Dunia tulis menulis kini menjadi semakin digemari. Ini karena dengan menulis setiap orang tidak hanya mendapatkan profit yang menjanjikan sesuai dengan kapasitasnya, tapi juga dengan menulis banyak manfaat lain yang bisa didapatkan. Salah satunya adalah membuat daya ingat seseorang menjadi kuat.
Karena itulah kini banyak muncul penulis, penerbit, percetakan dan segala profesi serta lembaga yang berkaitan dengan dunia kepenulisan. Ini adalah hal yang membahagiakan. Kita berharap dengan banyaknya pendatang baru di dunia literasi ini bisa meningkatkan kecerdasan bangsa, tentunya dengan bacaan berkualitas yang mereka hasilkan.
Kecenderungan pasar buku di Indonesia saat ini tetap di dominasi oleh buku bergenre novel. Dan rekor royalti penjualan buku saat inipun masih dipegang oleh Andea Hirata dengan Laskar pelangi-nya.
Laskar Pelangi, sebuah novel tetralogi autobiografi, bercerita tentang sepuluh anak dengan keterbatasan ekonomi di Belitung, sebuah pulau kecil di ujung selatan Sumatra.
Tak seperti novel laris umumnya, alih-alih menyoroti kemiskinan, Laskar Pelangi justru menceritakan perjuangan inspirasional para anggotanya dalam menggapai impian. Andrea juga membagi kisah kedua guru laskar yang setia mendidik kendati gaji minim dan gedung sekolah yang hampir ambruk.
Sejak penerbitan perdana di tahun 2005, Laskar Pelangi berhasil terjual satu juta eksemplar di Indonesia atau sekitar 140 ribu eksemplar setiap tahun. Di Indonesia, sebuah novel dikategorikan “laris-manis” jika mampu menembus penjualan 3.000 eksemplar per tahun, ujar Bentang Pustaka, penerbit Laskar Pelangi.
Novel yang berhasil memikat hati jutaan pembaca ini kemudian diadaptasi di layar lebar. Saat film itu dilepas tahun 2008, ia mencetak rekor baru di dunia per-film-an Indonesia dengan menyedot 4 juta penonton.
Kesuksesannya mendunia setelah novel karyanya itu diterjemahkan ke dalam 19 bahasa termasuk Jerman, Portugis, dan Spanyol. Kini, Laskar Pelangi tengah dialihbahasakan ke Swahili, Hindi, Islandia, dan Prancis. Dan ini tentu saja akan memberikan pemasukan yang lebih banyak lagi bagi sang penulis. (sumber: wall street journal).
Buku dengan genre biografi juga mulai naik daun saat ini. Husni Syawie, Sekretaris Umum Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), dalam diskusi Buku mengenai Jokowi, mengatakan, kalau Buku biografi mendominasi penjualan di indonesia. Bahkan, hampir separuh dari top ten penjualan buku dihuni oleh buku biografi.
“Kita mendapatkan data dari laporan top ten sale, ada enam buku tokoh biografi, diantaranya Chairul Tanjung, Dahlan Ikhsan, Pak Harto, dan Jokowi. Trennya berubah jika dulu Biografi hanya tokoh yang kontroversial saja, sedangkan sekarang buku biografi semakin digemari pembaca,” katanya di Jakarta.
Ia mengatakan, masyarakat membutuhkan tokoh panutan ditengah kondisi sosial yang ada. Dan, buku biografi akan menjadi solusi bagi maraknya kebutuhan masyarakat tersebut.