Mohon tunggu...
Iwan Setiawan
Iwan Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk Indonesia

Pustakawan, dan bergiat di pendidikan nonformal.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Jabatan Mulia namun Tak Diminati

15 Oktober 2021   12:54 Diperbarui: 20 Oktober 2021   18:17 1146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Antara/Prasetia Fauzani via KOMPAS.com

Seiring perkembangan zaman, yang jadi ketua RT pun tidak selalu tokoh warga yang berusia senja. Tokoh-tokoh muda banyak yang tampil menjadi pemimpin di lingkungan RT. Warga yang berusia empat puluhan bersedia dipilih. Seorang teman bahkan dipercaya mengemban amanat sebagai ketua RT di akhir usia dua puluhan.

Menjadi ketua RT juga tidak didominasi kaum bapak. Para ibu pun tidak ketinggalan ikut aktif menjadi ketua RT. Sebagai contoh kecil, dua dari delapan ketua RT di seputar tempat tinggal saya adalah ibu-ibu muda. Mereka tak kalah rapi dalam bekerja dan tak kalah gesit dalam bekerja melayani warga.

Kelenturan dalam penentuan ketua RT membawa banyak manfaat. Setiap warga memiliki hak dan kewajiban yang sama, serta memiliki kesempatan yang sama pula.

Tiadanya perbedaan ini membawa dampak dalam kemajuan di lingkungan RT. Warga bahu-membahu memajukan lingkungan RT masing-masing.

Menjelang hari-hari besar kekompakan warga terlihat. Menjelang Hari Kemerdekaan misalnya, warga satu langkah dalam menghias lingkungannya. Menerapkan berbagai atribut berwarna merah-putih, sebagai pertanda hari kelahiran negeri tercinta.

Kekompakan tidak sebatas hal-hal yang bersifat seremonial, namun juga sisi sosial kemasyarakatan. Menghadapi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga kini, warga bergotong-royong membantu. Memberi bantuan tenaga dan bahan makanan bagi warga yang terpapar.

Beragam cara warga satu RT dalam memberi bantuan. Para ibu yang tergabung dalam kelompok Dasa Wisma memiliki tugas "merawat" warga yang terpapar. Memberi suplai bahan makanan dan menawarkan tenaga sekiranya diperlukan. Membelikan obat dan vitamin salah satu contohnya.

Masih berkaitan dengan pandemi virus Corona, warga secara rutin menyediakan beras untuk disumbangkan kepada kas RT. Setiap hari, petugas mengambil beras yang telah dikemas dalam kantong plastik, disimpan dalam gelas, atau digantungkan dalam kaleng bekas kemasan susu. 

Beras yang telah terkumpul selanjutnya dijual dan uangnya dijadikan tambahan dana untuk keperluan sosial. Warga RT yang memiliki kesulitan lantaran imbas dari pandemi dapat memanfaatkan dana dari beras kolektif ini.

Kepengurusan Rukun Tetangga (RT) walau cakupannya paling kecil, namun bersinggungan langsung dengan masyarakat. Organisasi RT menjadi pelaksana setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh organisasi-organisasi di atasnya. 

Mengingat peran pentingnya, menjadi pengurus RT memiliki kemuliaan yang sama dengan Pak RW, Pak Lurah, Pak Camat dan yang lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun