Mohon tunggu...
I Wayan Bagiarta
I Wayan Bagiarta Mohon Tunggu... Insinyur - IWayB

Mari Gemakan Indonesia JUJUR

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

3 Hal Positif Untuk Kemajuan ( Berfikir,Berkata dan Bertindak)

30 Oktober 2020   15:02 Diperbarui: 28 November 2020   11:25 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : briantracy.com

Berpikir,Berbicara dan Bertindaklah yang Baik


Sepuluh tahun belakangan ini, kalau kita simak diskusi atau komentar di media sosial,banyak ujaran kebencian,cacian dan hal negatif lain.Terkadang merasa miris membaca, mendengar atau menyaksikannya.

Entah topiknya tentang selebriti, tokoh, politisi, pejabat publik dan yang lain,sebagian besar berisi hal-hal yang kurang sepatutnya, bahkan cenderung sudah jauh keluar dari adab yang semestinya ditulis, diucapkan & diperbuat.

Bukankah kita sebagai sesama mahluk dan  anak bangsa harus bersatu ? Bukankah agama dan norma-norma lain yang dibuat tujuannya untuk kebaikan..? Entah fenomena apa yang kita alami saat ini.

Menurut para pakar psikologi, dengan berfikir, berucap dan bertindak yang tidak baik, hal  itu  akan merusak sel -sel tubuh yang akan mengurangi imunitas kita.Hal yang sama juga dikatakan bahwa, orang akan lebih cepat mengingat hal-hal negatif dari pada hal-hal positif, apalagi sifatnya yang sering diulang-ulang ( repetisi),karena sifat alami dari bawah sadar kita sebagai manusia.

Hal ini diperkuat dengan ekperimen,jika ada selembar kertas putih, dan di tengah-tengah kertas kita tuliskan gambar titik hitam, lalu  kita tanyakan ke orang lain,apa jawabannya ? Hampir 90% bahkan lebih, akan  menjawab " ada titik hitam" , kurang lebih 10%  yang akan menjawab "warna putih, lebih banyak dari  warna hitam". 

Tidak sedikit penilaian  karyawan,komunitas atau rakyat terhadap pemimpinnya seperti  ketua RT, RW,Lurah,Camat,Bupati ( Walikota),Gubernur bahkan President sekalipun, selalu hal yang kurang baik yang diingat, sementara hal positif yang diperbuat dilupakan.Serupa dengan peribahasa " Gajah di pelupuk mata tidak tampak,semut di seberang lautan tampak"

Sebagian oknum. apakah itu sebagai karyawan, atau lingkup yang lebih luas, yang mengatasaman  rakyat,sering mengkritisi atasan atau pemimpinnya,ibarat penonton bola yang pada dasarnya mereka tidak pernah main bola. Mereka pun sebenarnya kurang paham strategi permainan bola yang baik dan benar,selalu menyalahkan dan tidak ada hal yang benar menurut sebagian kecil dari mereka.

Mengkritisi atau mengoreksi,sangat diperlukan untuk perbaikan, namun ada norma atau tatanan yang hendaknya dipatuhi,misalnya memberikan masukan atau solusi yang lebih baik dan produktif,serta bermanfaat bagi orang banyak.

Cibiran,makian,hinaan dan hal negatif lain, bahkan berita bohong (hoax), sudah sepantasnya kita hindari.Hal itu tidak sesuai dengan  aturan yang berlaku,bahkan dengan  ajaran agama  manapun.

Saya adalah rakyat kecil, yang sama dengan kebanyakan rakyat yang lain,namun saya mencoba untuk menilai pemimpin atau siapapun dengan seobjektif mungkin,namun sebagai manusia biasa yang penuh kekurangan,terkadang masih juga belum sepenuhnya bisa menilai dengan adil, karena keterbatasan yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun