Mohon tunggu...
Iwan Setiawan
Iwan Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk Indonesia

Pustakawan, dan bergiat di pendidikan nonformal.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cara Sekolah Kami Menanamkan Rasa Empati

8 Juni 2023   14:07 Diperbarui: 8 Juni 2023   14:14 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah warga Dusun Sukamanah (dok. Smuth official)

Andai aku menjadi seorang dokter aku akan menolong orang dengan ilmu yang kumiliki. Mengobati orang sakit agar segera sembuh. Membantu memberi pertolongan dengan pikiran, tenaga, bahkan harta yang kumiliki.

Andai aku menjadi seorang pengusaha kaya, aku akan membangun banyak pabrik untuk menyediakan kebutuhan hidup masyarakat luas. Menciptakan kesempatan kerja agar para pengangguran dapat segera memiliki pekerjaan dan penghasilan.

Andai aku menjadi kepala daerah aku akan membangun daerah yang kupimpin dengan amanah, dengan sebaik-baiknya. Membangun sarana dan prasarana yang dibutuhkan warga. Menciptakan tingkat kemakmuran dengan menyediakan iklim bekerja dan berusaha yang baik. Membantu, menyantuni warga yang berkekurangan.

Masih banyak pengandaian yang lain. Pemisalan yang sekiranya hal itu menimpa kita, kita akan melakukannya dengan segenap kemampuan yang ada. Pernahkah pengandaian itu kita tujukan pada satu dunia yang di luar keinginan? Menjadi orang miskin misalnya. Menjadi kaum terpinggirkan yang bahkan selalu merasa berat menatap hari esok? Kaum yang tak memiliki kepastian tuk sekadar memenuhi kebutuhan sehari-hari?

Kami, SMA Plus Muthahhari Bandung, mencoba membawa para murid menjalani "dunia" yang lain. Satu dunia yang jauh dari ingar bingar kehidupan kota. Kehidupan di satu desa yang terletak di punggung perbukitan. Kami ingin membawa mereka menjalani peran yang sama sekali berbeda. Kami mencoba menggiring mereka menjalani hari-hari pada satu pengandaian yang jauh "di luar keinginan 'itu.


Tujuan besar kami ingin menumbuhkan jiwa empati pada diri para murid. Melatih mereka berbagi rasa. Turut merasakan kebahagaian yang dialami orang lain, juga kesedihan. Merasakan rasa lelah saat bekerja, kecemasan saat menunggu hasil pekerjaan itu. Kami ingin para murid mencoba menjalani kehidupan orang lain, keseharian warga desa.

Untuk maksud itu kami melangsungkan kegiatan Spiritual Work Camp (SWC).  Kegiatan kamping yang menggabungkan pendekatan religi dan perkhidmatan dalam wujud bekerja. Meski mengusung nama kamping, kami tidak menempati tenda untuk bermalam. Sebagai gantinya, kami tinggal "menumpang" di rumah-rumah warga desa.

Disambut Warga

Menuju tempat kegiatan berlangsung di Dusun Sukamaju RW 12, Desa Sukawangi, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, , kami disuguhi pemandangan yang indah. Jalan mendaki kami lalui begitu mobil memasuki sabuah gapura di persimpangan. Jalan tak lebar dengan permukaan yang rata selanjutnya kami susuri.

Banyak kelokan sepanjang jalan yang terbilang mulus itu. Pak Sopir membawa kendaraannya dengan hati-hati, khawatir bertemu kendaraan lain di sana. Karenanya ia rajin membunyikan klakson sebagai penanda kehadiran mobilnya. Berkebalikan dengan keadaan "mencemaskan" itu, kami lihat persawahan dengan tanaman padi yang menguning . Sawah yang berderet seperti hamparan permadani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun