Mohon tunggu...
Iwan Sukamto
Iwan Sukamto Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis adalah kenikmatan terbaik dalam hidup

Seseorang yang suka menulis, berdiskusi, mendengarkan dan mempertanyakan tentang suatu perspective. Tidak menyukai suatu hal yang netral. Netral itu membosankan, tidak bergairah, dan takut untuk memilih. Sangat percaya setiap orang unik karena pola pikir dan keberanian untuk mengungkapkan sudut pandangnya. The sexiest part of our body is our mind. Mari sama sama bercerita, tentang hidup dan masa masa yang tidak akan terulang lagi ini. Untuk sekali dan selamanya.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kekalahan Pak Dadang dan Euforia Semu Catur Indonesia

25 Maret 2021   12:35 Diperbarui: 25 Maret 2021   13:00 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terlepas dari kekalahan Pak Dadang, euforia itu bangkit kembali, semua orang jadi membicarakan catur, semua orang ingin mencoba memahami catur, tetapi  ada satu turning point yang penting bahwa jangan sampai ini hanya berhenti menjadi drama saja.

Tidak mudah untuk bermain catur, percayalah saya sudah mengalami banyak sekali kekalahan, blunder, ketagihan, kejenuhan, kemenangan, sampai  kegembiraan luar biasa karena catur itu sendiri.

Sebagai seorang yang mengemari catur (tetapi tidak jago), catur memperkuat mental, logika berpikir, keberanian untuk memutuskan. Mental terutama untuk menerima kekalahan/ kesalahan dengan big heart (tentunya dengan tidak membanting hp haha),  logika berpikir adalah untuk lebih teliti, keberanian adalah untuk mengambil langkah walau itu adalah keputusan sulit sekalipun.

Satu hal terakhir adalah rasa proud dengan membawa nama merah putih berkibar, walau hanya dengan permainan online chess.com, kita mempunyai kesempatan yang sama, tidak peduli status sosial, suku, agama, ras, gender, karena semua perbandingan nya sama dalam catur.

Kembali ke topik, fenomena Pak Dadang ataupun Dewa Kipas adalah bumbu yang tepat untuk mengembalikan euforia catur. Netizen itu suka sekali dengan drama, termasuk tentang drama catur, puncaknya adalah pertandingan persahabatan GMW Irene dengan Pak Dadang. Tentu skenario drama terbaik yang netizen inginkan adalah Pak Dadang menang dengan telak, mempermalukan GMW Irene yang punya gelar itu. Kehebatan Dewa Kipas mengalahkan Gotham Chess, membuai mata netizen, tetapi nasib berkata lain, pengalaman dan gelar yang dipupuk dan di latih bertahun tahun itu membuktikan mental siapa yang lebih kuat. Pak Dadang kalah 3-0 dan drama percaturan itu pun mesti usai.  

Terlepas dari kekalahan Pak Dadang, euforia itu bangkit kembali, semua orang jadi membicarakan catur, semua orang ingin mencoba memahami catur, tetapi  ada satu turning point yang penting bahwa jangan sampai ini hanya berhenti menjadi drama saja. 

Minimal catur berkembang menjadi budaya, dan kebanggaan bagi masyarakat, tidak melekat pada usia atau ras tertentu. Bayangkan, Indonesia yang termasuk 4 besar dengan negara penduduk terbanyak, sampai saat ini baru memiliki 8 GrandMaster (pria), sedangkan India sudah memiliki 66 Grandmaster (pria). Apalagi kalau dibandingkan dengan USA dan China, kita tertinggal cukup jauh dalam hal prestasi catur.

Akhirnya adalah jangan sampai ini menjadi euforia sesaat saja. Mimpi saya adalah catur bisa dinikmati oleh semua kalangan, dan mengubah wajah Indonesia, mengubah cara berpikir kita untuk lebih kritis dan optimis. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun