Mohon tunggu...
Iwan Setiawan
Iwan Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk Indonesia

Pustakawan, dan bergiat di pendidikan nonformal.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kompor Listrik di Dapur Bi Entin

23 September 2022   13:26 Diperbarui: 24 September 2022   04:25 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila saja musibah pada sore itu tidak terjadi, mungkin tidak akan ada yang berubah. Bi Entin, asisten rumah tangga (ART) di rumah seorang kakak, akan tetap menggunakan kompor gas. Dan kakak saya akan menjadi konsumen setia Liquefield Petroleum Gas atau gas LPG kemasan 12 Kg. Satu kebiasaan yang telah dijalani selama puluhan tahun.

Syahdan, sore itu sang ART pergi membersihkan diri di kamar mandi. Ia meninggalkan wajan berisi irisan sayuran di atas kompor yang menyala di dapur. Ia berlama-lama di sana sehingga terlupa akan satu hal: sayur asem di atas kompor! Apa lacur, sayur asem pun kehabisan air dan gosong.

Tak hanya itu, suhu kompor yang kelewat panas memantik nyala api sehingga membesar. Lidah api dari atas kompor menjilat-jilat dinding dan sejumlah perkakas yang ada. Kebakaran kecil terjadi di dapur.

Musibah itu meninggalkan trauma. Perasaan takut terpahat dalam ingatan. Kakak berikut istri jadi jarang memasuki dapur. Keduanya masih menyimpan kenangan akan api yang menyala-nyala, asap putih yang memenuhi ruangan, serta suhu udara yang memanas. Kakak berdua istri menyimpan mimpi buruk yang, meminjam kata-kata kaum muda, sedikit horror.

Buntut dari peristiwa itu, kakak memutuskan untuk menggudangkan kompor beserta tabung gasnya. Sebagai gantinya kakak membeli seperangkat kompor listrik.

Maka, dapur yang selama puluhan tahun dihangati nyala api kompor gas pun bersalin rupa. Tak ada lagi tabung gas berwarna biru di sana. Yang ada seonggok alat tipis, berdisain minimalis, dengan steker dan kabel hitam yang menjuntai. Dapur kakak terlihat lebih rapi dan kompak.

Kakak bukan satu-satunya. Langkah mengganti kompor gas dengan kompor listrik dalam lingkup luas sedang berlangsung saat ini. Pemerintah secara bertahap akan mengganti peranti memasak itu dengan perkakas yang lebih praktis.

Alat ini menggunakan aliran listrik. Untuk keperluan memasak, kita hanya perlu menghubungkannya dengan sumber listrik. Semudah men-charge gawai atau mengoperasikan alat penanak nasi.

Sebagai satu hal yang baru penggantian perangkat atau konversi kompor gas menjadi kompor listrik ini memerlukan penyesuaian. Masyarakat yang selama ini akrab dengan "tabung melon", kemasan gas LPG 3 Kg, tentu akan sedikit canggung menggunakan aliran listrik saat memasak. Berkaca pada Bi Entin pada kisah di atas, perlu berhari-hari baginya untuk dapat mengoperasikan kompor listrik dengan lancar.

Kegagapan dalam menghadapi alat yang baru tentu dapat kita pahami. Kecanggungan yang timbul saat menyalakan kompor listrik, mematikan, atau selama prores memasak adalah hal biasa. Apalagi terhadap barang yang baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun