Sebut saja dia Wati. Akhir-akhir ini, Wati menarik diri dari lingkungannya. Ia tidak ikut berkumpul di ruang keluarga, menonton teve bersama. Ia pun berusaha menghindar setiap diajak ngobrol ayah dan ibu. Wati lebih sering mengurung diri di kamar.
Keponakan saya itu seperti tak ingin bertemu orang. Ia keluar rumah hanya untuk pergi sekolah atau keperluan yang mendesak. Di luar yang dua ini, Wati seolah tak tertarik. Ia lebih memilih mengisi waktu dengan membuka layar gadgetnya berlama-lama.
Saat berjalan Wati menundukkan kepala. Wajahnya ia hadapkan ke lantai. Ia berupaya membuang muka bila berbicara. Wati tak ingin wajahnya terlihat. Ia berupaya menyembunyikan "cacat" di pipi, dahi dan dagunya.
Tak ada yang aneh pada diri Wati. Pelajar sekolah menengah pertama itu seperti remaja pada umumnya. Ia lincah, pintar, dan menyukai seni lukis. Sikapnya berubah drastis saat jerawat mulai "berbiak" di wajahnya.
Pada awalnya jerawat timbul satu atau dua butir di dahi. Benjolan kecil itu hilang setelah diolesi krim anti jerawat dan ditekan-tekan. Seperti bisul, saat dipencet bintik jerawat mengeluarkan darah dan gumpalan lemak berwarna putih.
Lenyapnya jerawat hanya untuk sementara. Beberapa hari setelah bintik jerawat dipencet muncul bintik-bintik yang baru. Patah tumbuh, hilang berganti. Jerawat dengan cepat menggandakan diri, mengganti jerawat "pendahulu" yang telah dilenyapkan.
Rupanya jerawat yang tumbuh subur di wajah yang merenggut hari-hari Wati. Usia remajanya mengantar dia memasuki masa puber. Satu periode yang mengantar Wati menjalani perubahan hormonal. Perubahan yang diantaranya ditandai dengan tumbuhnya jerawat.
Efek yang ditimbulkan jerawat jauh lebih hebat, melebihi bentuknya yang kecil. Kisah di atas menggambarkan berubahnya perangai Wati akibat "si kecil" itu. Tak hanya terjadi pada Wati, Â remaja pada umumnya menderita minder bila wajah dipenuhi jerawat.
Tak seorang pun yang lolos dari "invasi" bintik jerawat. Ada yang mengalaminya cukup berat seperti Wati. Banyak pula yang menderita serangan cukup ringan. Satu atau beberapa saja yang muncul di permukaan kulit wajah.
Sejauh yang saya ketahui, tak ada obat untuk mencegah jerawat. Belum ada ramuan agar jerawat tak bersarang di wajah. Menjaga pola makan pun belum tentu dapat membendungnya. Jerawat pasti hadir betapa pun sedikitnya.