[caption id="attachment_213734" align="alignnone" width="300" caption="Bentrok Berdara kembali terjadi di Lampung (foto/ Andi)"][/caption]
Kerusuhan yang bernuansa SARA di Kecamatan Way Panji Lampung Selatan (Lamsel) kian meluas. Bentrokan bukan lagi antara warga Desa Balinuraga dan Desa Sidoreno dengan warga Desa Agom Kalianda, tapi sudah melibatkan beberapa desa di Lamsel termasuk dari kabupaten lain.
Meluasnya kerusuhan di Kecamatan Way Panji terlihat dari gerakan puluhan ribu masyarakat yang mengatasnamakan suku Pribumi Lampung melakukan penyerangan terhadap warga Desa Balinuraga Kecamatan Way Panji, Lamsel, Senin (29/10). Warga Desa Balinuraga sempat melakukan perlawanan, bentrokpun tidak dapat dihindari, mengakibatkan empat warga Desa Balinuraga tewas. Bahkan ada informasi korban berjatuhan sehingga jumlahnya mencapai sepuluh orang.
[caption id="attachment_213736" align="alignnone" width="300" caption="masa pribumi dengan mengunakan truk menuju perkampungan masyarakat bali (foto tofik)"]
Meskipun ribuan aparat gabungan dari TNI/ Polri melakukan blockade dengan kawat berduri, kendaraan serta personil untuk menghalau massa dari pihak Pribumi Lampung agar tidak dapat memasuki wilayah Desa Balinuraga. Namun, massa yang dari pagi hingga pukul 13.00 WIB telah berkumpul di lapangan Sekolah Dasar (SD) Agom Kecamatan Kalianda, dan bertambah terus jumlahnya hingga puluhan ribu yang tergabung dari berbagai kecamatan dan kabupaten yang ada di Provinsi Lampung itu dapat melaluinya. Massa Pribumi Lampung tersebut melalui jalur tikus atau jalur jalan setapak pesawahan yang dapat menuju ke Desa Balinuraga.
Massa dari warga Desa Balinuraga dari pagi telah mempersenjatai diri, untuk melakukan perlawanan terhadap massa yang mengatasnamakan Pribumi Lampung. Namun, akibat kalah jumlah massa, warga Desa Balinuraga mundur. Sehingga seluruh massa gabungan yang merasa kesal akibat tindakan pelecehan dan pembunuhan warga pribumi Lampung melampiaskan dengan melakukan pembakaran rumah-rumah warga yang diduga milik warga Desa Balinuraga.
Data yang dihimpun, kisaran ratusan rumah warga Bali yang ada di Desa Balinuraga dan Sidoreno hangus terbakar serta rata dengan tanah.
[caption id="attachment_213737" align="alignnone" width="300" caption="ribuan massa pribumi berkumpul akan melakukan penyerangan (Foto Alex)"]
Sedangkan, korban yang meninggal dunia sebanyak empat orang yang tergeletak di pesawahan sebanyak dua orang dan dua orang di bawah pohon kelapa dekat dengan jalan raya desa. Tapi, ada informasi jumlah warga dari Balinuraga dan Sidoreno yang meninggal sebanyak 6 orang.
Sementara Waka Polda Lampung Kombes Pol Rusman, mengatakan, ketatnya penjagaan yang disiagakan oleh pihaknya yakni, untuk mengantisipasi terjadinya bentrokan. Sehingga pihaknya menerjunkan personil TNI/ Polri sebanyak 2.159 terdiri dari 748 TNI dan Marinir. Tiga Kompi Brimob Mabes Polri, 100 personil Polda Banten serta gabungan kepolisian polres Lamsel, Lamtim dan Polresta Metro. "Ini kami lakukan, merupakan upaya agar tidak terjadi bentrok dan tidak menimbulkan korban lagi," ucapnya ketika diwawancarai wartawan.
[caption id="attachment_213739" align="alignnone" width="300" caption="ribuan massa Bali yang akan melakukan penyerangan (foto/ alex) "]
Secara terpisah Kapolda Lampung Brigjen Jodie Roseto, mengatakan, pihaknya juga telah melakukan tindakan meminimalisir bentrokan yakni dengan sweeping warga yang melintas di jalan lintas sumatra (Jalinsum) di dekat Masjid Agung Kubah Intan Kalianda dari pukul 09.00-14.00 WIB. Kendaraan yang dilakukan sweeping dari arah Bakauheni menuju Bandarlampung, sebab daerah yang menjadi konflik melintasi Jalinsum tersebut. "Personil yang melakukan sweeping itu, merupakan personil Brimob bantuan dari Polda Banten," tukasnya.
Dari pantauan terakhir hingga berita ini diturunkan, puluhan ribuan massa telah berangsur meninggalkan lokasi perbatasan Desa Sidoreno dan Desa Balinuraga, dimana lokasi tersebut menjadi pusat bentrokan antara kedua kubu massa.(Sumber Harian Fajar Sumatera)