Mohon tunggu...
Iwan Nugroho
Iwan Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Ingin berbagi manfaat

Memulai dari hal kecil atau ringan, mengajar di Universitas Widyagama Malang. http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Heningnya Senja di Penanjakan Bromo

22 November 2018   17:22 Diperbarui: 22 November 2018   19:22 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan Bromo dari Penanjakan (koleksi pribadi, dari drone)

Bromo memiliki banyak obyek, sekaligus memberi daya tarik.  Bromo selalu cantik dan eksotik kapanpun dipandang.  Bromo seolah selalu mengundang semua orang.

"Kemarilah, datanglah kepadaku, lihatlah aku, sapalah aku", kira-kira itu yang dikatakan gunung Bromo.

 Memang popularitas Bromo sangat luar biasa.  TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) adalah taman nasional yang paling banyak didatangi pengunjung, menghasilkan pemasukan (pendapatan negara bukan pajak, BNBP) melebihi 20 miliar rupiah (1).  Dalam suatu kesempatan seminar, pernah kepala Balai TNBTS berkata, bahwa Bromo sudah sangat populer.  Keunikannya sudah dikenal banyak orang, sehingga promosinya sudah menyebar kemana-mana, melekat di pikiran banyak orang, hingga manca negara.

Saya sudah tidak terhitung pergi ke area Bromo dan sekitarnya, untuk berbagai keperluan atau ke obyek  yang ada misalnya lautan pasir, bukit teletubis, puncak bromo, penanjakan, ranu pane, ranu regulo, coban Pelangi, B29, tradisi karo atau ke desa Ngadas (sebagian posting di blog pribadi atau kompasiana  1, 2, 3, 4 , 5, 6, 7, termasuk tulisan terakhir)

 Tamu, teman atau saudara yang sedang dinas atau urusan lain ke Malang, selalu punya prioritas memilih Bromo untuk tujuan wisatanya.   Ini hampir dialami oleh teman-teman lainnya.  Bromo mudah dijangkau dari mana saja, melalui jalur dari Malang, Pasuruan, Probolonggo, atau Lumajang.  Aksesnya semakin mudah dan nyaman.

Pemandangan Bromo dari Penanjakan (koleksi pribadi)
Pemandangan Bromo dari Penanjakan (koleksi pribadi)
Pemandangan Bromo dari Penanjakan (koleksi pribadi, dari drone)
Pemandangan Bromo dari Penanjakan (koleksi pribadi, dari drone)
 Salah satu tujuan atau obyek utama di Bromo adalah Penanjakan.  Posisi Penanjakan adalah  di sisi utara lautan pasir, berupa bukit tertinggi sehingga sangat pas melihat panorama Bromo dan sekitarnya.  Penanjakan sangat ramai didatangi pengunjung sebelum Fajar, agar mereka bisa melihat matahari terbit dari arah timur.  Ratusan hingga ribuan orang berkumpul untuk menikmati sunrise.   Kepadatan orang, termasuk macetnya lalulintas di Penanjakan adalah pemandangan umum di pagi hari, terutama akhir minggu atau hari libur.  Mereka rela menahan dinginnya udara Bromo demi untuk melihat sunrise, meski itupun terkadang tidak berhasil karena terhalang awan atau mendung.

Pemandangan Bromo dari Penanjakan (koleksi pribadi)
Pemandangan Bromo dari Penanjakan (koleksi pribadi)
Pemandangan Lautan Pasir di bawah Penanjakan (koleksi pribadi, dari drone)
Pemandangan Lautan Pasir di bawah Penanjakan (koleksi pribadi, dari drone)
Matahari terbenam dari Penanjakan (koleksi pribadi, dari drone)
Matahari terbenam dari Penanjakan (koleksi pribadi, dari drone)
 Nah, ternyata Penanjakan juga sangat nyaman untuk dinikmati di senja hari.  Pengunjung di senja hari sangat sepi.  Saya berkunjung kesana hari Sabtu senja (10 Nop 2018).  Saat itu pun masih lengang dari pengunjung, meski menuju malam hari mulai hadir kerumunan pengunjung.

Udara di senja hari juga dingin menusuk.  Bila pengunjung hadir di Penanjakan, katakan mulai jam 16.30 maka akan merasakah berangsur-angsur perubahan suhu makin dingin, menusuk dan menggigil.  Telapak tangan akan terasa kaku dan beku, seperti memegang es batu.   Hidung mungkin juga akan bereaksi mengeluarkan air.  Itu semua adalah hal yang alamiah.  Siapkanlah baju hangat agar badan nyaman beradaptasi dengan udara dingin.

Pemandangan senja ke arah mana saja dari Penanjakan memberikan warna yang redup.  Warna vegetasi hanya sedikit lebih gelap dibanding lautan pasir.  Namun garis caldera Bromo masih menampakkan bentuknya melingkupi lansekap alam.  Asap putih mengepul dari kawah Bromo juga masih nampak, seolah membentuk garis maya di langit. 

Tribun di Penanjakan (koleksi pribadi)
Tribun di Penanjakan (koleksi pribadi)
Pemandangan Bromo dari Penanjakan (koleksi pribadi, dari drone)
Pemandangan Bromo dari Penanjakan (koleksi pribadi, dari drone)
berfoto di Penanjakan (koleksi pribadi)
berfoto di Penanjakan (koleksi pribadi)
berfoto di Penanjakan (koleksi pribadi)
berfoto di Penanjakan (koleksi pribadi)
 Jauh di selatan sana gunung Semeru sedikit bekasnya, hanya rona warna gelap muncul di sela-sela awan.  Gunung Batok, yang kokoh menutup sebagian gunung Bromo, masih menampakkan bentuknya, dengan gully erosion yang membentuk ukiran yang kuat. Panorama alam secara umum berwarna kelabu. 

Pengunjung dapat naik tribun lebih tinggi di Penanjakan, untuk melihat sisi utara. Disana terhampar lansekap laut dan pantai Pasuruan. Lekukan pantai membentuk garis yang memisahkan laut biru yang gelap oleh temaram senja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun