gaya Motor berhasil dirampungkan,distributor sementara Astra International mulai merakit Land Cruiser FJ40C dan FJ40V yang diimpor secara SKD pada Februari 1970.

Pada 12 April 1971, Toyota (Toyota Motor Sales dan Toyota Motor Company) bersama Astra International mendirikan perusahaan PT Toyota-Astra Motor. Toyota menguasai saham 49 persen sedangkan Astra International 51 persen.Secara resmi pemerintah menyetujui perusahaan patungan tersebut perijinannya di bulan Desember 1971. Setelah Toyota-Astra Motor berdiri , perusahaan ini bertindak sebagai importir sekaligus pemegang lisensi keagenan (agen tunggal pemegang merek, ATPM).

Dengan kondisi produksi Toyota yang  mulai menaik,sementara Gaya Motor memiliki kapasitas yang terbatas,karena harus melayani perakitan merek mobil lain,dua tahun berikutnya,tepatnya 21 Agustus 1973 mulailah dibangun pabrik perakitan yang diberi nama PT.Multi Astra yang berlokasi di Sunter,Jakarta Utara. PT.Multia Astra  melakukan percobaan produksi pada September 1974 dan beroperasi secara komersial pada Januari 1975. Sejak Multi Astra beroperasi, secara bertahap mobil-mobil Toyota yang dirakit di Gaya Motor dipindahkan ke lokasi yang baru, seperti Corolla, Corona, Land Cruiser, Hi-Ace dan truk Toyota DA. Seluruh mobil Toyota itu dirakit melalui tiga jalur perakitan, yaitu satu jalur mobil penumpang, satu jalur kendaraan komersial dan satu jalur kombinasi antara kendaraan penumpang dan komersial. Ketiga jalur itu bisa menghasilkan sekitar 5.000 unit per bulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun