Kesabaran. Kesabaran Pak Daman luar biasa. Beliau mampu menghadapi penderitaan fisik atau psikologi dari berbagai kekurangan dan keterbatasan. Beliau melalui kehidupan dengan hati ikhlas, menerima hasil dagangan dengan lapang dada, baik saat ramai atau sepi pembeli. Baginya, kesabaran adalah tujuan akhir hidupnya, bukan dari hasil penjualan dagangan.
Pak Daman mengajarkan untuk hidup tidak baper (bawa perasaan). Akhir-akhir ini orang mudah emosi atau tersinggung karena hoax atau provokasi di medsos. Mereka tidak sabar dan tidak ikhlas, sehingga mudah menjustifikasi orang lain. Mereka lebih terjebak dalam baper kepentingan dunia semata, bukan menekankan kepada kerendahan hati dan kesabaran.
***
Sebenarnya fenomena pedagang keliling, atau pedagang kecil di sekitar rumah masih banyak ditemui, sekalipun di perkotaan. Usaha-usaha kecil itu sebenarnya bagian hilir dari rantai ekonomi yang hulunya dikuasai industri. Pak Daman, tukang bakso, loper koran, penjual sayur, atau warung kecil ikut menjajakan produk industri. Ketangguhan mereka harus diapresiasi, keberadaannya bukan sekedar eksistensi peran usaha kecil, namun juga penting berkontribusi terhadap kesejehtaraan dan memperkuat ekonomi secara keseluruhan.
Kita perlu tunjukkan kepedulian kepada pedagang kecil seperti Pak Daman. Luangkan waktu berinteraksi dengan pedagang kecil, belilah dagangannya. Jangan malu atau gengsi bertemu orang-orang kecil. Mereka adalah guru kehidupan, sumber inspirasi, yang mungkin saja lebih mulia dibanding kita semua.
Malang, 6 Februari 2017.
Penulis buku:
Iwan Nugroho. 2016. Kepemimpinan: Perpaduan Iman, Ilmu dan Akhlak. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 362p. ISBN 9786022296386Â
