Mohon tunggu...
Iwan Setiawan
Iwan Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk Indonesia

Pustakawan, dan bergiat di pendidikan nonformal.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

"Mendadak Saudagar" Saat Lebaran Mendekat

7 Mei 2021   13:29 Diperbarui: 7 Mei 2021   13:32 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo: dokumen pribadi

Siang itu kendaraan kami tertahan di pintu masuk sebuah gedung perbelanjaan. Antrian mobil dan motor cukup panjang. Antrian yang mengular dari badan jalan sampai ke tempat parkir. Petugas parkir sibuk menahan dan meloloskan kendaraan. Asap kendaraan menyatu dengan udara siang yang panas.

Memasuki ruang belanja pergerakan kami begitu terbatas. Pengunjung berkeruman hampir merata di setiap sisi. Umumnya para pengunjung datang membawa anak-anak. Semua larut dalam keasyikan berbelanja. Ada yang memilih baju, ada yang mencocokannya dengan badan sang buah hati. Pelayan sibuk melayani, petugas keamanan mengawasi sambil membawa pistol pengukur suhu. Suara peringatan untuk mematuhi protokol kesehatan mengalun dari pelantang suara.

Begitulah suasana di gedung pusat perbelanjaan. Masyarakat datang dan pergi untuk berbelanja kebutuhan Hari Raya Lebaran. Berbelanja pakaian anak-anak menjadi hal yang penting, seolah wajib hukumnya. Kebutuhan lain menanti untuk dipenuhi. Inilah kemeriahan hari raya. Tak hanya anak-anak, seluruh lapisan masyarakat merasakan dan turut terlibat di dalamnya.

Photo: dokumen pribadi
Photo: dokumen pribadi
Belanja Bingkisan Lebaran

Ada satu tradisi hari raya yang disebut Parcel atau bingkisan Lebaran. Parcel diberikan oleh sebuah instansi kepada para pekerja, rekanan kerja atau kenalan lain. Parcel juga biasa dikirim oleh orang per orang. Atasan kepada bawahan atau sebaliknya. Parcel berkaitan dengan hubungan kerja yang telah terjalin.

Tetangga kami, umat non Muslim, biasa mengirim parcel setiap Lebaran tiba. Ia mengirimkan bucket bunga yang indah. Rangkaian bunga Anggrek aneka warna yang dikirimnya seperti menjadi ikon ruang tamu setiap Lebaran. Hal yang sama kami lakukan di hari raya mereka. Kami menghantar parcel ke kediaman mereka. Parcel kami berganti-ganti. Satu waktu kami mengirimkan bucket bunga yang indah. Di waktu yang lain, kami mengimkan bingkisan kue. Parcel membawa pesan toleransi antar umat beragama.

Begitu penting peran parcel di hari raya. Parcel membawa pesan luhur yang lebih berharga dari wujudnya yang sederhana. Karena itu, mempersiapkan parcel untuk diberikan kepada pihak pihak tertentu jadi hal rutin setap Lebaran. Suasana khas Lebaran tercipta, salah satunya dari kesibukan belanja, mengemas, hingga membagikan kemasan hadiah Lebaran tersebut.

Mendadak jadi Saudagar

Seorang keponakan menjadi kepala klinik pengobatan di sebuah desa. Ia memiliki staf yang membantunya sehari-hari. Setiap Lebaran ia mempersiapkan bingkisan bagi mereka. Kliniknya juga biasa membagikan hadiah Lebaran kepada warga di sekitar kinik . Banyak diantara mereka termasuk golongan ekonomi pra sejahtera.

Menjelang Lebaran tahun ini, keponakan tadi meminta saya menemaninya berbelanja untuk keperluan bingkisan tersebut. Kami pun meluncur dari rumah menuju grosir yang menyediakan barang-barang yang kami perlukan.

Tibalah kami di tempat tujuan. Sebuah bangunan yang tinggi dan sangat luas. Tumpukan dus beragam ukuran tersusun dalam rak-rak yang kokoh. Alat pengangkat barang yang disebut "forklift", lalu lalang di hadapan kami. Tempat ini lebih tepat disebut gudang sebetulnya. Namun kehadiran para pekerja berseragam merah cerah dan mesin penghitung belanjaan di meja kasir membuat "gudang" ini berasa toko.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun