Mohon tunggu...
Iwan Setiawan
Iwan Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk Indonesia

Pustakawan, dan bergiat di pendidikan nonformal.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Hobi dan Istri Bisa Sejalan

22 September 2022   08:13 Diperbarui: 22 September 2022   08:14 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto diunduh dari Antara Foto/Raisan Al Farisi

Sering ia bolos kerja demi ikut event bersepeda. Tak sebatas itu, Tomy pun acap melupakan rumah tangganya. Istri dan anak-anaknya sering ia buat terlantar. Hingga pada akhirnya, sang istri menempuh jalan pamungkas. Ia meminta Tomy menceraikannya karena merasa menjadi "nomor dua" setelah sepeda.

Keluarga Tetap Nomor Satu

Dua gejala di atas, berkaitan dengan kegemaran bersepeda, tentu tidak sehat. Kegiatan bersepeda yang pada mulanya dimaksudkan untuk memperoleh kebugaran telah menyimpang. Bersepeda telah berubah menjadi gaya hidup dengan segenap sisi gemerlapnya. Ungkapan yang penting sepedaannya, bukan sepedanya, telah mengalami pergeseran makna. Sepeda telah menjadi media "unjuk gigi" pemiliknya.

Mashur di kalangan anak-anak muda pehobi sepeda satu ungkapan bernada satire. Ungkapan ini berbunyi Bujet Pederal Jiwa Surly (BPJS). Kita ketahui bila BPJS adalah singkatan yang populer untuk sebuah program santunan sosial dalam bidang kesehatan dan tenaga kerja. Di kalangan pesepeda, sekali lagi, ungkapan nasional ini telah berubah makna.

Kita tahu Pederal, dengan huruf F, adalah sebuah merek sepeda gunung buatan Indonesia yang bermutu tinggi. Pada era 90-an merek ini begitu popular sehingga orang menyebut sepeda Federal untuk jenis sepeda gunung atau mountain bike (MTB), apa pun mereknya. Sedangkan Surly adalah merek sepeda kelas atas yang dibuat oleh pabrikan luar negeri. Federal dan Surly menjadi penanda dual hal yang berbeda. Dua keadaan yang berlainan, bagai bumi dan langit. Yang satu kelas "rakyat" dan yang lain kelas "ningrat".

Kembali pada ungkapan BPJS, di kalangan pesepeda terjadi fenomena unjuk diri tersebut. Dengan modal terbatas, namun bergaya ala kaum gedongan. Walau besar pasak dari pada tiang, keinginan untuk terlihat mentereng dengan sepeda yang dimiliki demikian besar.

Tentu hal ini sah-sah saja, tidak bisa disebut salah. Meski telah menjadi gaya hidup, bersepeda memberi sumbangsih besar terhadap kelestarian lingkungan. Wacana penghematan bahan bakar fosil yang ketersediaannya semakin menipis mendapat jawaban dengan aktifitas bersepeda. Dan sebagai hobi, bersepeda membawa manfaat yang tidak sedikit. Satu diantaranya, bersepeda dapat dijadikan momen untuk merajut kebersamaan keluarga. Sebagai ganti turing bersama komunitas, sekali dua kali ajaklah istri dan anak-anak bersepeda bersama. Bukankah terlihat indah bila istri, anak-anak, dan suami berjalan beriringan naik sepeda? Untuk itu, markida, mari kita naik sepeda.

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun