Mohon tunggu...
Iwan Nugroho
Iwan Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Ingin berbagi manfaat

Memulai dari hal kecil atau ringan, mengajar di Universitas Widyagama Malang. http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Penghambaan Total Ketika Ibadah

30 Januari 2018   08:20 Diperbarui: 31 Januari 2018   14:54 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Haram (koleksi pribadi)

Pergi haji atau umroh ke tanah suci menjadi dambaan setiap muslim.  Tanah suci senantiasa membuat hati setiap muslim rindu dan terpaut kepadanya.  Ini bukan sekedar perasaan atau pikiran, tetapi wujud totalitas seseorang muslim yang mengekspresikan ketundukan dirinya kepada Allah semata.  Totalitas tunduk dan penyerahan diri, dengan melepaskan segala atribut keduniaan dan segala kelemahannya, untuk menghamba kepada Allah semata.

Setiap muslim yang berniat umroh dan haji sangat memahami makna totalitas penghambaan itu.  Mereka sudah mempersiapkan diri sejak di tanah air.  Keberangkatan mereka semata-mata karena memenuhi panggilan Allah.  Bumi tanah suci, tempat Allah mengundang dan menjamu tamunya dari berbagai belahan dunia. 

Labbaikallahumma Labbaik.. Aku memenuhi panggilanMu ya Allah, aku memenuhi panggilanMu. Aku memenuhi panggilanMu tiada sekutu bagiMu, aku memenuhi panggilanMu. Sesungguhnya segala pujian dan nikmat adalah milikMu begitu juga kerajaan tiada sekutu bagiMu

Di tanah suci, makna totalitas penghambaan itu terkoneksi langsung dengan berbagai ibadah dan ziarah.  Jamaah berduyun-duyun dan semangat menikmati sholat ke masjid Haram atau Nabi.  Mereka mengenang perjalanan dan perjuangan kehidupan, serta keteladanan sang kekasih, Rasulullah saw.  Mereka membuktikan ayat-ayat AlQuran, serta merenungkan totalitas penghambaan dan ketaatan nabi Ibrahim kepada Allah. 

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (Q.S. Ibrahim: 37).

Masjid Nabi, Madinah (koleksi pribadi)
Masjid Nabi, Madinah (koleksi pribadi)
 Tanah suci seolah memberi energi kepada setiap muslim, sebagaimana doa nabi Ibrahim di atas. Tua muda, laki perempuan berhasrat mendekatkan diri kepada Allah, mengharap ampunanNya.  Tidak peduli ia kaya atau miskin, pejabat atau miskin, semua mengharap kasih sayang dan ridha Allah. 

Energi illahi itu membawa setiap muslim kepada kesadaran tertinggi sebagai hamba.  Hamba yang lemah, penuh dosa, yang lalai dan sombong.  Totalitas penghambaan melebur  nafsu keduniaan.  Semua orang (bersama-sama) hanya ingin mengejar keridhaan Allah semata. Mereka juga menyampaikan pengharapan dan doa-doa untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas penghambaan, dan meningkatkan harkat kemanusian seluruh umat.

Catatan: perjalanan umroh penulis, 13-21 Januari 2018 

Malang, 30 Januari 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun