Mohon tunggu...
Iwan Permadi
Iwan Permadi Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Inggris dan Pekerja Kreatif Televiisi

Lahir di Malang - Hobi Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Abnon Utara Setelah Pandemi

6 Agustus 2022   10:25 Diperbarui: 8 Agustus 2022   11:41 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menghadiri perhelatan penobatan juara Abang None (Abnon) wilayah Jakarta Utara 2022 memang terasa bangga dan terhormat karena ajang ini akhirnya bisa terlaksana setelah sempat absen 2 tahun karena pandemi. Ajang tahun 2021 ditiadakan, sementara pelaksanaan tahun 2020,proses seleksinya terselanggara namun acara penobatannya juga  ditiadakan. Dan terasa memang malam Sabtu, 05 Agustus 2022, acara yang diadakan di Balai Samudra, Kelapa Gading ini seperti jadi malam reuni Abnon angkatan 2019 hingga 2022, karena tiga angkatan ini punya kesempatan untuk tampil di panggung, mengharukan dan mengesankan bagi semuanya, inshaa Allah.

Bicara tentang acaranya sendiri memang desain untuk mengemas apa dan bagaimana Jakarta Utara sudah terlihat di panggung off air visualnya seperti back ground kapal laut karena cuma Jakarta Utara yang punya laut dan pelabuhan dibandingkan wilayah lainnya di Propinsi DKI Jakarta, mungkin pesaingnya hanya wilayah Kepulauan Seribu saja yang juga punya pelabuhan dan pantai, tapi skalanya lebih kecil. Opening gimmicknya dengan menggunakan teropong pak Walikota (Walkot) Jakarta Utara, Ali Maulana Hakim, membuka acara ini, cukup menarik dan jenial.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Pada intinya derap pembangunan Jakarta Utara seperti yang saya rangkum dari pidato pembukaan Pak Walkot adalah harus seiring pembangunan fisik dan manusianya dan juga harus ada sinergi dalam keahlian dan kecerdasan para finalis terpilihnya yaitu antara intelektual, nasionalisme dan spiritual. Dan itu memang tercermin dari materi pertanyaan yang diajukan para dewan juri yang jumlah anggotanya nya cukup banyak dan berlatar belakang aneka disiplin ilmu.

Proses eliminasi dari total 30 peserta atau 15 pasang hingga menjadi 10 pasang lalu diperas lagi jadi 5 pasang dan terakhir 3 pasang memang harus dilakukan untuk menghemat waktu proses penjurian, karena bagaimananapun seperti di event lainnya, kepentingan pemirsa dan durasi acara harus diperhatikan. Dan akhirnya memang hanya 10 pasang peserta saja yang punya kesempatan memberikan wawasannya tentang pembangunan untuk wilayah Jakarta Utara dan DKI Jakarta.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Rata-rata para peserta memang menguasai Bahasa Inggris, dan ini harusnya “self-explanatory”, artinya nggak ada cerita Abnon Milineal nggak jago Bahasa Inggris. Hanya sayang ketika memberikan penjelasan dalam Bahasa Inggris, terutama di 5 besar , hampir semua peserta ketika ditanya dalam pertanyaan bahasa asing, khususnya Bahasa Inggris, tidak benar-benar memanfaatkan waktu yang ada , yaitu 1 menit (60 detik), rata-rata cuma setengahnya. Ya sudahlah mudah-mudahan bagi mereka yang terpilih untuk ajang propinsi, bisa lebih memanfaatkan waktu dan bisa mendemonstrasikan “skill” nya tersebut dengan lebih maksimal.

Sebagai catatan bagi para pemenang Abang dan None Jakarta, Wakil 1 dan Wakil 2 Wilayah Jakarta Utara harus benar-benar mempersiapkan diri untuk maju ke ajang propinsi, karena kelak para jurinya lebih berbobot dan berpengalaman, dan kebetulan Gubernur DKI saat ini, Pak Anies Baswedan, juga jago Bahasa Inggris. Coba bayangkan kalau dia punya duta pariwisata tidak selancar gaya beliau berbahasa Inggris, anda pasti tahu, anda harus lebih siap lagi.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Hal lain yang jadi catatan saya dibandingkan penobatan Abnon di tahun-tahun sebelum covid 19, semua peserta mengucapkan “Assalamualaikum” namun entah di ajang ini, nyaris tidak ada, kecuali hal ini saat Abang yang terpilih jadi juara dan saat ucapan perpisahan, padahal ciri khas Abnon yang saya kenal adalah dengan ucapan salam ini, yang khas Betawi. Memang jadi paradoks, nama-nama jalan di Jakarta diganti dengan tokoh Betawi tapi di ajang calon duta pariwisata DKI ini, malah tidak terlihat jelas ciri khasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun